Kiai Said Sepakat dengan Jokowi, Indonesia Tolak Akui Negara Israel

405

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menyatakan, NU selalu bersikap tegas untuk menolak keberadaan Israel selama Palestina tak diakui sebagai sebuah negara.

Hal itu ia sampaikan usai berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo. Said mengatakan, pihaknya dan Jokowi punya pemikiran yang sama tentang konflik Palestina dan Israel. Keduanya memihak pada kemerdekaan Palestina.

“Selama Israel tidak mengakui negara Palestina, maka Indonesia tidak akan mengakui negara Israel secara politik,” kata Said di Istana Kepresidenan Jakarta, seperti dikutip dari rekaman suara yang diterima, Rabu (6/10).

Said menyampaikan PBNU dan Jokowi sejalan soal kemandirian bangsa. Mereka sependapat untuk tidak terpengaruh kepentingan luar, khususnya soal sikap terhadap Palestina-Israel.

Ia mencontohkan sikap tegas PBNU kepada Israel dua tahun lalu. Kala itu, PBNU menolak undangan Israel.

“NU ditawari berkunjung ke Israel, saya tolak. Selama Israel belum mengakui Palestina, saya tidak akan datang. Kalau sudah saling mengakui, ayo,” tutur Said.

Pertemuan Said dan Jokowi digelar di Istana Kepresidenan Jakarta. Said berniat melaporkan rencana PBNU mengadakan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung.

Pada pertemuan itu, keduanya juga membahas banyak hal. Mereka membahas pandemi Covid-19, pembangunan infrastruktur, hingga penanganan pandemi Covid-19.

Pada Minggu (3/10) malam, Presiden Palestina Mahmoud Abbas sempat menggelar pertemuan dengan Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz di Ramallah, Tepi Barat. Pertemuan keduanya dinilai menjadi pertanda perbaikan hubungan antara Palestina dan Israel.

Abbas menginginkan pembentukan negara Palestina dengan wilayah meliputi Tepi Bara, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur. Wilayah itu dicaplok Israel sejak Perang Enam Hari pada 1967 silam. Horowitz juga mengunggah foto pertemuan dia dan Abbas di Twitter.

“Kami berbagi misi: untuk menjaga harapan perdamaian dalam kerangka solusi dua negara,” tulis Horowitz. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here