Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-37)

Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-37)
Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah) Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Fir’aun dan agar memenuhi permintaan Nabi Musa terhadap Bani Israel, yang jika tidak dipenuhi akan muncul wabah belalang yang akan menghancurkan pohon dan tetumbuhan yang tersisa yang masih hidup setelah diserang hujan es. Kali ini orang yang menyembunyikan keimanannya di keluarganya juga ikut menyarankan agar memenuhi tuntutan Musa sehingga Mesir terhindari dari kehancuran. Namun Fir’aun tetap tidak memperhatikannya. Maka kemudian wilayah Mesir diserbu belalang yang sangat banyak hingga menutupi semua hal yang ada di atas tanah. Fir’aun kembali menemui Musa dan mengaku dosa dan minta agar wabah belalang tersebut dihilangkan. Namun setelah wabah belalang berlalu, Fir’aun kembali ingkar janji. Kemudian wilayah Mesir dilanda gelap gulita beberapa hari, namun hal tersebut tidak menggoyahkan hati raja. Setelah selesai hari-hari tidak ada matahari dan tidak ada cahaya, Nabi Musa tidak lagi mau menemui raja. BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-36) Tiba tiba Penduduk Mesir dilanda peristiwa setiap anak sulung meninggal termasuk anak sulung Meremptah. Masyarakat Mesir yang semakin ketakutan kemudian menemui Bani Israel dan memberikan barang-barang berharga termasuk emas kepada penduduk Bani Israel, dengan harapan Nabi Musa dan Harun tidak lagi mendatangkan musibah bagi mereka. Mengenai musibah dan wabah yang melanda bangsa Mesir, Al-Quran dalam QS. Al-A’raf: 130-135, QS. Az-Zukhruf: 49-50 menceritakan secara sepintas dan tidak detil. Sedang Kitab Keluaran 7 : 14-24, 8 : 1-32, 9 : 1-35, 10 : 1-29, 11 : 1-9, menceritakan secara detil. Namun Meremptah, para pembesarnya dan sebagian kaumnya tetap bersikap angkuh, sombong dan tetap memperlakukan Bani Israel sebagai budak bangsa Mesir yang menghamba kepada mereka. Musibah apapun yang menimpa mereka, tidak membuat mereka menjadi orang yang beriman sesuai anjuran Nabi Musa dan Harun (QS. Al-Mukminun: 46 –47). Bencana sebagai bukti yang diancamkan Nabi Musa kepada mereka justru dipakai untuk menyalahkan Nabi Musa yang dianggap akan menghancurkan bangsa Mesir. Mereka menyatakan bukti apapun yang dibawa Musa tetap dianggap sebagai sihir dan tidak akan membuat mereka beriman kepada Allah dan Musa. BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-35)Hari raya Paskah Bani Israel yang harus diperingati setiap tahun. Riwayat munculnya hari raya Paskah bagi Bani Israel adalah terkait dengan Allah akan menghukum bangsa Mesir dengan kematian semua anak sulung manusia maupun binatang milik bangsa Mesir. Kitab Kejadian 12 : 1-28 mengisahkan, beberapa hari sebelum anak sulung dimatikan, Allah menyampaikan firman kepada Nabi Musa dan Harun sebagai berikut: Hari raya Paskah adalah hari keempat belas sampai hari ke dua puluh satu pada bulan Nissan, yaitu hari dan bulan jatuhnya hukuman Allah pada bangsa Mesir dengan dimatikannya anak sulung manusia maupun binatang pada malam pertama hari Paskah setelah anak domba jantan disembelih. Pada senja hari sebelum anak sulung dimatikan, setiap keluarga Bani Israel harus menyembelih seekor anak domba atau kambing jantan yang tidak boleh cacat. Darah sembelihan harus disapukan ke bagian atas dua tiang pintu rumah agar anak sulung Bani Israel tidak ikut menjadi kurban. Anak domba sembelihan harus dibakar atau dipanggang dari kepala sampai kaki termasuk isi perutnya, dan tidak boleh direbus dalam air. Sayur yang boleh dimakan adalah sayur pahit. Ketika makan, Bani Israel harus mengikat pinggangnya, memakai kasut kaki sambil tangannya memegang tongkat. Memakannya harus dengan roti beragi dan memakan dengan cepat. Bila masih ada daging yang masih tersisa pada pagi harinya sisa daging harus dibakar sampai habis. BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-34) [caption id="attachment_76492" align="aligncenter" width="454"] Bani Israel mengoleskan darah hewan kurban ke tiang (kusen) pintu rumah agar anak sulung mereka terhindar dari kematian. (The Jerusalem Connection)[/caption] [caption id="attachment_76493" align="alignnone" width="720"] Danau Qarun, tempat di mana Istana Qarun berada yang tertelan bumi. (Nationalparks Africa)[/caption] Pada malam pertama hari Paskah Bani Israel tidak boleh keluar rumah. Hari selanjutnya sampai hari ke dua puluh satu selama tujuh hari, Bani Israel harus makan malam dengan roti tanpa beragi, dan di rumah tidak boleh disimpan ragi sejak hari pertama hari raya Paskah. Pada hari pertama maupun hari ketujuh, Bani Israel harus melakukan Pertemuan Kudus dan tidak boleh bekerja dan hanya menyediakan makanan yang perlu dimakan saja untuk setiap orang. Bangsa asing, bangsa di luar Bani Israel tidak boleh makan makanan Paskah. Budak hanya boleh makan makanan Paskah jika telah disunat. Daging makanan Paskah tidak boleh dibawa ke luar rumah bahkan satu tulang pun tidak boleh dibawa ke luar rumah. Apabila ada orang asing telah menetap pada Bani Israel, bisa makan daging Paskah bila telah disunat dan dianggap sebagai orang asli Bani israel. Semua orang yang belum bersunat tidak boleh makan daging Paskah. Kitab Keluaran 13 : 13-16, juga menjadi ketetapan bagi Bani Israel bahwa setiap anak sulung laki-laki yang lahir harus ditebus dengan kurban domba dengan diupacarakan seperti hari raya roti tidak beragi, yaitu seperti memperingati hari raya Paskah, karena hal itu telah dilakukan oleh Nabi Musa. Selain itu penebusan itu juga sebagai bentuk syukur atas keluarnya Bani Israel dari perbudakan oleh bangsa Mesir dan memperingati hari dimana setiap anak sulung di Mesir dimatikan oleh tuhan sedang anak sulung Bani Israel terhindar dari kematian pada masa Nabi Musa. BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-33)9. Qarun dan seluruh hartanya ditelan bumi. Dusta dan keingkaran atas janji Meremptah, Haman dan Qarun terhadap adzab Allah, Nabi Musa kemudian mendatangi Qarun di rumahnya di kota Fayoum. Qarun adalam kaumnya Nabi Musa, orang dari Bani Israel, dimana anugerah Allah kepadanya berupa kekayaan yang melimpah. Kunci-kunci gudang penyimpanan harta sangat berat sehingga kalau membawa kunci harus dipikul beberapa orang. Namun konflik antara Bani israel dengan bangsa Mesir yang terjadi karena datangnya Nabi Musa, telah membuatnya semakin takut kehilangan kekayaan sehingga membuatnya melawan Nabi Musa dan Harun dan mendukung penindasan dan perbudakan terhadap kaumnya sendiri. Qarun mengkhianati kaumnya sendiri. Bani Israel telah mengingatkan Qarun yang terlalu membanggakan hartanya dimana Allah tidak menyukai orang yang membanggakan dirinya sendiri. Karena perbuatan itu membuat Qarun lupa kepada Allah dan kewajibannnya berbuat baik kepada orang lain. Qarun menganggap harta yang diperolehnya adalah atas usahanya sendiri. Meskipun telah diingatkan bahwa perbuatannya seperti perbuatan kaum sebelumnya yang sudah dianugerahi kekayaan yang melimpah, namun justru lupa kepada ajajarn Allah sehingga diadzab Allah. BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-32) Peringatan tersebut tidak digubris oleh Qarun, dan apabila keluar rumah dipakainya semua atribut kekayaannya untuk mempengaruhi kaum Bani Israel agar patuh kepadanya. Orang-orang berilmu dari kaumnya yang memperingatkannya tidak diindahkan sama sekali. Kebanggan atas diri sendiri itu telah membuat Qarun tidak peduli dan bahkan mendukung Meremptah menindas kaumnya dan melawan Nabi Musa dan Harun. Nabi Musa datang ke rumah Qarun untuk memperingatkan agar sadar atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya karena perbuatannya telah membuat kerusakan. Nabi Musa mengigatkan akan adzab Allah yang bisa menimpanya. Namun Qarun terus membantahnya. Akhirnya Nabi Musa meninggalkannya, dan tidak jauh setelah Nabi Musa berjalan dari rumahnya, tiba-tiba bumi terbelah menelan Qarun bersama rumah dan seluruh harta bendanya. Yang menimpa Qarun membuat sebagian Bani Israel yang sebelumnya terpengaruh perbuatan Qarun dan hendak mengikutinya kembali sadar dan berbalik mengikuti Nabi Musa dan Harun. (QS. Al-Qashash: 76-82). Masyarakat Mesir yang berada di dekat rumah Qarun menjadi kaget dan takut kepada Nabi Musa. Kota Fafoyum gempar dengan berita tentang mukjizat Nabi Musa yang membuat Qarun beserta seluruh harta bendanya lenyap ditelan bumi. Masyarakat Mesir semakin dilanda ketakutan oleh kedatangan Nabi Musa dan Harun yang terbukti menunjukkan kuasa Elloh Bani Israel, sedang Dewa Amun Ra mereka, raja Meremptah dan tentaranya tidak mampu melawan mukjizat Nabi Musa dan Harun. BERSAMBUNG

Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group