Muslim Obsession – Seiring berkembangnya teknologi, berita hoax atau hoaks seperti sudah menjadi makanan sehari-hari.
Ada saja pelaku hoaks yang memainkan aksinya untuk memecah belah masyarakat, dengan tujuan kepentingan politik, mencari sensasi atau hanya iseng-iseng.
Padahal, MUI melalui fatwa no 24 tahun 2017 tentang bermuamalah di Media Sosial, dengan tegas menyatakan bahwa perilaku menyebarkan hoaks dan permusuhan adalah haram.
Hoaks ini bahkan dikutip dari Bincang Syariah, tingkatan keharamannya tidak hanya sebatas bahwa si pelaku mendapatkan dosa individu, tetapi dosa yang dapat berkembang biak karena menimbulkan dosa-dosa lainnya, seperti permusuhan dan ketakutan di kalangan masyarakat luas.
Sejak awal kemunculan Islam, Nabi Muhammad Saw. telah mewanti-wanti bahaya dari hoaks ini. Tidak tanggung-tanggung, ancaman bagi pelaku pembuat hoaks adalah neraka!
Nabi Saw. bersabda, “Wajib atas kalian sikap jujur, karena jujur identik dengan kebaikan, dan keduanya (jujur dan baik), tempatnya di surga. Jauhilah sikap bohong! Karena bohong identik dengan kemaksiatan, dan keduanya (bohong dan maksiat) tempatnya di neraka. Dan janganlah kalian saling hasud, saling benci, saling memutuskan silaturahmi, dan saling bermusuhan. Jadilah kalian semua bersaudara sebagaimana diperintahkan Allah Swt. (HR Ahmad dalam Musnad Abu Bakar Shiddiq).
Bahkan dalam hadistnya yang lain, masih dari riwayat Imam Ahmad bin hanbal, Nabi Saw. mengancam orang-orang yang sudah terbiasa berbohong akan dicap oleh Allah Swt. sebagai pendusta. Sebagaimana sabdanya:
“Wajib atas kalian sikap jujur! Karena jujur menunjukkan kebaikan, dan kebaikan menunjukkan ke surga. Tidaklah seseorang bersikap jujur sehingga Allah Swt. mencapnya sebagai orang jujur. Dan jauhilah dusta! Karena sesungguhnya dusta menunjukkan kemaksiatan, dan kemaksiatan menunjukkan ke neraka. Tidaklah seseorang berdusta, dan memproduksi kedustaan hingga Allah mencapnya sebagai pendusta.”
Wallahu A’lam bish Shawab…
(Vina)
