5 Fakta Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Hadiah dari UEA untuk Jokowi

620

Jakarta, Muslim Obsession – Proyek pengembangan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, yang merupakan hadiah dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi dimulai.

Pengembangan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersama Ketua Otoritas Umum Bidang Urusan Islam dan Wakaf Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Matar Al Kaabi.

Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohammed Al Mazrouei, Wakil Gubernur Jateng Gus Taj Yasin Maimoen dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka juga turut serta dalam seremoni peletakan batu pertama masjid yang berlokasi di Kampung Gilingan, Solo, Jawa Tengah, Senin (8/3/2021).

“Saya berharap pelaksanaan pembangunan masjid berjalan lancar dengan dukungan dan doa restu dari semua pihak. Masjid ini, insya Allah, membawa manfaat yang besar bagi masyarakat Surakarta khususnya, Jawa Tengah serta bangsa Indonesia umumnya,” kata Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya di Solo.

Berikut adalah sejumlah fakta mengenai masjid tersebut.

1. Hadiah untuk Jokowi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pembangunan tersebut merupakan kado dari Pangeran Mohammed bin Zayed al Nahyan.

“Rasa terima kasih juga saya sampaikan kepada Minister Suhail (Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al Mazroui) atas hadiah sarat makna dari Pangeran Mohammed bin Zayed al Nahyan berupa Masjid dan Islamic Center yang akan dibangun persis miniatur dari Sheikh Zayed Mosque di Abu Dhabi, akan berlokasi di Kota Surakarta,” ujar Luhut dalam akun Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, Senin, 8 Maret 2021.

2. Biaya pembangunan

Menurut Yaqut, Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi yang luasnya 22.412 meter persegi membutuhkan waktu pembangunan hingga 12 tahun dan menelan biaya mencapai sekitar US$ 545 juta atau setara Rp 8 triliun.

Sedangkan anggaran pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo hanya mencapai US$ 20 juta atau hampir Rp 300 miliar yang seluruhnya ditanggung pemerintah UEA. Seluruh biaya pembangunan itu akan ditanggung pemerintah UEA.

3. Direncanakan rampung 2022

Yaqut mengatakan masjid seluas 3 hektare direncanakan mampu menampung hingga sekitar 10 ribu jemaah. Pembangunan diperkirakan akan memakan waktu 1,5 tahun. Dengan demikian, masjid anyar ini ditargetkan siap digunakan pada akhir 2022.

4. Desain masjid

Yaqut berujar replika Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo ini tidak akan sebesar masjid asli, Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi yang mampu menampung 40.000 jamaah. Namun desainnya sama persis. Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo juga akan dilengkapi dengan Islamic Center.

Mengutip situs visitabudhabi.ae, Masjid Agung Sheikh Zayed Abu Dhabi memiliki 1.096 pilar yang dibuat dari batu pualam dan batu alam polesan. Termasuk lapis Lazuli, red agate, amethyst, abalone shell dan mother of pearl.

Dari 1.096 pilar, 1.000 di antaranya berada di area luar. Sementara, 96 pilar bundar berukuran besar yang semuanya dilapisi mother of pearl berada di ruang utama. Pada bagian eksterior, masjid ini memiliki 82 kubah terbuat dari marmer putih serta empat bangunan menara setinggi hampir 107 meter di empat penjuru masjid.

5. Hubungan Indonesia dan UEA

UEA dan Indonesia baru saja memperkuat kerja sama di berbagai bidang, mulai pariwisata hingga pertahanan. Kerja sama itu ditandai dalam penekenan nota kesepahaman yang dilakukan pada acara Business Forum Indonesia Emirates Amazing Weeks, akhir pekan lalu, di Jakarta.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menilai kemitraan kedua negara terjalin berkat hubungan persahabatan antara Presiden Joko Widodo dan Mohammed bin Zayed al Nahyan. Ia pun menyebut masyarakat patut bangga karena Indonesia dan UEA sama-sama dipimpin oleh kepala negara yang visioner dan memiliki hubungan baik.

Luhut mengatakan Indonesia dan UEA memiliki komitmen untuk mentransformasikan perekonomian kedua negara menjadi ekonomi yang berbasis pengetahuan, inovasi, dan teknologi. Komitmen ini diklaim menciptakan lompatan dan percepatan bagi pemulihan di tengah pandemi Covid-19. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here