Pengusaha Muslimah Wajib Kuasai Literasi Digital

426
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi. (Foto: kemenag)

Jakarta, Muslim Obsession – Di era saat ini, para pengusaha Muslimah wajib menguasai literasi digital. Hal ini penting dilakukan agar para pengusaha Muslimah mampu bersaing dan mengembangkan usahanya.

Pesan ini disampaikan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi saat memberikan sambutan pada Workshop Muslimah Enterpreneur yang digelar secara daring oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Senin (30/8/2021).

“Pengusaha muslimah wajib menguasai literasi digital. Sudah bukan zamannya lagi menjalankan bisnis secara manual. Itu sudah ketinggalan zaman. Semua orang kini sudah beralih dari manual ke digital,” pesan Wamenag.

Kegiatan yang melibatkan banyak tokoh nasional tersebut mengangkat tema “Meningkatkan Kapasitas Entrepreneur di Kalangan Muslimah Sebagai Kontribusi Nyata Membangun Umat dan Bangsa”.

BACA JUGA: Wapres Apresiasi Zainut Tauhi Sa’adi yang Raih Doktor Politik Islam

Hadir sejumlah narasumber, di antaranya Nurhayati Subakat (Founder of Wardah Cosmetics), Elidawati Ali Oemar (Founder of Elzatta Hijab), Widjayanto (Direktur Operasi LinkAja), dan Siti Authira Lanacitra (Key Account Manager Lazada Amanah).

Wamenag menegaskan, penguasaan digital yang dimaksud dapat dilakukan dengan murah dan mudah. Bahkan saat ini semua orang bisa dan biasa menggunakannya.

“Gadget yang ada di tangan kita adalah modal penting membangun usaha,” jelas Wamenag.

Ia menyarankan, sebaiknya gadget tidak hanya digunakan sebagai sarana komunikasi dan informasi semata. Apalagi hanya digunakan untuk sekadar bermain game yang menghabiskan waktu.

BACA JUGA: Wamenag: Kiai Hafizh Utsman, Teladan Para Ulama

Menurutnya, gadget bisa dioptimalkan sebagai modal merintis dan membangun usaha digital.

“Sangat sederhana. Cobalah mulai mem-posting dan meng-endorse produk kita melalui status di media social. Mari gunakan media sosial untuk aktivitas produktif dan menguntungkan dengan memanfaatkannya untuk kemajuan bisnis kita,” tutur Zainut.

Peluang bisnis berbasis digital di Indonesia sangat besar. Menurut Global Web Index, papar Zainut, 96% pengguna internet Indonesia berusia antara 16 s/d 64 tahun yang mencari produk atau layanan secara online untuk dibeli.

Riset Janio menemukan, Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial untuk fashion. Karena selain jumlah penduduk muslim yang mencapai 227 juta, juga median age yang lebih muda, yaitu rata-rata 28,8. Berbeda dengan negara tetangga seperti Thailand dan China dengan median age di atas 38.

Selain itu 33,75% penduduk Indonesia masuk kelompok milenial di mana hampir 60% semua kebutuhan transaksinya dipenuhi secara online melalui beragam platform digital. Tingginya pengguna internet ini menjadikan Indonesia adalah salah satu pasar online terbesar di dunia.

Mengutip statista.com Zainut menjelaskan, pertumbuhan ecommerce Indonesia termasuk tinggi di Asia Tenggara. Pendapatan di pasar ecommerce diproyeksikan mencapai US$ 43 Miliar pada tahun 2021 dan naik menjadi US$ 63 Miliar tahun 2025.

Segmen pasar terbesar adalah fashion dengan proyeksi volume pasar sebesar US $13 Miliar tahun 2021, dengan sebagian besar pengguna ecommerce yang akan mencapai 221 juta pengguna pada 2025.

“Data-data di atas janganlah hanya jadi sekadar data dan angka. Seharusnya menjadi inspirasi dan informasi berharga guna menciptakan kreatifitas bisnis kita mengembangkan usaha,” tutur Zainut.

Ia menambahkan, kita semua harus memanfaatkan media digital secara kreatif dan produktif. Isi ruang di media digital untuk usaha dan bisnis sehingga lebih berkembang. Dengan demikian ruang digital tertutup dari peluang pihak lain melakukan narasi radikal dan anti-sistem. (arh)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here