UNHCR Ucapkan Terima Kasih Kepada Indonesia dan Malaysia

793
Orang-orang perahu Rohingya terdampar di pantai dekat Geulumpang di kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, menunggu untuk diselamatkan pada 20 Mei 2015 (Photo: AFP)

Jakarta, Muslim Obsession – Badan Pengungsi PBB United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) berterima kasih kepada pihak berwenang Indonesia dan Malaysia.

Karena kedua negara tersebut sudah menyelamatkan dan menurunkan tiga kapal yang membawa total 140 pengungsi Rohingya, yang melarikan diri dari Myanmar melalui jalur laut pada April lalu.

Sejak awal krisis pengungsi Rohingya pada Agustus 2017, lebih dari 200 jiwa dinyatakan hilang di Teluk Benggala. Terutama di persimpangan Myanmar dan Bangladesh.

“Kami sangat mengapresiasi para nelayan dan pihak berwenang Indonesia yang telah memberikan bantuan penyelamatan kepada para pengungsi rohingya,” James Lynch, Perwakilan Regional dan Koordinator Regional UNHCR untuk Asia Tenggara.

UNHCR prihatin dengan laporan beberapa pengungsi. Mereka mengaku kapal mereka dicegat oleh pihak berwenang dan tidak menurunkan mereka di tempat aman terdekat.

“Praktik semacam itu tidak hanya membahayakan nyawa pengungsi, tetapi juga melanggar hukum maritim internasional. Maka, untuk mencegah kehilangan nyawa lebih lanjut, UNHCR menyerukan kepada semua pemerintah untuk menegakkan kewajiban maritim mereka,” katanya dalam rilis resmi yang dikeluarkan UNHCR, Rabu (2/5/2018).

Kapal pengungsi pertama mendarat di Langkawi, Malaysia, pada 3 April setelah sempat berhenti di Thailand selatan dan dikawal kembali ke laut oleh otoritas Thailand.

“Belum jelas apakah ini dilakukan atas kemauan sendiri para pengungsi atau tidak. Tercatat 56 pengungsi yang ada di kapal itu terdiri dari 18 wanita, 19 pria, dan 19 anak-anak, kini ditahan di Pusat Penahanan Imigrasi Belantik,” paparnya.

Perahu kedua diselamatkan oleh nelayan Indonesia dengan lima orang yang selamat yakni seorang wanita, dua pria, dan dua anak. Mereka dibawa ke pantai di Langsa, Indonesia, pada 6 April dan telah terdaftar di UNHCR.

Para korban mengatakan kepada UNHCR bahwa mereka dihadang oleh pihak berwenang Myanmar. Sebanyak 10 pengungsi lainnya meninggal atau hilang di laut. Sedangkan perahu ketiga membawa 79 pengungsi Rohingya, terdiri dari 12 wanita, 31 pria, dan 36 anak diselamatkan oleh nelayan Indonesia dan mendarat di Bireuen, Indonesia, pada 20 April lalu. (Vina)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here