Tjahja Gunawan: Banyak Orang Ragu Informasi di Media

1503
Tjahja FORJIM
Pembina FORJIM, Tjahja Gunawan Diredja, tampil sebagai narasumber dalam Kajian Menulis di Masjid An-Nabawi, Tangerang, Ahad (8/10/2017).

Jakarta, MuslimObsession.com – Forum Jurnalis Muslim (FORJIM) bekerjasama dengan DKM Masjid An-Nabawi dan komunitas Bengkel Hati Al-Hidayah menggelar kajian menulis di Masjid An-Nabawi, Tangerang, Ahad (8/10/2017).

Tjahja Gunawan Diredja yang tampil sebagai narasumber mengatakan, saat ini masyarakat lebih banyak mengkonsumsi berita dan informasi. Oleh karenanya dalam penyajian berita dan informasi perlu proses cek dan ricek sehingga informasi itu memiliki kebenaran dan fakta yang dipertanggungjawabkan.

“Di era digital, masyarakat lebih banyak mengkonsumsi berita dan informasi. Sekarang itu banyak orang ragu dengan informasi yang diberitakan di media dan media sosial. Cek and ricek itu harus dilihat dulu dan informasi langsung,” ujar Tjahja yang juga merupakan Pembina FORJIM dan pemimpin redaksi AHAD.co.id tersebut.

Menurut Tjahja, patokan dunia menulis sebenarnya sangat sederhana. Yakni, harus ada subyek, predikat, dan obyek dalam penulisan. Selain itu harus memakai kata-kata yang baku, sehingga masyarakat dapat memahami informasi yang dipublikasikan.

“Menulis adalah memberitahu kepada yang lain. Misalnya soal Rohingya, PKI, dan sejarah. Sekarang kita perang di media sosial. Sejarah membuktikan bahwasanya PKI adalah komunis yang anti agama. Itu jelas. Jadi kita semua harus mengetahui sejarah dengan benar,” jelasnya.

Penulis Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong itu juga mengingatkan pentingnya aktualitas dalam menulis. Sementara keterampilan menulis, terang Tjahja, dapat diraih dengan sering berlatih dan sering-sering berkumpul bersama para penulis.

“Selain itu seorang penulis harus rajin membaca. Itu penting. Tulisan juga harus aktual, dibicarakan orang, dan viral. Dalam konteks Islam, tulisan harus sesuai dengan keislaman,” jelasnya.

Pada kesempatan itu Tjahja juga mengimbau agar masyarakat tidak membaca pemberitaan media-media mainstream yang informasinya pro penguasa dan hanya menerapkan sistem bisnis dan kapitalisme semata.

“Kita jangan membaca media mainstream yang pro penguasa semata. Apalagi saat ini informasi yang ada di media sosial begitu banyak dan cepat,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Bengkel Hati Syariful Alam memberikan apresiasi dengan digelarnya kajian menulis yang disampaikan Tjahja Gunawan Diredja. Menurutnya, kajian semacam ini dapat memberikan motivasi masyarakat untuk terus membaca dan menghasilkan karya tulis.

“Kajian ini memberikan inspirasi dalam menulis bagi peserta kajian. Menulis bisa mengasah otak dan mentransfer ilmu kepada publik. Ini penting untuk umat Islam. Apalagi Islam mengajarkan kita untuk terus belajar, menuntut ilmu, dan mengajarkan ilmu,” ucapnya.

Alam yang juga Ketua Divisi Keorganisasian dan Keanggotaan Forjim berharap kajian-kajian literasi seperti ini terus digalakkan sehingga umat Islam semakin mencintai ilmu dan terus belajar.

Menyinggung Lembaga Bengkel Hati yang dipimpinnya, Alam mengatakan bahwa lemabga tersebut merupakan suatu organisasi yang fokus dalam pembinaan kemasyarakatan, pelatihan bisnis, dan kajian Islam serta menggalakkan olahraga sunnah Rasulullah Saw. (Fath)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here