Khutbah Jumat: Menjaga Ukhuwah Islamiyah

494

Oleh: Abdan Syakura (Aktivis Al-Mahsyar)

KHUTBAH I

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَابِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أما بعد

أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ الْكِرَام أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله تعلى في القرآن الكريم: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..

Mengawali khutbah Jumat di siang hari ini, marilah kita senantiasa mengingat akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah Swt., untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan dan ketaatan.

Ucapan shalawat dan salam marilah senantiasa kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang memiliki hak syafaat bagi umatnya. Seraya berharap, kita juga menjadi bagian dari umat beliau yang mendapatkan syafaat itu di akhirat kelak. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Pada kesempatan ini khatib berwasiat untuk diri pribadi dan mengajak kepada seluruh jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Takwa menjadi bagian terpenting bagi kita dalam mengarungi kehidupan di muka bumi ini. Karena dengan takwa kita dapat meniti kehidupan yang fana ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah Allah tetapkan, sehingga kita mendapatkan pertolongan dan kasih sayang-Nya. Takwa juga merupakan bekal terbaik bagi setiap kita untuk menggapai kebahagiaan yang abadi kelak.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..

Beberapa waktu ke depan, rakyat Indonesia akan melaksanakan Pesta Demokrasi pada Pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024. Sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022, rakyat Indonesia akan memilih Presiden dan Wakil Presiden yang akan memimpin negara ini untuk 5 tahun ke depan.

Kendati demikian, suhu politik jelang Pemilu sudah terasa panas jauh-jauh hari. Para pendukung Capres-Cawapres kerap terlibat dalam perdebatan, baik di dunia nyata maupun media sosial. Debat Capres yang dilaksanakan berjilid-jilid tidak hanya dijadikan ajang pamer visi dan misi, melainkan juga sering dijadikan alasan untuk saling mencaci-maki oleh para pendukungnya.

Walhasil, mudah sekali sekelompok orang membuka aib yang tidak sepaham dengannya, melempar tudingan, mencari-cari kesalahan orang lain, menyebarluaskannya dan bahkan mengarah kepada fitnah dan kebohongan.

Jika dibiarkan, perilaku ini dikhawatirkan bisa memecah belah persaudaraan, merusak hubungan antar-tetangga, antar-teman, antar-jamaah. Padahal, pada prinsipnya Pemilu tidak boleh merusak persatuan, persaudaraan, dan kerukunan di antara sesama muslim dan anak bangsa.

 

Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah…

Islam tentu membenci perilaku negatif seperti itu. Sebaliknya, Islam justru mengajarkan pentingnya ukhuwah Islamiyah, menjaga persaudaraan sesama muslim. Tugas kita pada Pemilu 2024 adalah menunaikan kewajiban sebagai warga negara yang baik, yakni memilih Presiden dan Wakil Presiden yang kita nilai ideal untuk memimpin negara ini.

Ideal untuk menjadi nahkoda bagi negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, bahkan muslim terbesar di dunia.

Sekali lagi, Islam menjunjung tinggi ukhuwah, persaudaraan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam firman-Nya:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat [49]: 10)

Berdasarkan ayat tersebut dikatakan bahwa hanya orang-orang yang beriman saja yang bersaudara. Artinya, dengan keimanan dalam dada mereka, mereka saling terpaut dan saling berpegang teguh pada tali agama Allah, tidak untuk bercerai berai.

Prof. Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Wajiz menjelaskan: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu saling bersaudara dalam agama dan akidah. Maka berdamailah dengan saudara kalian saat terjadi perselisihan dan pertentangan. Bertakwalah kepada Allah saat terjadi perselisihan tentang hukum-hukumNya dan berlakulah sebagai penengah, supaya kalian dirahmati dan ditolongNya dalam menciptakan perdamaian, sebagai hasil dari ketakwaan kalian.”

 

Ma’aasyiral Muslimin Rahimakumullah…

Ukhuwah adalah ikatan persaudaraan paling kuat dan paling abadi. Ukhuwah islamiah melampaui sekat geografis, melampaui kesukuan, provinsi bahkan batas negara. Ukhuwah islamiah tidak mengenal kasta, tak memandang rupa, bukan warna kulit yang menjadikan mulia.

Ukhuwah Islamiyah semata-mata memandang manusia hanya karena kesamaan iman, disatukan kalimat Allah yang Maha Tinggi, disucikan dari ambisi duniawi; semua bersatu sebagaimana Allah perintahkan dari dunia sampai akhirat.

Ukhuwah Islamiyah lebih kuat dari persaudaraan sedarah. Karena sekalipun sedarah, jika sudah beda illah maka putus sudah persaudaraan. Ia lebih kuat dari persaudaraan apa pun, ia lebih mulia dari ikatan apa pun karena ia diikat dengan perintah Allah Azza wa Jalla.

Di dalam QS. Ali Imran ayat 103 Allah berfirman:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِه اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِه لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah kamu akan nikmat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah akan mempersatukan kamu lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Perbedaan dalam kehidupan adalah keniscayaan. Namun perbedaan janganlah dijadikan alasan untuk berkonflik. Perbedaan harus dikelola dengan baik, sehingga diperlukan sikap-sikap muttaqin, seperti yang ciri-cirinya dijelaskan Allah Ta’ala dalam QS. Ali Imran ayat 134:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

 

Ma’aasyiral Muslimin Rahimakumullah…

Sudah sepatutnya kita saling bersinergi, menjaga, menghormati, dan memuliakan satu sama lain agar dapat menjalani hidup dengan penuh damai. Dalam hal ini, menjaga ukhuwah Islamiyah adalah kuncinya.

Biarlah Pemilu berjalan di atas track sewajarnya. Fokus pada pilihan terbaik menurut kita, sambil terus bermunajat dengan berdoa kepada Allah Ta’ala agar bangsa kita diberikan pemimpin yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang baik, memilki visi seorang negarawan sekaligus shalih spiritualitas individu dan sosialnya.

Kita sebagai umat Islam jangan mau diadu domba, dipecah belah. Sebaliknya, kita harus senantiasa menjaga dan meningkatkan ukhuwah islamiyah kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apapun juga. Karena orang beriman adalah mereka yang senantiasa saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi.

Inilah gambaran orang beriman, seperti yang disampaikan Rasulullah SAW:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya),” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586).

*****

Demikian khutbah Jumat yang singkat ini. Semoga Pemilu 2024 dapat kita laksanakan dengan baik. Bukan jadi ajang untuk saling mencaci, tapi saling mengasihi sehingga ukhuwah Islamiyah di antara kita semakin erat dan kuat.

Kita juga tentu berharap agar Allah ‘Azza wa Jalla menganugerahi kita para pemimpin bangsa yang muttaqin, yang mampu meneladani betul karakter dan pola kepemimpinan Rasulullah Saw. sehingga Indonesia menjadi bangsa yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

KHUTBAH II

 اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ

فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

*****

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here