Penghargaan
Segudang prestasi yang telah ditorehkan oleh Al-Biruni menjadikannya pantas untuk menyandang gelar sebagai ilmuwan Muslim terbesar sepanjang masa. Bahkan sebagian ahli di Barat sepakat untuk menyebut Al-Biruni sebagai ilmuwan terbesar yang pernah ada dalam sejarah dunia.
Penghargaan diberikan bukan saja karena penelitian-penelitiannya yang sangat cermat dan akurat, namun juga karena penguasaannya yang sangat mendalam terhadap berbagai disiplin ilmu secara komprehensif dan fakta bahwa al-Biruni telah meletakkan dasar bagi metode penelitian ilmiah yang tetap digunakan hingga lebih dari seribu tahun setelah masa kehidupannya.
Al-Biruni telah memberikan sumbangan multidimensi terhadap dunia sains. Karya-karya peninggalannya adalah bukti keluasan ilmunya terhadap berbagai disiplin ilmu sekaligus. Kitab At-Tafhim li Awa’il Shina’ah At-Tanjim, misalnya, dianggap sebagai karya yang mumpuni di bidang astronomi sekaligus juga sebagai karya besar yang paling terdahulu mengenai ilmu-ilmu matematika.
Selain mendapat pujian dari umat Islam, al-Biruni juga mendapatkan penghargaan yang tinggi oleh bangsa-bangsa Barat. Karya-karyanya melampaui Copernicus, Isaac Newton, dan para ahli Indologi yang berada ratusan tahun di depannya. Baik ulama maupun orientalis sama-sama memujinya.
Meskipun dipuji sebagai ahli perbandingan agama yang sangat objektif oleh Montgomery Watt dan Arthur Jeffery, Al-Biruni tak pernah menggadaikan keimannya. George Sarton dalam bukunya yang berjudul Introduction to the History of Science menyebut masa kehidupan Al-Biruni sebagai ‘era al-Biruni’ (The Time of Al-Biruni), sekedar untuk menunjukkan betapa besar dominasi Al-Biruni dalam khazanah keilmuan dunia pada masa itu.
Untuk mengenang al-Biruni, para ilmuwan astronomi memiliki caranya sendiri yang sangat unik. Pada tahun 1970, International Astronomical Union (IAU) menyematkan nama al-Biruni kepada salah satu kawah di bulan. Kawah yang memiliki diameter 77,05 km itu diberi nama Kawah Al-Biruni (The Al-Biruni Crater).
Al-Biruni wafat pada tanggal 3 Rajab 448 H / 13 Desember 1048 M di Kota Ghazna. Saat itu usianya tepat memasuki umur 75 tahun. Ilmuwan besar dari Turkmenistan ini meninggalkan sejumlah karya yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan. (Bal)