Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-76)

VII. Nabi Ilyas, Ilyasa, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.

501
Lukisan perang besar antara Samaria dengan Aram di luar tembok kota Afek. Puluhan ribuorang meninggal dalam perang tersebut. (Foto: WordPress.com)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Anak muda tersebut minta izin terlebih dahulu untuk berpamitan pada ayah ibunya untuk mengikuti Nabi Ilyas. Setelah berpamitan, kemudian lembu yang dipakainya untuk membajak ladang disembelihnya dan dibakar dengan kayu yang dipakai sebagai alat bajaknya, kemudian daging yang dimasaknya dibagikan kepada orang-orang yang membantunya dan mereka makan bersama. Anak muda tersebut kemudian berpamitan kepada saudara dan penduduk disitu. Sesudah itu, dia mengikuti Nabi Ilyas untuk menjadi pelayan Nabi Ilyas. Anak muda tersebut bernama Ilyasak bin Safat (Elisa).

6. Peperangan Samaria dengan kerajaan Aram dan Kutukan (Mubahalah) kematian Raja Ahab.

Setelah kerajaan Israel terlepas dari adzab kekeringan dan kelaparan, kerajaan Israel sempat mengalami masa tenang beberapa tahun. Suatu saat raja Aram yaitu Benhadad berusaha menyerang kota Samaria bermaksud menjarah kekayaan kerajaan Samaria. Berkat pertolongan nabi-nabi Israel, kota Samaria dapat diselamatkan dari serbuan Benhadad dan membuat Benhadad dan pasukannya dapat dikalahkan dan kembali ke wilayah Aram.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-75)

Raja Aram tersebut tidak berputus asa atas kegagalannya tersebut, dan tahun berikutnya Benhadad kembali menyerang kota Afek.Namun kembali atas pertolongan Nabi Bani Israel, serangan tersebut dapat dipatahkan dan Benhadad kembali gagal merebut kota Afek. Atas keberhasilan mempertahankan kota Afek tersebut raja Ahab membuat perjanjian dengan Benhadad. Kota-kota lainnya yang diambil kerajaan Aram harus dikembalikan kepada kerjaan Israel dan kerajaan Israel Samaria diwajibkan membuat pasar di wilayah kerajaan Aram untuk menjual hasil bumi dan ternak kerajaan Israel.

Peranan para Nabi dalam memenangkan perang tersebut menunjukkan bahwa meskipun Ahab dan izebel tetap menyembah berhala, namun para Nabi tersebut masih lebih mementingkan keselamatan negeri Israel dibanding dengan usaha memperingatkan Ahab dan istrinya.

Lukisan tentang rakyat yang bernama Nabot pemilik kebun anggur yang tidak mau kebunnya dijual kepada raja Ahab. Kemudian Izebel memfitnah Nabot, sehingga Nabot dilempari batu sampai mati oleh penduduk. (Foto: He.m.wikipedia.org)

Disamping itu dengan kepergian Nabi Ilyas ke Aram, Ahab dan Izebel merasa sudah tidak terganggu lagi oleh keberadaan Nabi Ilyas dan tidak keberatan dengan usaha para Nabi Israel mengerahkan penduduk Bani Israel membantu tantara kerajaan menghadapi serbuan kerajaan Aram.

Ketika kerajaan Israel telah kembali aman, Ahab berkesempatan keliling wilayahnya dan singgah beberapa lama di istananya di Yizreel. Dilihatnya di dekat istananya terdapat kebun anggur yang subur yang buahnya sehingga sangat menyenangkan untuk dilihat. Kebun tersebut milik seorang penduduk Yizreel bernama Nabot.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-74)

Melihat kesuburan kebun anggur tersebut membuat nafsu Ahab untuk memilikinya muncul. Ahab berniat mengambilnya dengan cara membeli atau menukarnya dengan tanah yang lain. Namun Nabot, pemilik kebun anggur tersebut menolaknya, karena kebun anggur tersebut merupakan warisan dari leluhurnya yang tidak akan ditukar atau dijualnya.

Atas penolakan tersebut, membuat Izebel terbit marahnya, kemudian mengupah orang untuk memfitnah Nabot dihadapan penduduk Israel dengan mengatakan bahwa Nabot telah mengkutuk Allah dan raja Israel. Orang upahannya tersebut diminta untuk mengerahkan penduduk agar menghukumnya. Penduduk Yizreel kemudian beramai ramai menangkap Nabot dan melemparinya dengan batu hingga menemui kematiannya. Setelah itu Ahab mengambil kebun anggur milik Nabot.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-73)

Dalam kitab 1 Raja-Raja 21 menyebutkan, perbuatan keji Izebel terhadap Nabot tersebut akhirnya didengar dan mengundang kedatangan Nabi Ilyas untuk menemui Ahab. Karena telah berkali kali Ahab, istri dan anak anaknya melakukan kekejian dengan banyak membuat fitnah dan membunuh rakyatnya maupun nabi-nabi Bani Israel tanpa hak, kemudian Nabi Ilyas menyampaikan sumpah kutukannya (yang dalam bahasa arab disebut Mubahalah).

Kutukannya adalah bahwa Ahab dan istrinya ketika menemui kematiannya dagingnya dicabik dan darahnya akan dijilat jilat oleh anjing. Allah akan melenyapkan semua keturunannya yang laki laki baik yang mempunyai kedudukan tinggi maupun yang menjadi rakyat biasa. Yang mati di kota jasadnya akan dimakan anjing sedang yang mati di padang jasadnya akan di makan burung.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here