Perbedaan Haji Furoda, Haji Plus dan Haji Reguler

377
Ilustrasi: Jamaah haji perempuan.

Jakarta, Muslim Obsession – Kementerian Agama (Kemenag) mengatakan 46 calon haji furoda dari Indonesia dipulangkan karena ditolak Pemerintah Arab Saudi lantaran menggunakan visa tidak resmi.

Apa perbedaaan visa haji Furoda, Haji Plus, dan Haji Reguler?

Mengacu pada UU No.8 tahun 2019, tentang penyelanggaraan Haji dan Umroh, Haji Furoda, yaitu Visa Haji yang kuotanya langsung dari pemerintah Arab Saudi tanpa bergantung dengan kuota resmi pemerintah.

Perlu diketahui, visa haji furoda disebut juga sebagai visa mujamalah atau haji tanpa antre. Ini adalah alternatif lain untuk naik haji selain dengan haji reguler dan haji plus.

Kemenag tidak secara langsung mengelola calon haji dengan visa mujamalah karena merupakan hak Pemerintah Arab Saudi untuk mengundang mitra mereka sebagai penghargaan, penghormatan dukungan diplomatik dan lainnya.

Mengutip berbagai sumber, Visa Haji Furoda disebut punya harga yang lebih mahal dibanding visa haji lainnya, bahkan disebut hampir dua kali lipat dari haji plus. Biayanya berkisar Rp200-300 juta.

Jika haji furoda adalah ‘tamu kehormatan’ atas undangan Arab Saudi maka haji plus adalah cara naik haji dengan bantuan penyelengaraan pihak swasta. Sedangkan haji reguler diselenggarakan oleh pemerintah.

Dibandingkan dengan haji reguler, Haji plus lebih mahal empat kali lipat. Sedangkan dibandingkan Haji Furoda, haji plus 2 kali lipat lebih murah.

Selain itu, untuk fasilitas yang didapatkan, jika haji furoda mendapat fasilitas menginap di hotel bintang lima dan fasilitas mewah, maka haji khusus mendapatkan sedikit di bawah itu. Haji plus disebut dapat penginapan dekat Masjidil Haram dan akomodasi, transportasi, dan konsumsi ditanggung oleh penyelenggara.

Haji Reguler

Penyelengaraan haji reguler ditangani oleh negara, dalam hal ini Kementerian Agama. Dibandingkan dengan haji furoda dan haji onh plus, haji reguler memang punya biaya yang lebih murah.

Hanya saja, bagi calon haji jalur haji reguler harus bersabar lantaran waktu tunggu yang sangat panjang dari belasan sampai puluhan tahun.

Dengan harga yang lebih murah, fasilitas yang didapatkan oleh jemaah haji reguler juga terbatas. Jemaah haji reguler biasanya mencapai 1-3 km dari Masjidil Haram, dan calon haji harus menanggung biaya akomodasi mereka sendiri di sana. (Al)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here