Minta Maaf, Mantan Presiden Afghanistan Bantah Bawa Kabur Uang Negara

421

Jakarta, Muslim Obsession – Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meminta maaf kepada rakyatnya, karena harus meninggalkan Kabul setelah kekuasaanya digulingkan oleh Taliban. Pernyataan ini dijelaskannya di akun Twitter miliknya.

 “Meninggalkan Kabul adalah keputusan tersulit dalam hidup saya, tetapi saya percaya itu adalah satu-satunya cara untuk menghentikan pertempuran senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya.  Saya telah mengabdikan 20 tahun hidup saya untuk membantu orang-orang Afghanistan bekerja untuk membangun negara yang demokratis, makmur, dan berdaulat,”jelasnya dilansir dari Alarabiya, Rabu (8/9).

“Tidak pernah ada niat saya untuk meninggalkan orang-orang dari visi itu,” tambahnya .

Sebelumnya, Ghani juga merilis pesan video bulan lalu dari Uni Emirat Arab. Ia mengkonfirmasi bahwa negara itu menampungnya atas dasar kemanusiaan.

Selama pernyataannya yang dirilis pada hari Rabu, Ghani mengatakan dia pergi atas desakan keamanan istana untuk menghindari risiko pertempuran jalanan berdarah. Dia sekali lagi membantah mencuri jutaan dari perbendaharaan.

“Saya dan istri saya sangat teliti dalam keuangan pribadi kami.  Saya telah mengumumkan semua aset saya secara terbuka.  Warisan keluarga istri saya juga telah diungkapkan dan tetap terdaftar di negara asalnya, Lebanon,” katanya.

“Saya menyambut baik audit resmi atau investigasi keuangan di bawah naungan PBB atau badan independen lain yang sesuai untuk membuktikan kebenaran pernyataan saya di sini,” tambah Ghani.

Sebelumnya Kedutaan Besar Rusia di Kabul mengatakan bahwa Presiden Ashraf Ghani telah meninggalkan Afghanistan dengan empat mobil dan satu helikopter yang dipenuhi uang tunai. Bahkan ia harus meninggalkan sejumlah uang karena tidak semuanya muat.

“Empat mobil penuh dengan uang, mereka coba memasukkan sebagian uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat. Dan sebagian uang itu dibiarkan tergeletak di landasan,”kata juru bicara kedutaan Rusia di Kabul,Nikita Ishchenko, seperti dilaporkan kantor berita RIA.  (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here