Tolak Wajib Hijab, Wanita Pemberontak Dihukum Setahun Penjara

1111
Wanita penentang wajib hijab di Iran dijatuhi hukuman penjara (Foto: Al-Jazeera)

Tehran, Muslim Obsession – Seorang wanita yang memprotes hukum wajib hijab di Iran dengan melepas kerudung di depan umum pada tahun lalu, telah dijatuhi hukuman satu tahun penjara.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh pengacaranya, Ahad (14/4/2019). Ialah Vida Movahedi, wanita yang ditangkap pada Oktober lalu setelah melepaskan kerudung atau hijabnya di Lapangan Enghelab di Teheran.

Sang pengacara mengatakan bahwa Movahedi hanya sedang mengungkapkan pendapatnya dalam upaya protes sebagai warga sipil.

Konon, Movahedi pernah melakukan protes terhadap hukum di masa lalu. Pada bulan Desember 2017, dia berdiri di atas sebuah kotak pilar di Enghelab Avenue tanpa mantel panjang wajib dan mengangkat kerudung putih di atas tongkat, sebuah tindakan yang kemudian diikuti oleh wanita Iran di berbagai kota. Enghelab sendiri adalah salah satu daerah tersibuk di ibukota. 

Langkah Movahedi memicu protes serupa oleh wanita lain, termasuk beberapa di tempat yang sama, dan mereka segera mendapat pengakuan sebagai “Dokhtaran-e enghelab”, atau Girls of Revolution Street.

Seperti wanita lain yang mengikuti aksinya, dia ditangkap, tetapi dia hanya didenda karena protes pertamanya. Dalam kasus terakhirnya, dia telah menghabiskan lebih dari lima bulan di penjara meskipun dia memenuhi syarat untuk mendapatkan pengampunan dan hakim berjanji bahwa dia akan terlihat mendukung permintaan pembebasan bersyarat.

“Hakim itu sangat bersimpati pada kenyataan bahwa Ms Movahedi memiliki seorang putri berusia dua tahun dan bahwa dia tidak memiliki motif politik untuk tindakannya,” kata pengacara itu seperti dilansir Channel News Asia, Senin (15/4).

Diketahui, hakim telah mendesak Movahedi untuk membuat permintaan pembebasan bersyarat dan bahwa dia akan mengabulkannya begitu dia menerimanya. Namun rintangan birokrasi telah mencegah Movahedi mengirimkan permintaannya.

Movahedi telah berulang kali mengajukan permintaan pembebasan bersyarat secara tertulis, tetapi tidak satu pun dari surat-surat itu yang dikirim oleh Penjara Gharchak di mana dia dipenjara.

Saat ini, Movahedi juga dianggap memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari pengampunan massal, tetapi karena otoritas penjara belum memperbarui status hukumnya, dia tidak dapat menerimanya. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here