Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-104)

VII. Nabi Ilyas, Ilyasa, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.

451
Lukisan tentang Zerubabel datang ke kota-kota menjelaskan rencana pembangunan kembali Yerusalem dan Bait EL Sulaiman. (Sumber: Israelmyglory.org)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Dalam sebuah prasasti di kota Susa, Darius membuat daftar kekayaan berupa kerajinan emas dari Mesir, batu-batuan dari Lydia, kayu-kayuan dari gandara (India) yang menunjukkan jangkuan wilyah kekuasaannya. Jika Nabi Danil pada masa tuanya merantau sampai ke Mesir maka ada kemungkinan meninggal di Alexandria.

Namun para ahli sejarah kebanyakan sepakat bahwa letak kubur Nabi Danil yang paling mendekati fakta sejarah adalah yang berada di kota Susa. Jika hal ini betul, maka setelah lama merantau Nabi Danil kembali lagi ke kota Susa.

Di Yerusalem, bertepatan dengan dua setengah tahun masa Darius menduduki tahta raja Persia, Zerubabel berencana membangun bait EL Sulaiman dengan mendatangkan orang Sidon dan Tirus untuk dipekerjakan sebagai tukang batu dan tukang kayu. Kayu aras di datangkannya dari Sidon.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-103)

Ketika rencana tersebut akan diumumkan, Nabi mereka tiba-tiba mencegahnya. Saat itu Nabi Bani Israel adalah Nabi Hagai yang baru saja mendapatkan firman Allah. Wahyu tersebut ditujukan kepada Zerubabel bin Sealtiel yang menjadi satrap Yerusalem dan imam besar mereka yaitu Yosua bin Yozadak.

Firman yang menjelaskan bahwa pembangunan Haekal Sulaiman belum waktunya untuk dilakukan karena kaum Yudea masih disibukkan membangun rumahnya sendiri sehingga melupakan pembangunan Haekal Sulaiman.

Kaum Yudea perlu terlebih dahulu diingatkan kembali dan disadarkan tentang kesalahan masa lalu yang diperbuatnya sehingga mendapatkan hukuman Allah yang membuat hidup mereka sengsara dan diperbudak di negeri orang.

Setelah Nabi Hagai menyampaikan firman yang diterima kepada kaum Yudea, maka mereka menjadi ketakutan atas kesalahannya dan mulai bersiap siap untuk mengumpulkan harta dan segala sesuatu yang diperlukan untuk membangun kembali Bait El mereka.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-102)

Zerubabel kemudian mendatangi kota kota tempat tinggal di wilayah kerajaan Israel dan Yudea untuk menjelaskan rencana pembangunan kota Yerusalem dan bait EL Sulaiman. Kitab Ezra 2 menceritakan, diperlukan waktu sekitar satu bulan Zerubabel berkeliling ke beberapa kota menjelaskan persiapan pembangunan kembali Yerusalem dan Haekal Sulaiman.

Setelah masyarakat Bani Israel siap, oleh Zerubabel bin Sealtiel, dikirimkanlah surat untuk memberikan laporan kepada Darius raja Persia, bahwa akan dimulai kembali pembangunan Haekal Sulaiman berada ditempatnya semula yang saat itu berupa onggokan batu. Kerajaan Persia mengirim Sesbazar untuk memberikan tanda dan pengesahan dimulainya pekerjaan pembangunan kembali Haekal Sulaiman.

Pada waktu peresmian pembangunan, para imam keturunan Lewi dari Bani Asaf dengan mengenakan pakaian imam Haekal Sulaiman, melakukan upacara dengan menyanyikan puji pujian dan syukur kepada Allah dan kemudian nafiri ditiup tanda pembangunan Haekal dimulai. Para imam dan tetua kaum yahudi yang pada masa mudanya melihat wujud Haekal Sulaiman sebelum dihancurkan menangis dengan keras karena kenangan atas Haekal.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-101)

Kitab Hagai 2 mengkisahkan, pada saat yang mengungkit ingatan akan kesedihan tersebut, kemudian majulah Nabi Hagai sebagai pemimpin pembangbunan kembali Haikal Sulaiman bersama Nabi Zakaria bin Berekya bin Ido meyampaikan nubuatnya:

Nabi Hagai mengatakan agar kaum Bani Israel jangan takut, karena Elloh telah berfirman:

“Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat. Aku akan menggoncangkan segala bangsa dengan datangnya HIMDA. Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan. KepunyaanKu lah perak dan kepunyaanKu lah Emas. Adapaun rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebih kemegahannya yang semula, dan ditempat ini Aku akan memberi damai sejahtera,” demikianlah Firman Allah semesta alam.

Nabi Zakaria bin Berekya bin Ido juga menyampaikan nubuat-nubuatnya tentang keselamatan bagi Israel, kedatangan Mesias yang lemah lembut menunggang keledai beban yang muda, busur perang akan dilenyapkan dan memberitakan kedamaian, pembebasan Israel dari kuasa kuasa asing, dan masih banyak lagi yang disampaikan Nabi Zakaria bin berekya bin Ido.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-100)

Usai Nabi Hagai dan Nabi Zakariya bin berekya bin Ido menyampaikan nubuwatnya yang sangat membesarkan hati masyarakat Yudea terebut, maka penduduk yang menyaksikan upacara tersebut bersorak sorai riuh sehingga menenggelamkan suara tangisan para imam. Pembangunan Haekal Sulaiman oleh Nabi Hagai dibuat berdasarkan kitab Nabi Yehezkiel, sehingga tidak terjadi perdebatan tentang bagimana harus dibangun.

Nubuwat Nabi Hagai yang menyebut nama Himda atau Himdat yang akan menggoncangkan segala bangsa yang akan menolong Bani Israel menegaskan tentang sosok manusia atau Barnasya yang dinubuwatkan oleh Nabi Danil.

Dengan demikian Himda adalah sosok yang akan mengakhiri dan membakar binatang ke empat yang dilihat oleh Nabi Danil dalam mimpinya. Sedang nubuwat Nabi Zakariya bin Berekya bin Ido menunjukkan keselamatan Bani Israel akan didahului oleh munculnya Mesiah yang lemah lembut yang datang dengan menunggang keledai, yang tidak memegang busur panah dan memberitakan kedamaian.

Pembangunan Haekal Sulaiman telah berjalan sekitar 20 tahun, namun belum selesai. Struktur bangunan terdiri dari batu-batu besar dan tebal yang tebalnya hampir setinggi anak menginjak remaja, yang dibentuk di tempat pengambilan batu dan kemudian diangkut dengan kereta yang ditarik oleh dua ekor lembu.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-99)

Bentuk dan struktur bangunan serta batu-batu besar pembentuk tembok Haekal Sulaiman,sepintas seperti akan menjadi bangunan benteng sehingga dicurigai oleh pengawas masyarakat yang diangkat oleh satrap yang bernama Tatnai yang bertanggung jawab atas wilayah Yerusalem dan Aram.

Dari laporan pengawasnya tersebut kemudian Tatnai datang ke Yerusalem, dan setelah melihat fisiknya, kemudian memerintahkan penghentian sementara pembangunan tersebut karena akan dibuatkan laporan kepada raja Darius.

Penghentian tersebut memunculkan kembali trauma dan kesedihan pada masyarakat Yudea di Yerusalem, bahwa mereka masih harus mengalami penderitaan panjang akibat perbuatan nenek moyangnya yang telah berbuat fasiq, musyriq dan murtad.

Mereka masih akan merasakan hidup dalam penindasan dan perbudakan oleh bangsa lain. Dalam keadaan yang penuh kesedihan itu Nabi Hagai dan Zakharia bin Berekya bin Ido kembali menghibur dengan mengulangi lagi nubuwatnya yang pernah disampaikan kepada masyarakat Yudea pada waktu 20 tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-98)

Ketika laporan itu sampai ke raja Darius, setelah membacanya, kemudian diperintahkan dilakukan penyelidikan di perbendaharaan negara di Babilonia dan di Ahmeta kota propinsi di wilayah Midia. Maka ditemukanlah dokumen tentang perintah raja Koresh II tentang pembangunan kembali Bait El Sulaiman.

Mungkin karena pegaruh persahabatannya dengan Nabi Danil, setelah membaca dokumen Koresh II, Darius memerintahkan semua aparat kerajaan di berbagai daerah dan semua bangsa tidak diperbolehkan mengganggu pembangunan kembali Haekal Suliaman.

Darius bahkan memerintahkan mengeluarkan biaya dari perbendaharaan negara untuk membantu pembangunannya dan untuk membeli binatang binatang kurban. Dalam perintah itu juga disertakan sangsi berupa hukuman berat bagi yang melanggar perintah itu yaitu dengan disula di tiang rumah dan rumah pelanggar perintah harus dirobohkan dan dihancurkan.

Tatnai juga diperintahkan untuk pergi menjauh dari Yerusalem setelah menyampaikan ketetapan raja kepada kaum Yudea. Setelah perintah Darius sampai ke Yerusalem maka bersoraklah kembali kaum Yudea dan melanjutkan pekerjaannya membangun kembali Haikal Sulaiman yang disemangati dan digerakkan oleh nubuwat Nabi Hagai dan Nabi Zakaria bin Berekya bin Ido.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here