Ketua MUI Sebut Guyonan Zulhas Kering dan Tak Lucu

645
KH. M. Cholil Nafis.

Jakarta, Muslim Obsession – Perkataan kontroversial Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) soal ucapan “amin” dan “tasyahud” menuai kritikan, meski dinilai sebagai guyonan atau candaan.

Seperti diketahui, beredar viral potongan video Zulhas yang melempar guyonan soal jamaah yang tidak mengucap amin dan telunjuk dua jari saat tasyahud dalam shalat karena saking cintanya pada Prabowo.

“Candaannya kering dan tak lucu. Mungkin bagi sebagian orang merasa agamanya dilecehkan. Tak pas disampaikan anda ituuuhhh,” tulis Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Cholil Nafis dalam cuitannya di akun X miliknya, mengritik pernyataan Zulkifli, Kamis (21/12/2023) pagi.

Kiai Cholil menyayangkan guyonan Zulhas dan menyarakankan agar Ketua Umum PAN itu mencari bahan humor yang lebih lucu.

“Pak @ZUL_Hasan cari candaan dan humor yg lucu aja daahh. Jangan nyerempet2 agama gitu ya,” tegas Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah tersebut.

Pada cuitan lanjutannya, Kiai Cholil mengajak masyarakat untuk berpolitik secara rasional dengan landasan tuntunan agama.

“Ayo berpolitik secara rasional dan landasannya adalah tuntunan agama. Bismillah. Bukan Politiknya yang kotor, tapi oknum yang mempolitisasi agamalah yang kotor,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam potongan video yang beredar luas di masyarakat, Zulhas diketahui melempar guyonan bahwa sekarang orang-orang bila shalat sudah tak lagi bilang ‘Amin’ setelah imam membaca surat Al-Fatihah.

“Saya keliling daerah, Pak Kiai. Sini aman, Jakarta nggak ada masalah, yang jauh-jauh ada lho yang berubah. Jadi kalau salat Maghrib baca, ‘waladholin… ‘, Al-Fatihah baca ‘waladholin..’ Ada yang diem sekarang, pak. Lho kok lain,” ujar Zulhas.

“Ada yang diem sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu,” imbuh Ketum PAN itu.

Adapun yang dimaksud Zulhas, kelanjutan surat Al-Fatihah itu seharusnya adalah “Amin” yang dibaca bersamaan imam dan makmumnya. Kemudian Zulhas juga mengatakan ada yang duduk tahiyat menunjuk menggunakan dua jari.

“Kalau tahiyatul akhir awalnya gini (menunjukan jari telunjuk), sekarang jadi gini (menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah),” ujar Zulhas. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here