Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-4)

633
Uruk (Ur Kasdim atau Ur Khaldea), negeri kelahiran Nabi Ibrahim, berada di kawasan Mesopotamia, sekarang berada di dekat Baghdad Selatan. (Foto: The Associated Press)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

I. Nabi Hud dan Nabi Shalih.

Atas tantangan tersebut Nabi Shalih kemudian diberi mukjizat oleh Allah dengan memberinya seekor unta betina besar yang air susunya tidak habis diperah dan dapat diambil oleh siapa saja, sekaligus menjadi ujian bagi kaumnya Nabi Shalih (QS. Al-Qamar 27-30).

Kaum Tsamud juga tidak dapat menolak permintaan Nabi Shalih bahwa unta tersebut berhak mendapatkan jatah untuk minum. Unta betina tersebut juga dilarang diganggu dengan gangguan apapun. Apabila diganggu akan mendatangkan adzab Allah (QS. Hud 64, QS. Asy-Syu’ara 155–156,).

Konon unta betina tersebut muncul dari batu yang diusap oleh tangan Nabi Shalih. Mukjizat berupa unta betina juga menunjukkan bahwa para pengikut Nabi Shalih kebanyakan adalah orang-orang yang tidak berdaya dan lemah di hadapan kaum Tsamud yang menentang Nabi Shalih.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-1)

Dengan mengambil susu unta betina tersebut, maka kaum lemah dapat terlepas dari penindasan, sehingga kaum penentang khawatir kekuasaan mereka akan terancam. Mereka kemudian melangkah lebih jauh dengan menantang Nabi Shalih agar mendatangkan adzab Allah.

QS. An-Naml ayat 46-47 menyatakan: “Wahai kaumku, mengapa kamu meminta disegerakan keburukan sebelum (kamu meminta) kebaikan? Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat?” Mereka menjawab, “Kami mendapat nasib yang malang disebabkan oleh kamu dan orang-orang yang bersamamu”. Dia (Shalih) berkata, “Nasibmu ada pada Allah (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu adalah kaum yang sedang diuji”.

QS. Hud ayat 63: “Dia (Shalih) berkata, “Wahai kaumku, terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari (adzab) Allah jika aku mendurhakai-Nya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku”.

Lokasi makam Nabi Shalih di Sinai. Pada latar belakang nampak bangunan makam Nabi Shalih. Untuk mencapai lokasi makam ini dapat ditempuh dengan jalan darat dari Kairo, Mesir. (Foto koleksi Agus Mualif Rohadi)

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-2)

Keberadaan unta betina tersebut semakin lama semakin menjadi masalah dan menjadi gangguan bagi para penguasa yang sombong dan menentang Nabi Shalih. Hal itu mendorong adanya rencana kezhaliman untuk membunuh unta tersebut.

Di antara mereka kemudian ada 9 orang yang merencanakan membunuh unta tersebut (QS. An-Naml ayat 48-49). Mereka kemudian membunuh unta tersebut dan setelah itu bahkan dengan bersikap angkuh menantang Nabi Shalih untuk membuktikan ancamannya mengenai adzab tersebut (QS. Al-A’raf ayat 77).

Atas pembunuhan unta tersebut, Nabi Shalih mempersilakan mereka bersuka ria di dalam rumahnya selama tiga hari, karena setelah hari ketiga adzab Allah akan menimpa mereka (QS. Hud ayat 65). Dalam kurun tiga hari tersebut mereka berusaha membuat tipu daya untuk membunuh Nabi Shalih dan keluarganya, namun Allah menyelamatkan Nabi Shalih dari tipu daya tersebut (QS. An-Naml ayat 49-50).

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-3)

Ketika memasuki hari ketiga, Allah lebih dahulu menyelamatkan Nabi Shalih dan orang-orang yang beriman dengan menyingkirkannya dari pemukiman kaum Tsamud (QS. Hud ayat 66). Sambil pergi, Nabi Shalih berkata: “Wahai kaumku, sungguh aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat (QS Al-A’raf ayat 79). Nabi Shalih dan kaumnya yang beriman kemudian pindah dari Kawasan Wadi Al-Qura’.

Ketika hari ketiga berlalu terdengar suara mengguntur yang memekakkan (QS. Hud ayat 67, QS. Adz-Dzuriyat ayat 43-45) membuat kaum Tsamud bergelimpangan tidak dapat bangun kembali dan kemudian diikuti oleh gempa bumi (QS. Al-A’raf ayat 78) sehingga banyak rumah dan istana batu yang runtuh menimpa dan membinasakan mereka (QS. An-Naml ayat 51-52).

Tidak diceritakan di mana tempat kepindahan Nabi Shalih dan para pengikutnya, namun terdapat makam Nabi Shalih ada di kawasan Sinai yang letaknya cukup jauh dari bukit Seir. Tidak diketahui apakah di sekitar tempat tersebut dahulunya menjadi tempat pemukiman Nabi Shalih dan pengikutnya yang selamat.

BACA JUGA: Menelusuri Penyebaran Awal Islam di Jawa

II. Nabi Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak

A. Nabi Ibrahim

1. Diangkat menjadi Rasul

Nabi Ibrahim yang sebelumnya oleh bapaknya diberi nama Abram, lahir di negeri Uruk (Ur Kasdim atau Ur Khaldea), berada di kawasan Mesopotamia, sekarang berada di dekat Baghdad Selatan. Negeri suku Akadia keturunan Arpakshad bin Sem bin Nuh, menggunakan bahasa Akadia.

Negeri Uruk terletak di daratan subur dan kaya yang dibentuk oleh sungai Eufrat dan Tigris, di sebelah barat dibatasi oleh gurun pasir Arabiya, sedang di sebelah timur selatannya adalah wilayah suku Elam.

Kota Uruk dihuni sejak 4300 SM dengan beberapa kali berganti suku yang menguasainya. Uruk mengalami beberapa kali pergantian dinasti penguasa. Dinasti pertama pada tahun 4300 SM-3400 SM dan dinasti kedua tahun 3400 SM-2330 SM sedang dinasti ketiga pada masa sekitar 2330SM-2100 SM, kemudian berganti dinasti lagi.

BACA JUGA: Maulid Nabi Muhammad Saw. dan Revolusi Peradaban Dunia

Pada masa dinasti ketiga, Uruk termasuk kota terbesar di dunia. Teknik Irigasi sudah dikuasai dan dirancang untuk mengontrol banjir di hilir sungai Eufrat. Penambangan sederhana atas logam tembaga, perak, timbal dan bahkan emas telah dilakukan. Teknik pemisahan tembaga dengan timbal sudah dikuasai sehingga memungkinkan penggunaan tembaga untuk keperluan yang luas. Teknik menambal seperti solder bahkan sudah dikuasai (David L. Baker dan John B. Bimson, Arkheologi Al-Khitab).

Masyarakatnya hidup sejahtera dan banyak barang mewah, baik terbuat dari logam maupun batu-batuan berharga yang berasal dari berbagai wilayah lain. Seperti di banyak negeri lainnya, seperti di Mesir dan Het, kehidupan religiusnya adalah penyembah berhala.

Jadi peradaban di Uruk saat itu sudah sangat maju dan tinggi dibanding wilayah lainnya. Bekas kemajuan yang telah dicapai saat itu, dapat pula disaksikan sampai sekarang, yaitu peninggalan  berupa  kuil Zigurat yang  besar  dan  barang -barang  lainnya  menunjukkan bahwa kota Uruk saat itu adalah kota yang maju dan kaya raya dengan populasi penduduk sekitar 100.000 orang.

Jumlah penduduk yang besar di masa itu. Masa  kelahiran  Nabi  Ibrahim, diperkirakan dari  masa berkuasanya Namrud yang  juga dikenal  dengan  nama Nimrod  atau Naram  Sin sebagai  raja  di  Uruk.  Nabi  Ibrahim lahir sekitar abad 22 SM, yaitu pada masa akhir dinasti ketiga kerajaan Akadia sebelum digantikan oleh dinasti lainnya. Ada yang memperkirakan kelahiran Nabi Ibrahim sekitar tahun 2165 SM (Ibrahim, Jerald F.Dirks).

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here