Ramai Pesan Kiai Ahmad Dahlan Soal Bencana, Begini Klarifikasinya!

1644

Pernyataan yang Benar dari Kiai Dahlan dan Konteksnya

Dalam buku karya KRH Hadjid, Pelajaran Kiai Haji Ahmad Dahlan 7 Falsafah & 17 Kelompok Ayat Al-Quran (2018), terbitan Suara Muhammadiyah, terdapat kutipan yang serupa. Kiai Hadjid merupakan salah satu murid dan sahabat dekat Kiai Dahlan yang banyak menulis dan mendokumendasikan gagasan pemikiran Kiai Dahlan. Pada halaman 59 buku tersebut, Kiai Hadjid mengutip pernyataan Kiai Dahlan sebagai berikut;

“Apabila pemimpin-pemimpin negara dan para ulama itu baik, maka baiklah alam; dan apabila pemimpin-pemimpin negara dan para ulama itu rusak, maka rusaklah alam dan negara (masyarakat dan negara).” Kalimat di dalam kurung seolah menegaskan bahwa alam yang dimaksud adalah alam sosial atau masyarakat.

Konteksnya, sebagaimana dijelaskan Kiai Hadjid, terjadi pada bulan Maulud tahun 1335 Hijriyah. Ketika itu, di hadapan para penghulu, ketib (khatib), ulama, kiai, dan tokoh agama di serambi Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Kiai Dahlan menerangkan kitab Hidayatul Bidayah karangan Imam Ghozali, tentang kerusakan umat Islam dan sifat-sifat ulama suu’ (ulama yang busuk).

Kiai Dahlan lantas mengajak para pemuka agama yang hadir untuk melakukan instrospeksi diri. Tidak saling menuduh dan menunjuk tokoh agama selain dirinya sebagai ulama suu’ dan menganggap dirinya sendiri sebagai orang suci.

Kiai Dahlan melanjutkan uraiannya dengan mengutip pernyataan Imam Ghozali, bahwa kerusakan rakyat disebabkan oleh kerusakan para raja atau pemimpin, dan kerusakan pemimpin adalah karena kerusakan ulama. Kerusakan ulama ini terjadi ketika ulama sudah menjilat dan tidak lagi berani memberi nasehat kepada pemimpin yang telah melenceng.

Kemudian, Kiai Dahlan mengajak para ulama dan pemuka agama yang hadir untuk bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Seraya berdoa semoga dapat terus berbuat kebajikan di dalam agama Islam.

Lantas Kiai Dahlan mengucapkan pernyataan itu. Sekali lagi, kiai Dahlan berbicara di hadapan pemuka agama supaya mereka sebagai pemimpin agama bisa memperbaiki diri dan masyarakatnya, termasuk di dalamnya memberi nasehat secara santun dan bijak kepada para pemimpin bangsa.

Kiai Hadjid ketika menjelaskan bagian ini menyatakan, “Kiai Dahlan mengajak untuk memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, sebelum mengajak orang lain, atau sambil mengajak orang lain dan sambil memperbaiki masyarakat, mulai dari mendidik perseorangan serta membersihkan dirinya sendiri. Itulah cara yang dikerjakan oleh beberapa atau para rasul (yang ditiru oleh Kiai Dahlan).” (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here