Mahfud MD: Wahabi dan Salafi Tidak Cocok di Indonesia

752
Menko Polhukam Mahfud MD saat memberikan arahan pada pembukaan Muktamar IV Wahdah Islamiyah secara virtual, Ahad (19/12/2021).

Jakarta, Muslim Obsession – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai paham wahabi dan salafi tak cocok diterapkan di Indonesia. Karena tradisi Islam di Indonesia jauh berbeda dengan pemahaman Wahabi dan Salafi.

“Dibangun dengan wahabi salafi, enggak cocok di kita [Indonesia],” kata Mahfud dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah ‘Menjaga Kedaulatan NKRI’ pada Kamis (21/4/2024).

Mahfud tak membeberkan secara gamblang mengapa paham wahabi dan salafi tak cocok di Indonesia. Hanya saja, ia menyebut kerap kali paham wahabi dan salafi karep menyudutkan dan menyalahkan amaliah dari tradisi Islam di Indonesia.

“Mereka sering menyudutkan amaliah orang lain yang dianggap tak sesuai ajaran atau sunnah Rasul,” tuturnya.

Wahabi merupakan aliran dalam Islam yang ditujukan kepada pengikut Muhammad bin Abdul Wahab, yang berpegang teguh pada purifikasi atau pemulihan Islam ke bentuk asli sesuai teks Alquran dan Hadis.

Sementara Salafi pada zaman modern kerap dikaitkan dengan aliran pemikiran yang mencoba memurnikan kembali ajaran yang dibawa Rasulullah dan perintah Al-Quran secara literal dari berbagai hal yang bid’ah (tidak dilakukan Rasul), khurafat, dan syirik dalam Islam.

Salafi dan pengikut Muhammad bin Abdul Wahab berpegang pada mazhab Ahmad bin Hambal atau Hambali.

Terlepas dari itu, Mahfud juga mewanti-wanti kepada ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah jangan kehilangan masjid-masjid yang menjadi basis pergerakan dakwahnya. Terlebih lagi, saat ini muncul paham keagamaan tidak sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang dianut di Indonesia.

“Jangan sampai NU dan Muhammadiyah kehilangan masjid-masjid dan tempat peribadatan yang sudah kita bangun dengan wasatiyah Islami selama ini,” kata dia.

Selain Mahfud, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj juga sebelumnya menilai ajaran Wahabi merupakan pintu masuk terorisme. Ia pun meminta pemerintah membendung paham-paham ini.

Said melanjutkan, Wahabi memang tidak mengajarkan terorisme dan kekerasan. Namun, katanya, paham ini selalu menganggap orang yang memiliki pandangan berbeda sebagai kafir meski sesama muslim.

“Kalau kita benar-benar sepakat, benar-benar satu barisan ingin menghadapi, menghabiskan, menghabisi jaringan terorisme dan radikalisme, benihnya yang dihadapin, pintu masuknya yang harus kita habisin, apa? Wahabi! Ajaran Wahabi itu pintu masuknya terorisme,” kata Said dalam sebuah seminar virtual yang digelar 30 Maret 2021 lalu. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here