Mereview Kehidupan: Berdoalah, Allah Ta’ala Pasti Kabulkan

454

Oleh: H. Winarto AR bin Darmoredjo (Majelis Dakwah Edwin Az-Zahra)

Doa merupakan suatu permohonan atau permintaan yang bersifat baik terhadap Allah SWT, seperti meminta kesehatan, keselamatan, rezeki yang halal dan tabah dalam menjalani kehidupan.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (dengan berdoa) akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina,” (QS. Ghafir: 60).

BACA JUGA: Kerja Keras untuk Dunia Lupa Akhirat

Berdoa adalah menjalankan perinta Allah SWT. Berarti berdoa adalah ibadah. Bahkan orang yang tak mau berdoa dicap oleh Allah SWT sebagai orang yang sombong dan akan dimasukan neraka. Sehingga doa adalah sebagai peredam murka Allah SWT.

Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya,” (HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Kita sering menggunakan nalar kita dalam mengukur kehidupan. Karena miskin ia tak mau berdoa agar dirinya menjadi pengusaha yang kaya. Alasannya bagaimana akan menjadi pengusaha, modal saja tidak punya. Ini kekeliruan pola pikir manusia. Seolah-olah Allah SWT tak mampu menolongnya menjadi orang kaya.

Hal demikian juga ada pada diri Nabi Zakariya. Beliau sudah tua, isterinya juga sudah tua dan mandul. Secara nalar mereka mustahi mempunyai anak. Maka Zakariya pun tidak berdoa.

Namun ketika beliau yang merawat keponakannya Maryam yang soleh memunculkan fitrahnya untuk memiliki anak yang soleh juga untuk meneruskan dakwahnya. Pikiran yang demikian melahirkan keyakinan kalau Allah SWT maha kuasa. Dia dapat mengubah segalanya.

BACA JUGA: Allah Pleaser Yes, People Pleaser No

Dalam kondisi yang sudah tua namun dalam dirinya ada keyakinan yang kuat atas kekuatan dan kasih sayang Allah SWT yang akan mengabulkan doanya, maka dengan penuh keyakinan ia berdoa:

رَبِّ هَبْ لى‏ مِنْ لَدُنْكَ ذُرِيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَميعُ الدُّعاء

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa,” (QS. Ali Imran: 38).

Perlu kita yakini bahwa Allah SWT tak pernah mengingkari janji. Kalau Dia berjanji akan mengabulkan doa hambanya, maka hal tersebut pasti ditepati. Ternyata benar, ketika Nabi Zakaria berdoa, maka saat itu juga do’ä Zakariya dikabulkan langsung oleh Allah SWT.

Allah SWT mengkisahkan hal ini di ayat selanjutnya, ”Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab, “Allah SWT menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman) dari Allah SWT, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang shalih,” (QS. Ali Imran: 39).

BACA JUGA: Takut Hadapi Masa Depan?

Doanya yang dikabulkan secara langsung saat itu juga membuat Nabi Zakaria kaget dan seolah tak percaya. Sebab ketika ia dan isterinya masih muda saja susah mendapatkan anak. kenapa di usia yang sudah tua akan punya anak.

Apalagi isterinya adalah seorang yang mandul. Karena sudah tua kita bisa memperkirakan sudah menopause. Sehingga mustahil dan tidak masuk akal kalau bisa punya anak.

***

Karena mustahil tersebut maka Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?” Dia (Allah SWT) berfirman, “Demikianlah, Allah SWT berbuat apa yang Dia kehendaki,” (QS. Ali Imran: 40).

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita, ternyata bagi Allah SWT sangat mudah untuk mematahkan kemustahilan. Hal-hal yang luar biasa dapat Allah SWT berikan kepada siapa saja. Bagi-Nya tidak ada yang sulit, ‘Allah SWT berbuat apa yang Dia kehendaki’.

Kisah tersebut Allah SWT sampaikan dalam Al Qurán agar menjadi pelajaran bagi kita semua. Banyak kisah dari hal yang mustahil, namun Allah SWT mementahkan kemustahilan. Api terasa dingin ketika Nabi Ibrahim dilempar kedalamnya. Laut dapat terbelah ketika Musa akan menyeberang. Dan mungkin banyak kisah lainnya yang kita dengar.

BACA JUGA: Buah Kesabaran Nabi Ayyub ‘Alaihissalam

Maka pesan yang kita petik, Janganlah berputus asa dengan rahmat Allah SWT. Bercita-citalah setinggi langit. Allah SWT akan mengabulkannya. Bangunlah keyakinan kalau Allah SWT akan menolong. Bangunlah rasa percaya diri yang akan mendorong untuk maju dan berkembang.

Namun kita jangan takabur seperti Firáun. Dia tak mau bersandar kepada Allah SWT, apalagi berdoa kepada-Nya. Maka ketika orang melihat kekuasaan Firáun di atas segalanya, dan seolah mustahil dapat runtuh, ternyata bagi Allah SWT mudah saja. Cukup dengan menenggelamkan Firáun kemustahilan dari keruntuhan tersebut berakhir. Persembahan Pranyata.

***

Selamat merenung, me-review kehidupan masing-masing.

 


#Apakah engkau suka hatimu menjadi lembut dan mendapatkan hajatmu (keperluanmu)? Rahmatilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan kepadanya dari rezekimu, niscaya hatimu menjadi lembut dan niscaya kamu akan mendapatkan hajatmu.” (HR. ‘Abdurrazaq).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here