Pilih Pemimpin? Pilih yang Shalat

512

Oleh: A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, dan Ummul Qura University)

Shalat adalah hal yang sangat mendasar. Jika tidak shalat, maka tidak cukup syarat disebut sebagai orang Islam atau Muslim.

PEMILU tidak lama lagi untuk memilih Kepala Negara. Bagi yang beriman, beragama, hati-hati menentukan pilihan, karena ini menyangkut KEIMANAN.

Memilih pemimpin, tidak hanya urusan dunia yang hanya 5 tahunan, tapi yang lebih berat lagi, adalah resiko akhiratnya yang harus kita pertanggung jawabkan.

Pilihlah calon Presiden yang seiman dan yang SHALAT, rajin shalat, bukan yang shalat hanya sekali-sekali, yang shalat hanya saat mendekati PEMILU, atau yang mulai sering tampil berkopiah saat mau PEMILU saja.

BACA JUGA: 5 Surah yang Akan Ubah Kehidupan

TRUE STORY:

Rasulullah ﷺ bersabda menegaskan pentingnya pemimpin yang rajin shalat:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا أَبِي وَعَفَّانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جُحَادَةَ حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ الْبَهِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكُونُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ تَطْمَئِنُّ إِلَيْهِمْ الْقُلُوبُ وَتَلِينُ لَهُمْ الْجُلُودُ ثُمَّ يَكُونُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ تَشْمَئِزُّ مِنْهُمْ الْقُلُوبُ وَتَقْشَعِرُّ مِنْهُمْ الْجُلُودُ فَقَالَ رَجُلٌ أَنُقَاتِلُهُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا مَا أَقَامُوا الصَّلَاةَ. (رواه احمد)

“Kalian akan dipimpin oleh Pemimpin-pemimpin yang membuat hati menjadi tenang dan kulit terasa lembut. Setelahnya, kalian akan dipimpin oleh Pemimpin-pemimpin yang membuat hati bergetar, cemas dan kulit merinding.

Seorang Sahabat bertanya: “Yaa Rasulallah, apakah kami boleh menjatuhkannya? Rasulullah ﷺ menjawab: “Jangan, selama pemimpin itu masih mengerjakan SHALAT,” (Hadits Sahih Riwayat Al Imam Ahmad 10792).

BACA JUGA: Banyak Anak Tapi Sepi

POINTERS:

1- Orang yang tidak shalat, sama Tuhan saja tidak takut, apa lagi sama nasib manusia.

2- Yang shalat saja belum tentu jujur, amanah dan adil, apa lagi yang tidak shalat. Karena, ada yang shalat tetapi, tidak mengjayati arti shalat.

3- Ukuran orang betul-betul shalat adalah seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Ankabuut, surah ke-29, Ayat 45, halaman 401:

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (العنكبوت ٢٩ الاية ٤٥)

“Bacalah Al-Quran, yang telah diwahyukan kepadamu dan laksanakanlah shalat. Sungguh, shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan ketahuilah, mengingat Allah dengan shalat, lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain. Allah sungguh Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan.”

BACA JUGA: Teruslah Berpuasa

4- Ayat di atas mempertegas mengenai perintah Allah SWT agar kita selalu membaca dan memahami Al-Quran dan rajin mengerjakan shalat, shalat yang BERKUALITAS.

5- Penghayatan dan pengamalan. Al Quran pada kehidupan sehari-hari akan membawa seseorang untuk selalu mengerjakan shalat minimal shalat wajib lima waktu.

6- Ada dua hikmah yang dikandung shalat dalam QS. Al-Ankabut ayat 45 menurut Ahli Tafsir Ibnu Katsir: Hikmahnya, adalah mencegah dari perbuatan keji dan juga perbuatan mungkar.

7- Shalat menjadi pengekang dari kebiasaan melakukan kedua perbuatan tersebut. sekaligus mendorong orang untuk menghindarinya.

Salah satu hadits yang diungkap oleh Ibnu Katsir yang mendukung pernyataan di atas, adalah sabda Rasulullah ﷺ yang menyebutkan seseorang yang jauh dari Allah SWT adalah orang yang tetap melakukan perbuatan keji dan mungkar meskipun amalan shalatnya terus dikerjakan.

BACA JUGA: Bangunlah di Tengah Malam

8- Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Siapa yang shalatnya tidak dapat mencegah dirinya dari melakukan perbuatan keji dan munkar, maka shalatnya itu tidak lain makin menambah jauh dirinya dari Allah”.

Ibnu Katsir mengatakan bahwa dalam shalat itu mengandung TIGA hal utama yang mendorong seseorang untuk selalu mengerjakan kebajikan. Tiga hal yang dimaksud adalah ikhlas, khusyuk, dan dzikrullah mengingat Allah.

9- Hati-hati menentukan pilihan, karena akan ditanyai dan dipertanggung jawabkan kelak di Akhirat.

10- PESAN KYAI UNTIK PEMILU 2024

Nasehat KH. Hasan Abdullah Sahal (Pimpinan Pondok Pesantren Gontor), ketika ditanya, bagaimana seharusnya sikap kita pada pemilu 2024 nanti?

Pak Kyai menjawab pertanyaan dengan bertanya: “Kamu mau pilih yang BENAR atau yang MENANG. Kalau pilih yang benar, belum tentu menang, kalau pilih yang menang belum tentu benar.”

BACA JUGA: Pahala Puasa yang Berkualitas

Dijawab oleh yang bertanya: “Saya tentu pilih yang benar dan bakal menang Kiai”.

Pak Kiai Sahal menjawab: “Wah, berarti kamu tidak paham pertanyaan saya.”

Pak Kiai Sahal melanjutkan: “Kalau saya mantap pilih yang BENAR. Karena hisabnya ringan nanti di akhirat. Kalo tidak menang, di Dunia hanya kalah sebentar.”

Yang hadir terdiam, membayangkan hisab yang berat nanti di Akhirat jika salah memilih jalan, termasuk jalan politik.

Lalu beliau melanjutkan: “Tapi jauh yang lebih penting adalah mengetahui parameter KEBENARAN. Jangan ikuti orang yang benar, karena boleh jadi besok dia bisa salah. Tapi ikutilah KEBENARAN, maka kamu akan tahu siapa yang BENAR.”

Mari kita berdoa, agar Allah SWT menganugerahkan kita kemampuan selalu berbaik sangka, dan menjauhi buruk sangka.

Dan Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya pada Allah SWT.

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here