Dekade Delapan dan Pohon Gharqad

Sebuah Misteri Pesimistis dan Optimistis Kaum Yahudi.

357

Oleh: Sulaeman Jajuli

Gegap gempita dan genderang nyaring suara dunia, kini elan vitalnya nyaris kehilangan darah, apakah sudah mentok (kehabisan ikhtiar) atau sudah dianggap, bahwa kebrutalan Zionis Israel adalah sebuah fenomena lumrah yang mesti dimaklumi (yang sudah dimaklumi biasanya watak orang gila kan?).

Wujudnya, mereka (Zionis Israel) semakin bebas membabi buta melakukan operasi genosida terhadap bangsa Palestina.

Namun (boleh dikata) kini ada sebuah fenomena yang cukup luar biasa. Kaum cendikia (baca: Mahasiswa), lebih khusus yang studi di Amerika, mereka lebih fokus pada pencapaian ghirah akademis, ketimbang tergoda bicara soal eskalasi ketegangan dunia. Namun, nurani mereka kini terpanggil untuk bicara soal nasib kemanusiaan di Palestina.

Lapangan rumput nan hijau di tengah kampus Universitas Columbia di Manhattan, New York, yang biasanya akrab dengan sorai cengkrama para mahasiswa atau melahap aneka buku ilmiah, kini mendadak sontak berubah.

Beberapa pekan terakhir, Buttler Lawn menjadi episentrum aksi demonstrasi. Aksi demontrasi tersebut, bahkan sudah menjalar ke kampus-kampus elit lain dan diikuti di berbagai daerah.

Eskalasi berawal pada Kamis, 18 April silam, ketika Rektor Columbia Nemat Minouche Shafik mendatangkan pasukan anti huru-hara kepolisian New York untuk membubarkan paksa “Kampung Tenda” yang didirikan para demonstran. Buntutnya, polisi menahan lebih dari 100 mahasiswa.

Aksi demo para mahasiswa AS, menuntut gencatan senjata permanen di Jalur Gaza. Mereka memprotes, betapa tinggi angka korban sipil Palestina akibat gempuran militer Israel di Jalur Gaza.

Menurut kementerian kesehatan di bawah Hamas di Gaza, angka korban jiwa mencapai 34.000 orang. UNICEF, sebagai lembaga penyuplai dana darurat anak internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa, melaporkan, dari jumlah tersebut, 13.000 di antaranya adalah anak-anak.

Tidak hanya para mahasiswa, Senin (22/4) ratusan pegawai Universitas melakukan aksi walk-out sebagai bentuk solidaritas terhadap protes mereka. Buntutnya, manajemen Universitas mengumumkan, separuh kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan secara virtual hingga akhir tahun ajaran.

Dekade Delapan: Misteri Pesimistis Yahudi

Namun, apapun yang terjadi, bola sejarah pada gilirannya nanti akan berhenti pada satu nuktah perhitungan pasti, bahwa bangsa Israel akan mengalami kehancuran. Fenomena awalnya, kini tengah menggeliat, dimana mereka dilanda ketakutan akan kutukan “Dekade Delapan”.

Ketakutan tersebut, tidak kurang dirasakan oleh seorang Ehud Barak, mantan Perdana Menteri (1999-2001) dan Menteri Pertahanan Israel (2007-2013). Dilansir dari “Yedioth Ahronoth”, ia mengatakan: “Sepanjang sejarah Yahudi, orang-orang Yahudi tidak memiliki negara selama lebih dari 80 tahun kecuali dalam dua periode, yaitu periode Raja Daud dan periode Hasmonean. Kedua periode tersebut, awal disintegrasinya ditandai pada “Dekade Delapan.”

Atas dasar realitas fakta dan data sejarah pula, bahwa kutukan “Dekade Delapan”, sebelumnya pernah menimpa berbagai negara. Terjadi perang saudara di Amerika, Fasis di Italia, Nazi di Jerman dan revolusi komunis di Uni Soviet, kehancuran mereka terjadi pada Dekade Delapan.

Negara Yahudi Israel berdiri pada tanggal 14 Mei 1948. Jadi usianya sekarang sudah 76 (tujuh puluh enam) tahun. Jeda waktu tersisa untuk memasuki Dekade Delapan (80 tahun) berarti tinggal 4 (empat) tahun lagi. Bisa jadi, di situ letak titik berangkat kepercayaan mereka.

Karena faktor ketakutan (mungkin), kenapa Zionis Israel sekarang begitu gencar melancarkan serangan nyaris ke berbagai arah di Palestina. Semoga saja kutukan Dekade Delapan tersebut menjadi kenyataan

Pohon Gharqad: Misteri Optimistis Yahudi.

Berkait dengan deskripsi di atas, mengemuka jargon Al-Gharqad: الغرقد مالغرقد وما ادراك ماالغرقد, “Gharqad, apa itu Gharqad dan tahukah Anda, apa itu Gharqad?’ Bicara Gharqad, identifikasi juntrungnya, banyak dikupas para ahli tumbuhan (botanis) terutama.

Namun untuk menukik pada sentuhan dimensi spiritualtas, penulis turunkan dua pendapat ulama ternama, yaitu al-Nawawi dan al-Qurthubi.

قال النووى رحمه الله: الغرقد نوع من شجر الشوك معروف ببيت المقدس. وقال القرطبى رحمه الله: والعوسج اذا عظم يقال له الغرقد

“Al-Nawawi-semoga Allah merahmatinya-, berkata, “Gharqad adalah sejenis pohon berduri yang terkenal (tumbuh) di seputar Baitu al-Maqdis. Sementara versi al-Qurthubi-semoga Allah merahmatinya-ia pohon berduri yang apabila sudah besar disebut Gharqad”.

Dipotret dari wujud tampangnya, Gharqad, sesungguhnya tidak lebih hanya berupa pohon konvensional biasa, hanya saja berciri khas berduri dan versi al-Nawawi ia banyak tumbuh dan berkembang di seputar Baitu al-Maqdis.

Namun kenapa ia menyulap dirinya hingga bernilai spesifik dan memiliki postur misteri tersendiri yang berbeda dengan pohon pada umumnya? Jawabannya, karena ada pernyataan Rasul saw. yang termuat dalam hadis riwayat al-Bukhari dari Abi Hurairah

 لاتقوم الساعة حتى يقاتل المسلمون اليهود فيقتله المسلمون حتى يختبىء اليهود من وراء الحجر والشجر فيقول الحجر أو الشجر : يامسلم يا عبد الله هذا يهود خلفى فتعال فاقتله إلا الغرقد فإنه من شجر اليهود

“Kiamat tidak akan terjadi, kecuali pasukan muslim berhasil menumpas kaum Yahudi. Hingga mereka ketakutan, ada yang bersembunyi di balik batu dan ada pula di balik pohon. Kemudian batu atau pohon tersebut berkata, “Hai orang muslim, hai hamba Allah, di belakangku ada orang Yahudi, ke sini kamu dan bunuhlah dia. Kecuali “al-Gharqad”, ia adalah jenis pohon Yahudi. ”

Saking betapa brutal dan biadabnya Yahudi, jangankan manusia, hata pohon dan batu sekalipun ikut-ikutan mengutuk. Bahkan ketika Yahudi bersembunyi di balik mereka, mereka memberitahukan kepada pasukan muslim supaya dia dihabisi. Hanya satu pohon yang memilih abstain, yaitu “Gharqad”.

Justru dia melindungi mereka. Oleh karena itu, pohon tersebut dipercaya oleh kaum Yahudi sebagai “pohon penyelamat”. Makanya, tidak asing andai Gharqad, kerap akrab dengan julukan “Pohon Yahudi”, (شجر اليهود).

Kampanye Menanam Pohon Gharqad

Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, dua penulis buku “The Road to Martyrs Square: A Journey into the World of the Suicide Bomber”, pernah melakukan studi langsung ke Palestina dan Israel untuk menelusuri keberadaan pohon Gharqad.

Ketika mereka menanyakan ihwal pohon tersebut kepada orang-orang Yahudi Israel, konon mereka tidak menjawab secara lisan langsung, “hanya dengan tersenyum dan tatapan serius”. Ini menunjukkan, bahwa pohon tersebut, bagi mereka sangat berarti.

اليهود يصدقون بحديث الرسول محمد عن أن شجر الغرقد هو الذى سيحمى اليهود فى حرب مع المسلمين

“Orang-orang Yahudi, percaya akan hadis Rasul Muhammad saw., bahwa Gharqad adalah pohon yang menjadi pelindung Yahudi ketika mereka berperang melawan pasukan muslim”.

Konon, pemerintah Israel, saat ini sedang menggalakkan penanaman pohon Gharqad karena diyakini sebagai basis perlindungan mereka. Penanamannya, sudah dimulai di hutan Yerusalem dan dikembangkan di 5 lokasi. Utamanya di Gunung Hermon telah ditanami sebanyak 900 pohon. Bahkan, pada tahun 2030 targetnya menanam 5 juta pohon.

Sinyalemen yang sodorkan Rasul saw. di atas, apakah Gharqad dalam Konteks bermakna “majazi” (simbolistik ), atau “hakiki” (faktual-sebenarnya- ) ?” Pada tataran konotasi “majazi” (simbolistik ), bahwa “Gharqad”, adalah tanaman “berduri”, bisa jadi yang maksud, adalah negara-negara yang memiliki basis kekuatan militer seperti Amerika, Inggris, Prancis dan yang lainnya yang menjadi pendukung dan pelindung Zionis Israel.

Sementara, andai berkonotasi “hakiki”, “Gharqad yang dimaksud, adalah pohon yang sebenarnya. Singkatnya, Allah maha kuasa menghadirkan aneka teori, baik berupa ” faktual” (hakiki), maupun “simbolistik”, (majazi).

Adapun muara alur finalisasinya, tergantung pada energi kecerdasan pemahaman kita masing-masing. Hanya saja Allah punya rumus tersendiri, bahwa Dia tidak akan melupakan (membiarkan) apa yang kalian lakukan : وماالله بغافل عما تعملون . Wahai bangsa Yahudi Israel yang terkutuk, adzab Allah segera memporak-porandakan kalian karena atas ulah kedzaliman yang telah Jo kalian lakukan.

اللهم العن واهلك اليهود لأنهم عدو الله وعدو المسلمين

Wallahu A’lam bi al-Shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here