Diam itu Emas

711

Oleh: H. Winarto AR bin Darmoredjo (Majelis Dakwah Edwin Az-Zahra)

Benar kata Rasulullah SAW, sikap diam akan menyelamatkan kita dari kehancuran dan nestapa kehidupan. Bahkan, sikap diam menyiratkan tingkat kedalaman iman kita kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR Bukhari & Muslim).

BACA JUGA: Tragedi Buah Khuldi

***

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam,” (HR Bukhari).

Nilai penting dari pesan hadits ini tampak dari keterkaitannya dengan aspek keimanan yang disebut di pendahuluan. Lisan merupakan bagian vital yang jika disalahgunakan efeknya bisa lebih mengerikan daripada pedang.

BACA JUGA: Husnul Khatimah atau Khusnul Khatimah?

Karenanya, Nabi mewanti-wanti soal urgensi menjaga lisan dan menyodorkan dua pilihan saja: berkatalah yang baik atau diam saja.

Orang kulon bilang “diam itu emas”. Maksudnya juga kalau tak bisa berkata-kata baik lebih baik diam. Jangan mengumbar kata-kata termasuk di medsos yang isinya umpatan, cibiran dan ujaran-ujaran kebencian lainnya. Gunakan jari-jari kita melalui handphone untuk yang baik-baik dan memberi manfaat.

Salam silent is gold…

 


#Apakah engkau suka hatimu menjadi lembut dan mendapatkan hajatmu (keperluanmu)? Rahmatilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan kepadanya dari rezekimu, niscaya hatimu menjadi lembut dan niscaya kamu akan mendapatkan hajatmu.” (HR. ‘Abdurrazaq).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here