Gandeng Astra Internasional, Kemenpar Beri Pelatihan Homestay Desa Wisata di Pulau Pramuka

1715
Pulau Pramuka
Salah satu pemandangan eksotis di Pulau Pramuka. (Foto: pulau-pramuka.com)

Jakarta, Muslim Obsession – Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menempatkan pariwisata sebagai salah satu program unggulan. Tak salah, karena Indonesia menjadi salah satu destinasi wisata yang paling menarik perhatian wisatawan mancanegara (wisman).

Sektor pariwisata diyakini memiliki peluang besar untuk meraup devisa. Pemerintah menargetkan 18 juta wisman mengunjungi Indonesia pada 2019 dengan nilai devisa sebesar 16,11 miliar dolar AS.

Untuk mencapai target tersebut pemerintah melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) gencar mempromosikan objek-objek wisata unggulan di tanah air. Juga mempromosikan event-event kesenian, kebudayaan, olahraga, dan lain sebagainya.

Selain itu Kemenpar pun menyelenggarakan pelatihan untuk pegiat homestay desa wisata. Tujuannya  adalah untuk memberikan pelayanan dengan standar internasional kepada wisatawan.

Salah satu di antaranya adalah Kemenpar menggandeng Astra Internasional memberikan pelatihan homestay desa wisata di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

sialisasi dan pelatihan homestay desa wisata di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Jumat (14/6/2019). (Foto: Kemenpar)

Wakil Ketua I Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenpar Alicia Tiffany Beandda mengatakan, Indonesia memiliki potensi keberagaman hunian yang lebih banyak dibandingkan negara ASEAN lainnya yang dapat menjadi aset pariwisata.

“Bangunan di Indonesia beragam bentuknya. Ini potensi. Bangunan dapat disesuaikan dengan kondisi geografis dan iklim lingkungan di sekitar. Dalam hal ini rumah yang berada di pinggir pantai harus disesuaikan jaraknya dengan bibir pantai, pemilihan material bangunan harus sesuai agar tidak mudah korosi atau berkarat. Selain itu pemilihan warna cat rumah juga harus disesuaikan dengan suasana alam di sekitarnya,” ujar Alicia saat sosialisasi dan pelatihan homestay desa wisata di Pulau Pramuka, seperti dikutip dari keterangan tertulis Kemenpar, Senin (17/6),

Pada kesempatan itu Alicia juga menjelaskan, selain mempertahankan identitas setempat, homestay desa wisata diarahkan dapat memberikan pengalaman berbeda yang tidak ditemukan di hotel atau penginapan lain.

Melalui program ini diharapkan wisatawan tidak hanya menginap, namun juga lebih mengenal masyarakat dengan ikut melakukan kegiatan yang biasa dilakukan warga setempat sehari-hari.

“Homestay harus punya kegiatan, selain jadi tempat menginap. Sebagai contoh pemilik homestay bisa membuat paket aktivitas di laut, seperti snorkeling. Makan ikan bersama pemilik homestay misalnya, menjadikan ada pengalaman tersendiri yang bisa dibawa pulang,” tandasnya.

Turut hadir dalam acara sosialisasi yaitu Kepala Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)  Pulau Pramuka, Lurah Kepulauan Panggang, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kepulauan Seribu. Secara simbolis, Kemenpar memberi dukungan dalam bentuk bantuan fasilitas meliputi sprei, sarung bantal-guling, handuk, dan selimut untuk menunjang keperluan homestay.

Tidak hanya itu, sebagai bahan edukasi, Tim Percepatan Homestay Desa Wisata juga memberikan Buku Panduan Homestay kepada Disparbud dan Pokdarwis di Pulau Pramuka yang mengacu pada standar ASEAN.

Ketua Tim Percepatan Homestay Desa Wisata Anneke Prasyanti menjelaskan, panduan terus diperbarui dengan informasi-informasi yang dapat menjadikan buku semakin lengkap. Khususnya mengenai regulasi perundangan yang melingkupinya. (arh)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here