Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-100)

VII. Nabi Ilyas, Ilyasa, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.

551
Lukisan tentang Chroesus Raja Lydia,ditawan oleh Koresh II (Koresh Agung atau Cyrus II). (Sumber: Istockphoto.com)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Orang-orang yang tetap setia pada Astyages dapat dikalahkan dan melarikan diri dari peperangan. Cyrus II dan Harpagus kemudian menuju Ekbatana. Astyages ditangkap, tidak dibunuh namun dipenjarakan oleh Cyrus II. Astyages yang menjadi raja selama tiga puluh lima tahun, kekuasaannya berakhir di penjara yang nyaman di kerajaannya sendiri hingga waktu meninggalnya.

Cyrus II tidak menganggap keberadaan perjanjian damai antara kerajaan Midia dan Lydia, dan kemudian menggerakkan pasukannya ke Lydia. Terjadi pertempuran di sungai Halys. Pasukan Lydia bergerak mundur dan raja Lydia, Croesus yang juga masih kakek paman Cyrus II, berniat meminta bantuan kepada raja Babilonia, namun gelagat itu sudah dapat dibaca oleh Cyrus II.

Croesus tidak mendapatkan kesempatan karena pasukannya dapat didesak terus hingga sampai di kota Sardis. Akhirnya Lydia jatuh, Croesus ditangkap dan ditahan sedang kota Sardis dijarah oleh pasukan Persia hingga akhirnya penjarahan dihentikan oleh Cyrus II.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-99)

Cyrus II adalah raja yang mampu menebarkan ketakutan luar biasa namun dia juga menunjukkan kedermawanan pada pasukannya yang tidak dimiliki raja-raja sebelumnya di kawasan tersebut. Mydia, Lydya termasuk Firgia telah menjadi bagian dari Persia.

Tetangganya di sebelah utara, Scythia mengawasinya dengan cermat setiap gerak Persia. Tetangganya sebelah barat, yaitu Khaldea yang wilayahnya meliputi bekas asyyur dan Semit Barat, juga mulai memperhatikannya. Sedang Mesir justru dalam posisi cukup jauh dari perubahan keseimbangan kawasan.

Di Babilonia yang sering terjadi kekacauan, akhirnya Amel Marduk dibunuh oleh komplotan iparnya yang kemudian menggantikannya menjadi raja. Namun iparnya hanya berkuasa sebentar kemudian meninggal dan tahtanya digantikan oleh anaknya yaitu Labashi Marduk yang masih muda.

Raja ini juga tidak sampai satu tahun berkuasa, karena dibunuh juga. Akhirnya kerajaan jatuh ke tangan perwira kepercayaan Nebukadnezar II yaitu Nabonidus yang pernah menjadi juru damai antara Midya dan Lydia.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-98)

Namun Nabonidus sudah cukup tua, kurang berenergi sehingga dia menunjuk anaknya yaitu Belsyazar untuk mewakilinya sebagai raja Khaldea, sedang dirinya justru menjauh dari kerajaan dengan menetap di wilayah arab yaitu di kota Tema, kota yang pernah ditaklukkannya sehingga kota tersebut masih dalam wilayah kerajaan Khaldea.

Mungkin juga karena Nabonidus sebenanya bukan seorang penyembah Marduk dewanya orang Babilonia saat itu, karena dirinya penyembah dewa yang lebih dahulu dikenal oleh orang Khaldea kuno yaitu dewa sin. Anaknya, Belsyazar adalah penyembah mardukh, sehingga hal tersebut tidak menimbulkan masalah dengan rakyat Babilonia. Surat menyuratnya dengan anaknya menunjukkan bahwa Nabonidus mengendalikan pemerintahan anaknya.

Kitab Nabi Daniel 5 mengisahkan, pada suatu malam, Belsyazar mengadakan pesta bersama para pejabatnya dengan istri dan gundiknya masing masing. Peralatan pesta menggunakan piring, gelas dan lainnya yang terbuat dari emas dan perak yang peralatan itu berasal dari Haekal Sulaiman. Di tengah tengah pesta memabukkan sedang berlangsung tiba tiba Belsyazar melihat bayangan punggung tangan yang menulis di tembok istananya. Esoknya, dirinya dipenuhi kegelisahan melihat tulisan di dinding tembok tersebut.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-97)

Kemudian dipanggilnya orang orang berilmu di Khaldea untuk membaca tulisan tersebut serta menjelaskan maksud tulisan tersebut. Namun orang-orang yang dipanggilnya tidak ada yang mengerti tulisan tersebut, sehingga semakin membuat Belsyazar semakin gelisah.

Namun kemudian diberi tahu istrinya, bahwa dahulu Nebukadnezar II mempunyai orang berilmu dan bijak di istana yang sering menjadi tempat bertanya raja tentang takwil mimpinya, yaitu Nabi Danil yang orang Khaldea memanggil dengan nama yang mirip dengan nama suaminya, yaitu Beltsazar.

Maka Belsyazar kemudian memerintahkan mencari dan memanggil Nabi Danil. Setelah dihadapannya, kemudian Belzyazar menunjukkan pada Beltsazar tulisan ditembok yang ditulis oleh bayangan punggung sebuah tangan.

Oleh Nabi Daniel dijelaskan bahwa Belsyazar telah membuat kesalahan karena dengan rasa sombong telah menggunakan peralatan Haekal Sulaiman, sedang peralatan tersebut digunakan untuk meninggikan nama Elloh tuhan Yang Maha Tinggi, tuhannya kaum yudea yang Maha Berkuasa yang memberikan kepada siapa saja orang yang diinginkannya untuk berkuasa di bumi dan juga mencabut kekuasaan siapa saja kekusaan orang di bumi dari kekuasannya. Lalu dibacanya tulisan tersebut yang berbunyi mene, tekel, ufarsin.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-96)

Mene artinya masa pemerintahan Belsyazar telah dihitung untuk diakhiri, Tekel artinya perbuatan Belsyazar telah ditimbang dengan neraca, dan didapatinya timbangannya ringan, ufarsin artinya kerajaan Khaldea akan dipecah dan akan dikuasai oleh orang Persia. Mendengar uraian Nabi Danil, Belsyazar menjadi terkesima dan berjanji akan merubah perbuatannya dan kepada Nabi Danil diberikan hadiah seperti yang telah dijanjikannya.

Pada suatu malam, pada masa pemerintahan Belsyazar, dalam tidurnya Nabi Danil mendapatkan penglihatan yang luar biasa dari mimpinya, yaitu : “ tampak keempat angin dari langit menderu nderu mengguncangkan laut besar, dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain.

Yang pertama rupanya seperti seekor singa dan mempunyai sayap burung rajawali, aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia. Binatang yang kedua, rupanya seperti beruang, ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya diantara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak banyak.

Binatang yang ketiga, rupanya seperti macan tutul ada empat sayap burung pada punggungnya, serta berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Binatang yang ke empat, yang menakutkan dan dahsyat, sangat kuat, bergigi dari besi, ia melahap dan meremukkan sedang sisanya diinjak injaknya dengan kakinya.

Ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu, bertanduk sepuluh, lalu tumbuh sebuah tanduk kecil lagi diantara tanduk tanduknya sehingga tiga dari tanduk tanduk yang dahulu itu tercabut dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong.

BERSAMBUNG

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here