Yaman, Muslim Obsession – Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan bahwa pihaknya telah memulai penangguhan sebagian bantuan di Yaman, mengutip kegagalan untuk mencapai kesepakatan dengan Houthi yang selaras dengan Iran mengenai kontrol untuk mencegah pengalihan makanan menjauh dari orang-orang yang rentan.
Badan PBB itu memberi makan lebih dari 10 juta orang sebulan di seluruh negara termiskin di Semenanjung Arab itu, yang berada dalam cengkeraman perang saudara empat tahun yang secara luas dipandang sebagai pertempuran proksi antara saingan regional Arab Saudi dan Iran.
Keputusan itu memengaruhi 850.000 orang di ibukota Sanaa, kata badan itu dalam sebuah pernyataan, tetapi program nutrisi untuk anak-anak yang kekurangan gizi, ibu hamil dan menyusui akan dipertahankan.
“Integritas operasi kami berada di bawah ancaman dan pertanggungjawaban kami kepada mereka yang kami bantu telah dirusak,” kata WFP, Kamis (20/6/2019) seraya menambahkan bahwa mereka akan terus mencari kerja sama dari pihak berwenang setempat dan siap untuk melanjutkan distribusi makanan setelah kesepakatan tercapai.
Langkah ini dihasilkan dari sengketa kontrol data biometrik antara WFP dan kelompok Houthi yang selaras dengan Iran, yang mengontrol ibukota Sanaa pada 2014 dari pemerintah yang didukung Saudi.
WFP menemukan pada bulan Desember 2018 bahwa sumbangan makanan di daerah Houthi secara sistematis dialihkan melalui mitra lokal yang terhubung dengan otoritas Houthi.
Houthi mengatakan WFP bersikeras mengendalikan data yang melanggar hukum Yaman. Kedua pihak dalam konflik empat tahun Yaman telah menggunakan akses ke bantuan dan makanan sebagai alat politik, memperburuk apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia di mana kolera telah membunuh ribuan orang.
Sistem biometrik – menggunakan pemindaian iris, sidik jari atau pengenalan wajah – sudah digunakan di area yang dikendalikan oleh pemerintah Yaman yang diakui secara internasional. (Vina)
