Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-101)

VII. Nabi Ilyas, Ilyasa, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.

486
Lukisan tentang kota peninggalan Nebukadnezar II, kompleks istana yang dikenal dengan sebutan Menara Babilonia dan taman gantung serta kuil Mardukh yang di tengah-tengahnya mengalir sungai Tigris. (Sumber: istockphoto)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Dalam kelanjutan mimpinya, Nabi Danil melihat, nampak duduk Yang Lanjut Usia berpakaian putih seperti salju, rambutnya bersih seperti bulu domba, kursinya dari nyala api dengan roda rodanya dari api yang berkobar-kobar, sungai api mengalir di hadapannya, beribu-ribu melayani dia seribu kali, dan berlaksa-laksa dan selaksa kali berdiri di hadapannya. Di hadapannya, duduklah majelis pengadilan dan dibukalah kitab-kitab.

Kemudian datang anak manusia membunuh binatang-binatang itu. Kekuasaan binatang-binatang dicabut, jangka waktunya ditetapkan. Binatang yang tanduk kecilnya berkata sombong diserahkan kepada api yang membakar kekuasaannya.

Setelah itu, anak manusia itu tampak datang dengan awan dari langit menemui Yang Lanjut Usia, kemudian dibawa ke hadapan-Nya. Kemudian diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan sebagai raja. Maka orang-orang dari segala bangsa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya adalah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, kerajaanya adalah kerajaan yang tidak akan musnah.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-100)

Lalu didekati oleh Nabi Danil salah seorang yang berdiri disana, kuminta penjelasan tentang semua itu. Maka berkatalah ia kepadaku (Nabi Danil), binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada dibumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak injak dan meremukannya.

Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu. Kemunculannya adalah sesudah kerajaan tiga binatang itu kemudian muncul dia yang berbeda dengan raja raja terdahulu yang merendahkan tiga raja kerajaan (tiga binatang) sebelumnya. Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Maha Tinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Maha Tinggi, ia akan mengubah hukum.

Lalu Majelis Pengadilan akan duduk, dan kekuasaan akan dicabut dari padanya untuk dimusnahkan dan dihancurkan sampai lenyap. Pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran kerajaan kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan pada anak manusia pemimpin orang-orang yang kudus, umat Yang Maha Tinggi. Pemerintahannya akan kekal dan segala kekuasaan akan mengabdi patuh kepada mereka.

Nabi Danil bermimpi telah melihat nasib bangsanya yang dihancurkan empat kerajaan besar. Bangsanya (Bani Israel) ditaklukkan dan ditindas oleh empat kerajaan secara bergantian. Bahkan Elloh pun akan ditentang oleh raja setelah raja kesepuluh dari kerajaan keempat. Namun anak manusia (barnasya) pemimpin orang-orang kudus umat Yang Maha Tinggi mendapatkan pemerintahan, kekuasaan dan kerajaan yang akan datang menolong bangsanya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-99)

Di tempat lain, pada sekitar tahun 540 SM, Cyrus II mulai merasa semakin kuat. Dia mulai mengganggu wilayah Khaldea, sering terjadi perang kecil kecilan diperbatasan. Nabonidus di Tema telah dengan seksama memperhatikan perkembangan kerajaan Persia, ketika mendapatkan laporan tentang gangguan tersebut segera pulang ke Babilonia untuk mengambil alih kendali pasukan Babilonia.

Sampai di Babilonia Nabonidus langsung mendapatkan serangan dari Persia. Perang terjadi di Opis, dan pasukan Babilonia untuk pertama kalinya mengalami kekalahan dalam perangnya. Kekalahan yang mengejutkan Nabonidus yang kemudian memerintahkan pasukannya mundur ke Babilonia, dan bertahan di dalam kota Babilonia.

Benteng kota Babilonia di tengah-tengahnya dilewati sungai tigris, yang hal itu membuat kota Babilonia menjadi wilayah yang subur yang tidak akan kekurangan pangan. Koresh II memahami hal tersebut, bahwa mengepung Babilonia akan membutuhkan waktu berbulan bulan bahkan bertahun tahun dan pasukannya bisa tertimpa kelaparan.

Jalan satu-satunya untuk masuk kota Babilonia hanya melalui sungai yang mengalir dibawah tembok benteng. Menggunakan perahu untuk membawa pasukan bukan merupakan pilihan karena akan mudah diserang oleh pasukan Babilonia. Koresh II menemukan jalan keluar dengan membuat banyak cabang sungai agak ke hulu, untuk mengurangi debit air yang memasuki kota Babilonia. Ketika air dangkal, pasukannya akan masuk kota dengan diam-diam.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-98)

Sudah menjadi taqdir Babilonia, pada suatu malam Belsyazar kembali mengadakan pesta bersama ratusan pejabat, bangsawan dan bahkan dengan perwira pasukannya, sedang Nabonidus justru berada ditempat yang agak jauh dari istana.

Pada saat yang sama, Koresh II merintahkan membuka penutup bendungan untuk mengalirkan air sungai tigris ke banyak cabang sungai sehingga membuat permukaan air sungai Tigris turun dan memberi kesempatan pasukan khusus Persia memasuki kota Babilonia secara diam-diam. Ketika naik dari sungai pasukan tersebut bertingkah seperti pasukan Babilonia yang sedang mabuk.

Mereka bergerak ke istana dan sebagian ada yang kepintu benteng, membunuh penjaga pintu benteng kemudian membukanya. Dengan cepat pasukan Persia mengepung, melumpuhkan dan membunuh prajurit istana dan kemudian memasuki istana.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-97)

Belsyazar kaget karena tidak menduga namun sempat melarikan diri. Pagi hari kota Babilonia sudah dipenuhi pasukan Persia. Kota Babilonia jatuh. Pasukan Persia segera mengejar Belsyazar, dan dalam peperangan yang singkat Belsyazar dibunuh oleh pasukan Persia. Nabonidus juga dapat ditangkap dan dipenjara. Tahun 539 SM, kerajaan Khaldea jatuh. Khaldea menjadi kerajaan yang cepat kuat namun juga dengan cepat jatuh. Masa kerajaan Babilonia baru yang sangat singkat.

Koresh II datang dengan menampilkan dirinya sebagai utusan Dewa Mardukh yang mengusir dewa Sin, dewanya Nabonidus. Dihampirinya patung besar Dewa Mardukh dan kemudian tangannya menggapai tangan patung Dewa Mardukh, yang dengan demikian mengakui dan memberikan kehormatan pada rakyat Babilonia sebagai penyembah berhala mardukh yang sesembahannya telah dipulihkan.

Koresh II memberikan kesan bahwa Nebukadnezar yang membangun patung besar Dewa Mardukh adalah kakeknya, dan dirinya berhak mengklaim sebagai pewaris Babilonia. Namun demikian Koresh II tidak menjadikan Babilonia sebagai ibu kota Persia. Dia membangun kotanya sendiri yaitu di Pasargadae dan menempatkan orang sebagai wakilnya di Babilonia.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here