KH Hisyam Sang ‘Pemberangus’ Kebodohan

1543

Dikutip dari Muhammadiyah, ketika pemerintah kolonial Belanda membuka Standaardschool, yaitu sekolah dasar enam tahun, Muhammadiyah pun mendirikan sekolah yang semacam dengan itu. Bahkan, Muhammadiyah juga mendirikan Hollands Inlandsche School Met de Qur’an Muhammadiyah untuk menyamai usaha masyarakat Katolik yang telah mendirikan Hollands Inlandsche School Met de Bijbel.

Berkat keuletannya, pada tahun 1923 Muhammadiyah sudah memiliki 103 Volkschool, dan 47 Standarschool, 69 Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Sebagai upaya pencerdasan Bangsa, sekolah-sekolah di Muhammadiyah juga diterapkan pemakaian Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar.

Karena keberhasilannya dalam menyebarkan dan mengelola lembaga Pendidikan Muhammadiyah, KH Hisyam mendapat penghargaan dari Belanda berupa Bintang Jasa Ridder Orde van Oranje Nassau. Sosok yang terkenal dengan ketertiban organisasi ini kemudian terpilih menjadi Pemimpin Muhammadiyah pada Kongres ke-23 Muhammadiyah pada tahun 1923 di Yogyakarta, berlanjut pada Kongres ke-24 di Banjarmasin, dan pada tahun 1936 dalam Kongres ke-25 Ia terpilih lagi.

Lelaki kelahiran Kampung Kauman, Yogyakarta pada 10 November 1883 kemudian menghembuskan nafas terakhirnya pada 20 Mei 1945 dengan meninggalkan jejak sejarah yang tidak mungkin dilupakan penerusnya berupa lembaga pendidikan yang menjadi cikal bakal lembaga-lembaga pendidikan sekarang ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here