
Oleh:
Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)
B. Nabi Yusuf di Mesir 3. Hasrat Serong Zulaikha. Tiap hari melihat ketampanan dan kerja Yusuf yang cekatan membuat Zulaikha yang umurnya mungkin berselisih 10-15 tahun dengan umur Nabi Yusuf dan belum mempunyai anak pada akhirnya tidak mampu membendung hasratnya. Ia kemudian mencari cara agar Yusuf datang ke kamarnya. Ketika Yusuf dengan membawa hidangan telah masuk kamarnya, kemudian pintu kamar ditutup oleh Zulaikha, dan mulai merayu Yusuf. QS. Yusuf ayat 24 menjelaskan, Zulaikha telah berkehendak pada Yusuf, demikian pula Yusuf juga telah berkehendak pada Zulaikha. Namun Allah memalingkan Yusuf dari keburukan dan kekejian, sehingga Yusuf tersadar dan ketakutan lalu lari menuju pintu, namun Zulaikha mengejarnya kemudian menarik bagian belakang baju Yusuf hingga robek di bagian belakang. Tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat Putifar di depan pintu, lalu Zulaikha memfitnah Yusuf seolah Yusuf mau berbuat tidak senonoh terhadap dirinya. Tentu Yusuf menolak fitnah tersebut (QS. Yusuf: 25-26).
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-20) Sempat terjadi kebingungan mencari siapa yang bersalah. Namun seorang saksi dari keluarga Zulaikha mengatakan jika baju Yusuf yang robek ada di bagian belakang maka yang berniat buruk adalah Zulaikha, dan Putifar mengerti jika istrinya hendak memutar bailkkan fakta (QS. Yusuf: 27-28). Putifar kemudian meminta Yusuf melupakan peristiwa tersebut dan meminta istrinya agar bertobat meminta ampunan atas dosa yang telah diperbuatnya karena telah membuat kesalahan dan berusaha memfitnah orang yang tidak bersalah (QS. Yusuf: 29). Namun peristiwa tersebut sulit disembunyikan dan akhirnya cerita tentang Zulaikha yang berusaha merayu pelayannya untuk berbuat serong, tersebar di kalangan para wanita istana dan di kota. Zulaikha yang merasa dipermalukan ingin membalas para wanita di kotanya. Ia pun kemudian mengundang para wanita terpandang yang mempergunjingkannya itu ke rumahnya untuk dijamu. Dihidangkanlah buah buahan yang untuk memakan harus dikupas terlebih dahulu, sehingga setiap orang harus memegang pisau.
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-19) Ketika semua wanita sudah memegang pisau untuk mengupas, Yusuf diperintahkan keluar oleh Zulaikha dengan membawa hidangan lainnya. Ketika para wanita tersebut melihat Yusuf, semuanya terpesona sehingga kehilangan kesadaran sehingga tidak terasa melukai tangannya masing-masing. Ketika Yusuf menghilang dari ruangan, mereka baru tersadar bahwa tangan masing-masing telah berlumuran darah dan mereka menjadi terkejut. Kemudian Zulaikha mengatakan: “Itulah orangnya yang menyebabkan kalian mencelaku, dan sungguh aku telah menggodanya untuk menundukkan dirinya tetapi dia menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina,” (QS. Yusuf: 31-32). Zulaikha telah berusaha membela perilaku serongnya, dan mengatakan akan memenjarakan Yusuf sehingga menjadi orang yang hina karena menolak ajakannya. Namun Yusuf setelah peristiwa tersebut menjadi lebih ketakutan sehingga berdoa kepada Allah bahwa penjara adalah tempat yang lebih baik bagi dirinya dari pada mengikuti hasrat serong Zulaikha (QS. Yusuf: 33). Zulaikha akan memasukkan Yusuf ke penjara, karena sebagai budak, Yusuf seharusnya menuruti kemauannya. Yusuf juga ketakutan karena para wanita yang telah melihat dirinya bisa melakukan tipu daya untuk menjebak dirinya dan melakukan perbuatan sebagaimana perbuatan Zulaikha.
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-18) [caption id="attachment_75519" align="aligncenter" width="355"]

Ilustrasi: Yusuf menakwail mimpi dua temannya di penjara. (Foto: believetrust)[/caption]
4. Yusuf di Penjara. Doa Yusuf dikabulkan Allah, dan akhirnya Zulaikha dapat memenjarakan Yusuf (QS. Yusuf: 35). Zulaikha berharap Yusuf merasa tersiksa dipenjara sehingga dapat ditaklukkannya. Tidak lama setelah Yusuf masuk penjara, terdapat dua orang kepala pelayan istana yang masuk penjara, yang satu kepala pelayan minuman dan lainnya kepala pelayan makanan. Selama dipenjara, Yusuf dengan cepat memperoleh perhatian dari penghuni penjara. Perilakunya, kecakapan dan kebijakannya dapat menundukkan orang-orang di dalam penjara, sehingga kepala penjara banyak memberikan kepercayaan kepada Nabi Yusuf untuk mengurus penjara dan orang-orang yang sedang menjalani hukuman. Allah memberikannya ilmu dan kebijakan serta ilmu khusus, yaitu mentakwil mimpi. Seringkali yang disampaikannya kepada orang-orang yang dipenjara menjadi kenyataan, sehingga di penjara Nabi Yusuf dapat membawa banyak orang untuk mengikuti ajaran tauhid dan menyembah Allah.
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-17) Suatu saat dua kepala pelayan istana yang dipenjara mendatanginya dan menceritakan mimpinya untuk ditakwil. Nabi Yusuf bersedia mentakwilnya dengan syarat keduanya mau mengubah keimanannya (QS. Yusuf: 36-40). Setelah keduanya mengubah keimanannya, kemudian mimpi ditakwilnya, bahwa keduanya akan segera keluar dari penjara. Kepala pelayanan minuman akan kembali menjadi pelayan istana, sedang pelayanan makanan akan dihukum mati di tiang salib dengan kepala dipatuk patuk burung. Kepada yang akan dihukum mati, Nabi Yusuf mengatakan agar tidak bersedih hati, karena akan mati dalam keadaan beriman sehingga nantinya masuk surga. Sedang kepada yang jadi pelayan lagi, Nabi Yusuf berpesan agar menceritakan tentang dirinya kepada raja (QS. Yusuf: 41-42). Takwil mimpi itu segera menjadi kenyataan. Namun Nabi Yusuf berbuat kesalahan karena menggantungkan harapan hidupnya kepada orang lain agar dirinya dikeluarkan dari penjara. Yang kembali menjadi pelayan istana telah dilupakan oleh setan tentang pesan Nabi Yusuf sehingga tidak mencerikan ihwal Nabi Yusuf, dan akibatnya Nabi Yusuf harus berada di dalam penjara lebih lama lagi (QS. Yusuf: 42). Peristiwa yang dialami Nabi Yusuf di Mesir hingga masa di penjara sangat mungkin terjadi pada periode dua raja Mesir yang berbeda, yaitu pada masa akhir raja Amenemhet II (1926 SM-1895 SM) dan masa awal raja Senusret II (1895 SM-1878 SM) dimana Nabi Yusuf sudah berumur sekitar 35 tahun.
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-16)5. Nabi Yusuf keluar dari penjara dan membersihkan namanya. Pada suatu suatu malam, Raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina kurus serta melihat tujuh tangkai gandum yang hijau subur dimakan tujuh tangkai gandum yang kering (QS. Yusuf: 43). Raja Mesir yang bermimpi sangat mungkin adalah Senusret II (1895 SM-1878 SM), yang baru mengawali masa pemerintahannya. Raja Mesir setelah bermimpi aneh tersebut kemudian mengumpulkan semua imam kuil Amun untuk diminta menjelaskan makna mimpinya. Namun tidak ada yang sanggup menjelaskan makna mimpi tersebut. Raja dan rakyat Mesir saat itu menyembah dewa-dewa Amun dengan dewa tertingginya adalah Amun Ra. Raja lalu membuat sayembara berhadiah besar bagi siapa saja yang dapat menjelaskan mimpinya yang menggelisahkan tersebut. Namun tidak ada seorangpun yang datang untuk mencoba.
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-15) Bahkan para imam kuil Amun, ketika diundang raja, tidak ada yang sanggup mentakwil mimpi raja (QS. Yusuf: 44). Ketika tidak ada seorangpun yang mampu mentakwil mimpi raja, kepala pelayan minuman istana yang pernah ditakwil mimpinya oleh Nabi Yusuf baru teringat tentang Nabi Yusuf. Ia kemudian memberanikan diri menghadap rajanya dan mencoba menjelaskan pengalamannya dan temannya yang mimpinya ditakwil secara tepat oleh Nabi Yusuf di penjara. Pelayan tersebut juga meminta pada raja agar dirinya diutus untuk menemui Yusuf (QS. Yusuf: 45). Raja mengizinkan kepala pelayan minumannya bertemu Yusuf untuk menceritakan mimpi raja.
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-14) Kemudian pelayan tersebut pergi ke penjara dan menceritakan mimpi rajanya yang kemudian di takwil oleh Nabi Yusuf, bahwa Mesir akan mengalami masa sangat subur selama 7 tahun, namun 7 tahun berikutnya akan mengalami kekeringan. Pada musim kekeringan itu akan menghabiskan semua yang telah diperoleh selama musin subur (QS. Yusuf: 46-48). Setelah musim kering habis, akan diberi hujan dengan cukup, sehingga pada masa itu kembali subur, dapat memanen dan memeras anggur (QS. Yusuf: 49). Pelayan tersebut bergegas kembali ke istana dan menyampaikan takwil mimpi dari Nabi Yusuf. Raja sangat terkesan pada takwil tersebut dan kemudian memerintahkan pelayannya untuk menemui Nabi Yusuf di penjara kembali untuk dibawa menghadap dirinya. Namun Nabi Yusuf justru menyampaikan pesan kepada raja melalui pelayannya tersebut agar memanggil para perempuan kota yang terluka jari tangannya karena melihat dirinya (QS. Yusuf: 50).
BERSAMBUNGDapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group