Rasul Ulul ‘Azmi (Bagian 1)

508

Oleh: Dea Guru H. Ahmad Nahid, M.Pd (Wakil Pengasuh dan Direktur Pendidikan dan Pengajaran Pesantren Modern Internasional Dea Malela Sumbawa Indonesia)

Ulul ‘Azmi (bahasa Arab: أولوالعزم‎, Ulu al-‘Azmi) adalah sebuah gelar khusus bagi golongan rasul pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa. Terdapat lima rasul yang mendapatkan gelar Ulul ‘Azmi, yakni Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Gelar Ulul ‘Azmi dijelaskan dalam QS. Al-Ahqaf ayat ke-35 dan QS. Asy-Syura ayat ke-13.

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh,” (QS. Al-Ahzab [33]: 7).

Kelima rasul yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan luar biasa selama menyebarkan berbagai risalah Allah. Ketika para rasul ini harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para rasul ini berdoa agar Allah memberi hidayah untuk kaum-kaum tersebut.

BACA JUGA: Rasul dan Nabi

Tatkala Allah mendapati bahwa berbagai risalah-Nya yang disampaikan melalui para rasul ini telah secara mutlak dibantah serta diingkari oleh kaum-kaum tersebut, maka Allah yang menyelamatkan para rasul ini beserta para pengikut mereka, serta Allah timpakan hukuman setimpal kepada kaum-kaum pengingkar itu.

Ciri-ciri Ulul ‘Azmi adalah sebagai berikut:

1- Memiliki seruan dakwah universal untuk umat manusia maupun umat jin.

2- Menyampaikan syariat dan agama Allah.

3- Menyampaikan kitab samawi.

4- Menerima perjanjian serta “wasiat” dari Allah

BACA JUGA: Hadats dan Najis

Nabi Nuh AS

Nama Nuh (bahasa Arab: نوح, translit. Nūḥ‎) disebutkan 43 kali dalam Al-Quran. Dia merupakan leluhur dari rasul Ulul ‘Azmi yang lain. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah melebihkannya atas segala umat dan dinyatakan sebagai hamba Allah yang banyak bersyukur. Sebuah riwayat hadits menerangkan bahwa Nuh adalah rasul pertama.

Disebutkan dalam Al-Quran bahwa kaum Nuh melakukan penyembahan berhala dan Nuh diutus agar mereka kembali ke jalan Allah. Nuh mendakwahi mereka siang dan malam, baik secara diam-diam, terang-terangan, kemudian kedua cara tersebut sekaligus.

Namun para pembesar kaum Nuh tidak menyambut baik seruan tersebut. Nuh dianggap sesat, pendusta, dan gila.Penentangan dari kaum Nuh juga diwariskan kepada generasi setelahnya.

Para orangtua yang menentang Nuh akan memerintahkan anak-anak mereka yang sudah baligh agar ikut memusuhi dan menentang Nuh, sehingga orang-orang kafir ini melahirkan generasi yang kafir pula.

BACA JUGA: Surga Maqamul Amin

Setelah berdakwah sekian lama, Nuh kemudian meminta pertolongan kepada Allah atas penolakan kaumnya. Allah kemudian memerintahkan Nuh agar membuat bahtera karena Allah akan mendatangkan air bah yang akan menenggelamkan orang-orang kafir.

Setelah pembuatan bahtera selesai, Nuh diperintahkan membawa binatang-binatang ke bahtera secara berpasangan, jantan dan betina.

Terkait manusia yang menaiki perahu, Al-Quran menjelaskan bahwa mereka adalah Nuh sendiri, keluarganya yang beriman, dan para pengikutnya. Tidak disebutkan nama atau jumlah pastinya, tetapi dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit.

Ibnu ‘Abbas berpendapat bahwa ada delapan puluh laki-laki dan keluarganya yang ikut dalam bahtera Nuh. Kaum Nuh yang kafir hancur tenggelam, termasuk anak Nuh yang kafir yang menolak naik bahtera.

BACA JUGA: Surga Darussalam

Nabi Ibrahim AS

Nama Ibrahim (bahasa Arab: إبراهيم, translit. Ibrāhīm‎) disebutkan 69 kali dalam Al-Quran, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak kedua dalam Al-Quran. Ibrahim mendapat julukan khalilullah (خلیل اللہ; kesayangan Allah) dan leluhur umat Muslim.

Disebutkan dalam Al-Quran bahwa Ibrahim adalah imam bagi manusia, keluarganya dilebihkan atas segala umat, dan keturunannya dianugerahi kitab dan hikmah.

Agama Islam yang dibawa Muhammad juga dipandang sebagai kesinambungan dari ajaran Ibrahim. Ibrahim juga disebut sebagai teladan dan Nabi Muhammad beserta umat Muslim diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.

Ditegaskan pula bahwa yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri dan orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman. Namanya juga disandingkan dengan Muhammad dalam shalawat.

BACA JUGA: Surga Ma’wa

Ibrahim mendakwahi ayah dan kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala yang mereka lakukan. Ibrahim menyeru mereka untuk bertakwa kepada Allah, mengesakan-Nya, dan meninggalkan sesembahan lain.

Ibrahim juga menegaskan bahwa sesembahan mereka tidak mampu memberi rezeki pada penyembahnya. Saat penduduk keluar kota untuk mengadakan perayaan tahunan, Ibrahim kemudian pergi ke kuil pemujaan dan menghancurkan berhala-berhala yang ada di sana.

Para penduduk terkejut dengan keadaan berhala mereka dan kemudian melemparkan Ibrahim ke dalam api besar sebagai hukuman. Namun Allah membuat api menjadi dingin sehingga tidak menyakiti Ibrahim.

Setelahnya, Ibrahim hijrah menuju Palestina dan kemudian memiliki beberapa anak, tetapi yang paling dikenal adalah Isma’il dan Ishaq. Allah juga memerintahkan Ibrahim menyembelih putranya sebagai ujian keimanan dan Ibrahim mematuhinya.

BACA JUGA: Surga ‘Adn (Eden)

Namun saat Ibrahim hendak menyembelihnya, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan yang besar. Bersama Ismail, Ibrahim juga diperintahkan meninggikan pondasi Ka’bah.

Ibrahim dikenal sebagai Abraham dalam Yahudi dan Kristen dan merupakan sosok yang dihormati dalam kedua agama tersebut.

Dalam tradisi Yahudi, Ibrahim disebut Avraham Avinu (אברהם אבינו), “bapak kami Abraham,” menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah dari agama Yahudi, juga dipandang sebagai bangsa Yahudi pertama.

Wallahu a’lam bish shawab.

Mari istiqamah dalam beribadah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here