Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-64)

VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haekal Sulaiman dan Pecahnya Kerajaan Israel.

431
Lukisan tentang Nathan Le Prophete Confronte David, Nabi Nathan mengingatkan kesalahan perbuatan Nabi Dawud. (Sumber: IStock)

Allah berfirman: “Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapatkan adzab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan”.

Dari ayat tersebut, Nabi Dawud telah memutus perkara dari dua orang yang datang kepadanya tersebut bahwa yang mempunyai sembilan puluh sembilan kambing betina telah berbuat zhalim karena mengambil kambing betina milik saudaranya yang hanya satu ekor. Kezhaliman orang kaya tersebut adalah telah mengambil harta orang miskin. Namun Nabi Dawud merasa dirinya telah melakukan hal yang serupa dari orang kaya tersebut dalam perkara yang lain, sehingga kemudian menyungkur sujud dan bertaubat kepada Allah, lalu Allah mengampuni kesalahannya.

Dari Kitab 2 Samuel 11, ditunjukkan perkara tersebut, yaitu perkara Nabi Dawud jatuh hati kepada Batsyeba binti Eliam istri Uria yang orang Hetsalah satu komandan perang Nabi Dawud. Uria adalah salah seorang kepala prajurit Nabi Dawud. Karena terdorong oleh nafsunya untuk mengambil Batsyeba sebagai istrinya, kemudian Nabi Dawud mengirim Uria dalam suatu perang yang berat dan memerintahkan panglima perangnya untuk menempatkan Uria dalam barisan depan yang berbahaya dengan maksud Uria terbunuh dalam perang di kota Raba, kotanya suku Amon.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-60)

Pada akhirnya Uria meninggal dalam peperangan tersebut. Setelah masa perkabungan Batsyeba selesai, Nabi Dawud kemudian mengambil Batsyeba sebagai istrinya. Dalam hal yang dikisahkan pada QS. Shad 22-26 tersebut, pada Kitab 2 Samuel 12, dikisahkan yang datang masuk menemui Nabi Dawud adalah Nabi Nathan yang waspada terhadap kesalahan Nabi Dawud.

Nabi tersebut datang mengingatkan secara tidak langsung dengan mengadukan perkara kambing betina dimana orang yang mempunyai kambing betina banyak mengambil kambing betina saudaranya yang hanya seekor dan pemilik kambing betina yang seekor itu tidak berdaya atas perbuatan saudaranya.

Sebagai seorang rasul, Nabi Dawud langsung tersentuh hatinya dan merasa tersindir atas perkara kambing itu dimana dirinya yang telah mempunyai istri banyak telah membuat Uria, seorang yang membantunya, yang tidak berdaya apabila berhadapan dengan dirinya, kemudian meninggal akibat perbuatannya. Setelah itu, Batsyeba istri Uria diambilnya menjadi istrinya. Atas sindiran itu Nabi Dawud menjadi sadar atas kesalahannya kemudian bertaubat memohon ampunan kepada Allah atas perbuatannya.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here