Maraknya Video Prank, Bukti Keringnya Nilai-Nilai Agama

650

Jakarta, Muslim Obsession – Akhir-akhir ini publik diramaikan dengan aksi para youtubers yang melakukan video prank atau video menjaili orang hanya untuk iseng-iseng, dengan tujuan videonya bisa menarik dan bisa ditonton banyak orang.

Sangat disayangkan, demi mengejar jumlah subscriber dan follower di akun medsosnya, para anak muda melakukan hal-hal yang melanggar norma-norma agama dengan menjaili orang.

Ada yang melakukan prank dengan menawarkan jutaan rupiah agar orang membatalkan puasanya, memberi bantuan makanan dalam kardus yang ternyata berisi sampah, dan shalat sambil berjoget.

Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung H Taufik Qurrohim menilai, fenomena seperti itu bukti bahwa generasi saat ini sangat kurang dibekali dengan nilai-nilai agama yang mengajarkan pada tata cara sopan santun.

“Saat ini orang tua juga lebih terkesan permisif, longgar terhadap anak-anaknya. Anak muda saat ini sering diberi ilmu namun kurang diberi siraman akhlak. Anak sekarang sering dipenuhi kebutuhan materi namun kebutuhan jiwanya tidak terperhatikan,” katanya belum lama ini.

Menurutnya, para generasi muda saat ini tahu dan bisa mengoperasikan teknologi canggih, namun banyak yang tidak tahu bagaimana menghormati orang tua. Otak mereka setiap hari dipenuhi dengan ilmu pengetahuan namun kering dan kosong ilmu ruhani dan nilai-nilai agama.

“Pendidikan agama diajarkan sebagai sebuah pengetahuan kognitif dan pilihan alternatif yang banyak dianggap tak penting. Mereka khawatir dengan masa depan kehidupan ekonomi anaknya. Padahal pendidikan agama justru menjadi yang utama,” katanya.

Menurutnya, anak yang terpengaruh oleh media sosial susah untuk diarahkan dan dimintai tolong. Orang tua yang tak terperdaya justru mudah disuruh mereka dan selalu membela anaknya walau mereka melakukan kesalahan yang mengakibatkan kerugian orang lain.

“Zaman pasti berubah namun pondasi agama yang mengakar tak boleh bergeser dan tercerabut dihantam perubahan zaman,” tegasnya.

Ia pun menghimbau kepada para orangtua untuk bisa mengawasi dan mendidiki anak-anaknya. Bila perlu mau mensekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren.

Pasalnya menurut Ketua MUI Pringsewu ini, di pesantren, para santri diajarkan sopan santun, etika, dan kebersihan hati dan jiwa yang langsung dipraktikkan dalam kehidupan.

Sikap hidup sederhana dan hidup dengan berpedoman pada agama juga diajarkan di pesantren. Ini akan menjadikan para generasi muda tidak terobsesi untuk menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan atau materi dunia.

“Kasus prank kardus sampah dan yang lainnya itu motifnya uang, materi dunia. Jadi tak patut untuk dilakukan. Jadi jauhi kegiatan-kegiatan seperti itu di tengah kondisi dan situasi sulit yang melanda masyarakat akibat Covid-19 saat ini,” imbaunya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here