Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-12)

II. Nabi Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq.

392
Ilustrasi: Makkah atau Bakkah saat belum banyak penduduk. (Foto: madain project)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

B. Nabi Ibrahim dan Ismael

3. Perkawinan Nabi Ismael.

Sekitar 5 atau 6 tahun di Hebron, Nabi Ibrahim kembali Ke Bakkah. Namun ketika sampai di Bakkah, Nabi Ibrahim telah kehilangan Hajar karena telah meninggal. Selain itu,tidak dapat bertemu dengan Ismael karena sedang pergi dan baru mengetahui jika Nabi Ismael telah beristri.

Nabi Ibrahim yang tidak memperkenalkan dirinya ketika ditemui oleh istri anaknya. Istri Nabi Ismael kemudian langsung bercerita tentang kesulitan hidupnya dan ketidakpuasannya pada suaminya. Nabi Ibrahim kemudian langsung berpamitan pulang sambil menitipkan pesan untuk Nabi Ismael agar mengganti pintu dan pagar rumah.

Ketika Nabi Ismael pulang, langsung disongsong istrinya dan menceritakan adanya tamu yang mencari dirinya. Diceritakan ciri-ciri tamunya dan disampaikan pula pesan tamu tersebut. Nabi Ismael kemudian menerangkan bahwa tamu tersebut adalah bapaknya dan maksud pesannya adalah agar menceraikan istrinya.

Istri Nabi Ismael yang pertama ini adalah tipe istri yang tidak bersyukur dan suka membuka aib rumah tangga kepada orang lain. Setelah bercerai kemudian Nabi Ismael menikah lagi dengan putri kepala suku Jarhomit yang bernama Assayyidah binti Madad ibn Amr (Hadits Bukhari).

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-11)

Tidak beberapa lama kemudian Nabi Ibrahim datang kembali ke Bakkah. Namun tidak bertemu lagi dengan Nabi Ismael. Menantunya itu mempersilakannya masuk rumah dan membersihkan badan. Dalam perbincangan singkat sambil melepas lelah, menantunya bercerita bahwa dirinya sudah puas dan bersukur dengan rezeki Allah yang diperoleh Nabi Ismael dari hasil berburu dan minum air Zamzam.

Karena tidak mungkin tinggal di rumah Nabi Ismael, kemudian pamit pulang dengan menitip pesan. Kali ini pesannya adalah pintu rumah dan pagarnya tidak perlu diganti karena sudah baik. Ketika Nabi Ismael pulang, istrinya bercerita tentang tamunya. Nabi Ismael menjelaskan bahwa tamunya tersebut adalah bapaknya yang menyampaikan pesan bahwa bapaknya telah puas dengan istri Nabi Ismael (Hadits Bukhari).

Sekitar 3 atau 4 tahun kemudian, Nabi Ibrahim datang lagi ke Bakkah. Kali ini Nabi Ibrahim dapat bertemu dengan Nabi Ismael yang sedang duduk di bawah pohon dekat rumah dan sumur Zamzam. Dapat dibayangkan keduanya melepas rindu dengan berpelukan sambil meneteskan air mata.

Nabi Ismael kemudian mengajaknya ke rumah dan diperlihatkanlah anak-anaknya. Saat itu Nabi Ismael sudah punya 2 anak, yaitu Nabit atau Nabaiot dan Kedar atau Qaidar. Tentu Nabi Ibrahim sangat bersuka cita melihat kedua cucunya itu. Saat itu umur Nabi Ismael sekitar 24-25 tahun sedang putra Nabi Ibrahim dari Sarah, yaitu Ishaq berumur sekitar 10 tahun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here