Selama Dua Bulan 16 Ribu Warga Palestina Tewas Dibunuh Zionis Israel

539

Jakarta, Muslim Obsession – Sampai saat ini Israel terus melancarkan serangan di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina sejak perang yang meletus pada 7 Oktober 2023 lalu. Setelah dua bulan konflik berkecamuk di Gaza dan Tepi Barat, data terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari 16 ribu warga Palestina tewas dibunuh Israel.

Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) melaporkan jumlah warga yang tewas akibat serangan Israel mencapai 16.515 jiwa dan sekitar 46.941 lainnya luka-luka. PCBS mencatat, 16.248 korban jiwa Palestina berada di Jalur Gaza dan 267 korban jiwa di Tepi Barat.

Sementara itu, sebanyak 7.600 orang dinyatakan hilang dengan sebagian besar dari mereka kemungkinan berada di bawah reruntuhan bangunan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan bahwa tak ada tempat yang aman bagi warga Palestina di Gaza saat ini, seiring Israel masif melancarkan serangan baik dari jalur udara maupun darat.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza,” kata dia dalam dalam pernyataannya, dikutip dari akun media sosial X @antonioguterres, pada Jumat (7/12/2023).

Menurutnya, saat ini warga sipil di seluruh Gaza menghadapi bahaya besar. Sejak dimulainya operasi militer Israel, lebih dari 15.000 orang dilaporkan tewas dan 40 persen di antaranya anak-anak. Ribuan lainnya terluka. Lebih dari separuh rumah telah hancur.

Sementara itu, sekitar 80 persen dari 2,2 juta penduduk telah terpaksa mengungsi ke wilayah yang semakin kecil. Lebih dari 1,1 juta orang mencari perlindungan di fasilitas UNRWA di seluruh Gaza, sehingga menciptakan kondisi yang penuh sesak, tidak layak, dan tidak higienis.

“Yang lainnya tidak punya tempat untuk berlindung dan mendapati diri mereka berada di jalanan. Sisa-sisa perang yang bersifat eksplosif membuat wilayah tersebut tidak dapat dihuni. Tidak ada perlindungan yang efektif terhadap warga sipil,” tuturnya. a

Sistem layanan kesehatan di Gaza juga runtuh. Rumah sakit telah berubah menjadi medan pertempuran. Hanya 14 rumah sakit dari 36 fasilitas yang berfungsi sebagian. Dua rumah sakit besar di Gaza selatan beroperasi dengan kapasitas tiga kali lipat dari kapasitas tempat tidurnya serta kehabisan pasokan dasar dan bahan bakar.

“Mereka juga melindungi ribuan pengungsi. Dalam keadaan seperti ini, akan lebih banyak orang meninggal tanpa pengobatan dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here