Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-119)

VIII. Nabi Zakariya, Yahya, ‘Iysaa, Kehancuran Haekal Sulaiman (Masjidil Aqsha) yang Kedua dan Kemunculan Nashara, Kristen dan Katolik.

568
Lukisan Maryam didatangi Malaikat Jibril yang menampakkan diri dalam bentuk manusia, mengabarkan kehamilan Maryam. (Sumber: Sangsabda.wordpress.com)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Tidak lama kemudian, Elizabeth yang sudah sangat tua untuk dapat memperoleh anak ternyata Hamil. Saat itu, Nabi Zakariya pun telah berumur sekitar 85 tahun. Segera kehamilan Elizabeth menggetarkan langit Yerusalem. Bani Israel langsung diingatkan peristiwa tentang Sarah istri Nabi Ibrahim yang juga tua namun kemudian mengandung Ishaq.

Harapan kemunculan Messiah menjadi lebih kuat lagi, lebih besar harapannya dibanding ketika ada berita kehamilan Hanna yang akhirnya melahirkan Maryam. Namun berita tersebut juga menyulitkan Nabi Zakariya, rumahnya sering didatangi orang yang tidak dikenal dan membuat takut istrinya. Murid murid Nabi Zakariya ikut membantu menjaga rumah. Namun bahaya itu juga tidak berkurang. Banyak pihak yang tidak ingin Messiah lahir. Penguasa khawatir demikian pula banyak imam Yahudi yang tidak ingin kehilangan jabatannya.

Mariam pun akhirnya mendengar kabar gembira kehamilan bibinya sekaligus kesulitan yang di alami oleh pamannya. Mariyam kemudian keluar dari Haekal Sulaiman, menemui bibinya, mengungkapkan rasa suka citanya atas munculnya anugerah Allah, dan menghiburnya agar tabah menghadapi tekanan orang orang yang membahayakannya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-118)

Bagi Maryam, apa yang dialami Elizabeth bukan sesuatu yang luar biasa karena dirinya sering mendapatkan makanan dari Allah. Demikian pula Elizabeth pasti mengetahui dari suaminya tentang apa yang terjadi di mihrab Maryam. Peretemuan yang tentunnya menggembirakan mereka berdua.

Akhirnya Nabi Zakariya secara sembunyi-sembunyi membawa istrinya keluar kota, mengungsikannya di hutan di tepi sungai Yordan yang terpencil yang jauh dari jangkauan orang. Setelah beberapa hari membuatkan rumah istrinya di perkampungan kecil dalam hutan, Nabi Zakariya kemudian kembali ke Yerusalem.

Hilangnya Elizabeth dari Yerusalem sempat menggegerkan Bani Israel, namun Nabi Zakariya tidak melayani pertanyaan tentang keberadaan istrinya. Kehamilan istrinya bukan hanya menjadi berita besar yang memunculkan harapan kelahiran Messiah, namun juga mengangkat kembali kehormatan Nabi Zakariya sebagai imam di Haekal Sulaiman. Tidak ada lagi yang berani mencela, mengejek, menghina dan menghujatnya.

Namun hidup Nabi Zakariya agak lebih tenang hanya sekitar dua bulan. Dirinya menjadi kaget luar biasa ketika Maryam mengabarkan tentang kehamilannya sedang dirinya tidak pernah ada yang menyentuhnya. QS. Maryam 16-22, QS. Al-Anbiya 91, QS. Ali Imran 45-47, QS. At-Tahrim 12, mengkisahkan tentang kehamilan Maryam, yaitu:

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-117)

Ketika mengasingkan diri dari keluarganya ke daerah timur, yang berarti Maryam pergi sendirian ke daerah timur. Tidak ada penjelasan secara rinci siapa yang dimaksud keluarga dalam ayat tersebut. Keluarga Maryam adalah Nabi Zakariya dan keluarga kehidupan kesehariannya di Yerusalem. Maryam pergi sendirian, berarti tidak mungkin pergi jauh dari Yerusalem. Maryam pergi ke arah timur Yerusalem, berarti sangat mungkin berada di perjalan ke arah Jericho dan berada tidak jauh dari Yerusalem.

Maryam adalah wanita yang sangat menjaga kehormatannya, sehingga ketika dia berhenti untuk beristirahat, dibuatlah tabir atau penyekat untuk menutup dirinya atau semacam mendirikan tenda kecil sehingga tidak bisa dilihat siapapun. Dalam tabirnya kemudian tiba tiba datang malaikat Jibril yang diutus oleh Allah, yang mendatangi Maryam dalam bentuk manusia yang sempurna, sehingga kedatangannya membuatnya kaget.

Maryam merespons kedatangannya dengan berkata bahwa dirinya berlindung kepada Rabnya terhadapmu (Jibril), jika engkau orang yang bertaqwa. Maryam menyebut Jibril sebagai orang, hal itu menunjukkan bahwa yang datang adalah malaikat Jibril dalam bentuk seperti manusia yang sempurna.

Kemudian Jibril mengatakan bahwa dirinya adalah utusan Rabnya Maryam, untuk menyampaikan kabar tentang anugerah Allah, dimana Allah telah meniupkan ruh ke tubuh Maryam yang Al-Quran menyebutnya seorang anak laki-laki yang bersih suci atau ngghulaaman zakiyyan, yang akan menjadi orang terkemuka di dunia dan akhirat, dan termasuk orang yang didekatkan kepada Allah, yang bernama Al-Masih ‘Iysaa. Jadi malaikat Jibril datang dengan maksut memberikan kabar bahwa saat itu Maryam telah hamil karena Allah telah meniupkan ruh kedalam tubuh Maryam.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-116)

Dalam QS. Ali Imran 45, Jibril disebut tidak datang sendirian. Sedang pada QS. Al-Baqarah 253 disebutkan bahwa ‘Iysaa diperkuat dengan Ruh Kudus yaitu Malaikat Jibril yang tafsir atas diperkuat adalah selalu mendampingi ‘Iysaa mulai sejak di lahirkan hingga diambil kembali oleh Allah SWT. Selalu mendampingi bukan hanya untuk mengamankan dari kejahatan manusia tetapi juga menjaga tingkah dan ucapan ‘Iysaa.

Maryam kemudian bertanya bagaimana mungkin dirinya memperoleh anak laki-laki sedang dirinya tidak pernah bersentuhan dengan laki-laki dan dirinya bukan penzina (karena tidak pernah bersentuhan dengan laki-laki maka Maryam dikenal sebagai perawan suci). Pertanyaan yang langsung dijawab oleh Jibril bahwa hal itu mudah bagi Allah, dan Allah menjadikan hal itu sebagai suatu tanda kebesaran Allah bagi manusia dan sebagai rahmat Allah, serta merupakan suatu urusan yang sudah diputuskan. Apabila Allah telah berkehendak menetapkan sesuatu, Allah hanya berkata “Jadilah”, maka jadilah sesuatu. Allah meniupkan Ruh (ciptaan) Allah ke dalam tubuhnya.

Kisah kehamilan Maryam juga diceritakan dalam injil Barnabas. Barnabas adalah salah satu murid sekaligus sahabat setia Nabi ‘Iysaa, yang dalam QS. Ali Imran 52 sahabat setia disebut Hawariyyun. Dengan demikian, ada dua kemungkinan Barnabas menuliskan proses kehamilan Maryam pada injilnya yaitu bersumber dari 1) diberitahu langsung oleh Nabi ‘Iysaa, atau Maryam atau 2) atau mengetahuinya dari kabar yang jauh sebelumnya disampaikan Nabi Zakariya pada Bani Israel ketika menceritakan proses kehamilan Maryam pada Bani Israel.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here