Takut Hadapi Masa Depan?

579

Oleh: H. Winarto AR bin Darmoredjo (Majelis Dakwah Edwin Az-Zahra)

Pikiran manusia kerap dipenuhi dengan bayangan-bayangan masa depan. Namun terlalu memikirkan masa depan, sama seperti membeli perabotan rumahtangga untuk rumah yang bahkan belum dibangun.

***

Pikiran manusia kerap dipenuhi dengan bayangan-bayangan di masa depan. Namun terlalu memikirkan masa depan, sama seperti membeli furnitur untuk rumah yang bahkan belum dibangun.

Ketika perabotan-perabotan tersebut berada di tangan, kita tidak punya tempat untuk meletakkannya. Akibatnya, barang-barang itu akan memadati hidup di masa sekarang.

Dengan kata lain, terlalu memikirkan masa depan sama artinya dengan mengisi hari-hari dengan pikiran, perhatian, antisipasi, dan kecemasan yang mungkin tidak akan pernah terjadi.

BACA JUGA: Buah Kesabaran Nabi Ayyub ‘Alaihissalam

Dalam sebuah artikel yang diunggah di About Islam, manusia kerap terburu-buru menuju masa depan demi sesuatu yang disebut sebagai kebaikan. Saat masih anak-anak, tidak sedikit yang ingin cepat besar sehingga bisa bermain dengan teman-teman lain yang lebih tua.

Pun saat remaja, kita tidak bisa menunggu untuk menjadi dewasa dan bebas dari batasan orangtua. Nantinya saat dewasa, manusia sudah bermimpi tentang masa pensiun ketika akhirnya dapat menikmati semua waktu luang yang ada.

Manusia kerap memiliki kecenderungan bergegas ke masa depan demi kebaikan yang dirasa ada di sana. Tetapi tidak ada yang bisa menjamin hari esok. Tidak ada jaminan apapun darinya.

Ketika kita menaruh terlalu banyak harapan di hari esok, hal ini berisiko membawa hasil yang berbahaya. Manusia akan mulai merasa berhak atas masa depan tertentu yang mungkin tidak pernah datang.

BACA JUGA: Kejarlah Surga Hingga ke Telapak Kakinya

Ketika masa depan yang diharapkan itu tidak terjadi, manusia bisa menjadi sangat emosional dan sengit. Lebih parah, manusia bisa kehilangan momen menikmati berkah yang didapat di momen saat ini.

Allah SWT telah memberi tahu tentang itu dalam Al-Quran dengan sangat jelas. Dalam QS. An-Nahl ayat 1, Allah SWT berfirman, “Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan”.

Ayat ini mengingatkan tentang sifat Hari Akhir yang tidak diketahui, tetapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang akan telah diatur akan datang pada saatnya. Manusia diminta untuk sabar hingga saatnya tiba.

Jika harus menjalani hidup dengan berpikir dan berharap untuk masa depan, hal ini dapat dilakukan dengan mengingat kita akan menerima yang baik di kehidupan selanjutnya, untuk kebaikan yang kita lakukan dalam kehidupan ini.

BACA JUGA: Nikmat Memasuki Tahun Baru

Namun, kita hanya bisa bertemu dengan kesenangan di akhirat dengan mengambil tindakan di masa sekarang. Jadi mari berharap untuk rahmat Allah SWT dan menyerahkan masa depan kehidupan ini kepada kehendak Allah SWT.

Wallahu ‘alam. Wa basysyiril mukminiin.

 


#Apakah engkau suka hatimu menjadi lembut dan mendapatkan hajatmu (keperluanmu)? Rahmatilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan kepadanya dari rezekimu, niscaya hatimu menjadi lembut dan niscaya kamu akan mendapatkan hajatmu.” (HR. ‘Abdurrazaq).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here