Kisah Wanita Hitam yang Spesial di Mata Rasulullah

Oleh: Abdan Syakura (Aktivis Masjid) Memakmurkan masjid adalah tugas setiap orang beriman. Seseorang yang terlibat dalam aktivitas memakmurkan masjid memiliki nilai tinggi di hadapan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman: "Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk,” (QS. At-Taubah [9]:18). Banyak cara untuk berkontribusi dalam kegiatan memakmurkan masjid. Orang yang memakmurkan masjid adalah mereka yang secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan di masjid, seperti beribadah, menghadiri pengajian, memberikan sumbangan, serta membantu merawat dan menjaga kebersihan masjid. BACA JUGA: Jangan Lupakan! Baca Doa Mustajab Ini Saat Terbangun Tengah Malam Mereka juga berusaha menjaga ketenangan dan kedamaian di dalam masjid, serta berkontribusi positif untuk kehidupan berjamaah di masjid. Syahdan, pada masa Rasul ﷺ, ada seorang wanita tua berkulit legam. Namanya tidak terkenal di kalangan sahabat. Beberapa ulama ahli sejarah juga tidak mengetahui persis nama aslinya. Ia lebih dikenal dengan panggilan Ummu Mahjan. Ia pun bukan sahabiyah yang ikut terjun ke medan jihad atau menghafal ribuan hadits. Amalannya sederhana, mengumpulkan daun yang jatuh di sekitar masjid. Lalu ia bersihkan dan membuangnya ke tempat sampah. Ia melakukan hal yang sama dari hari ke hari. Amalannya istiqamah meski dianggap hal yang kecil. Perbuatan kecil itu bernilai besar di mata Rasulullah ﷺ. Ummu Mahjan mendapatkan perhatian yang spesial dari Nabi ﷺ. Beliau secara khusus mendoakan Ummu Mahjan yang telah meninggal. Siapa yang tidak ingin didoakan Rasulullah yang pasti diijabah oleh Allah SWT. BACA JUGA: Benarkah Dunia Dilaknat Allah? Mengapa? Dikisahkan dalam buku 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, Rasulullah ﷺ sempat menegur para sahabatnya ketika mendengar Ummu Mahjan meninggal. Tentunya yang membuat Rasulullah ﷺ menegur para sahabat bukan perkara meninggalnya Ummu Mahjan. Marahnya Rasulullah ﷺ karena tidak diberi tahu oleh para sahabatnya atas meninggalnya Ummu Mahjan. Begitu istimewanya Ummu Mahjan di mata Rasulullah sampai-sampai kekasih Allah SWT itu menegur para sahabatnya untuk masalah yang tidak ada kaitannya dengan akidah atau akhlak. Teguran Nabi Muhammad ﷺ kepada para sahabatnya itu dikisahkan dalam hadits Abu Hurairah RA bahwasanya ada seorang wanita berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid. BACA JUGA: Empat Langkah Persiapkan Diri Sambut Ramadhan Suatu ketika Rasulullah merasa kehilangan wanita tersebut. Lalu Beliau ﷺ bertanya kepada para sahabat, yang kemudian menjawab, "Ia telah wafat, ya Rasulullah." Mendengar jawaban dari salah satu sahabatnya itu Rasulullah ﷺ bertanya, "Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?" Saat itu para sahabat cukup terkejut. Mereka tidak pernah memandang Ummu Mahjan sebagai sosok yang penting. Namun, ternyata bagi Rasul ﷺ, almarhumah dipandang sebagai seorang yang penting. Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, "Tunjukkan kepadaku di mana kuburannya!" Lalu para sahabat bergegas menunjukkan kuburannya kepada Rasulullah ﷺ. Setelah sampai di makamnya kemudian Rasulullah mendoakan Ummu Mahjan. Ummu Mahjan tidak memiliki harta berupa keturunan dan benda berupa kekayaan. Ummu Mahjan juga adalah seorang wanita yang sudah lanjut usia, tapi semangat dan kecintaannya terhadap kebersihan masjid patut dijadikan contoh. BACA JUGA: Amalan Ringan Penghapus Dosa Meski sudah memasuki usia renta, Ummu Mahjan menyadari dirinya masih punya kewajiban terhadap akidahnya dan masyarakat Islam. Kerena sadar akan keadaannya tidak akan sanggup ikut berperang melawan musuh-musuh Allah SWT, Ummu Mahjan melakukan apa saja yang bisa dia kerjakan, meski hanya sebagai petugas kebersihan. Menjadi petugas kebersihan dinilainya sebagai bagian dari iman karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Bagitulah semangat Ummu Mahjan. Meski usianya sudah tua, ia tetap ingin melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT melalui hal-hal yang dianggap kecil. Ia sapu semua kotoran dan sampah yang ada di sekitaran masjid sehingga kebersihan masjid tetap terjaga. Kisah Ummu Mahjan menjadi pertanda bagi kita, betapa pentingnya memerhatikan masjid. Sekecil apapun kontribusi kita terhadap masjid, perlahan-lahan akan menautkan hati kita pada masjid. BACA JUGA: Keutamaan dan Janji Allah Bagi yang Sabar Hadapi Kesulitan Jika hati sudah terpaut pada masjid, maka kita tak akan pernah berpaling dari upaya untuk memakmurkannya. Ini saja, pahalanya sudah sangat besar! Orang yang hatinya selalu ada untuk masjid, maka ia termasuk ke dalam 7 golongan yang akan dinaungi Allah Ta’ala. Rasulullah ﷺ bersabda: Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya. (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh’, (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya,” (HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031). Wallahu a’lam bish shawab.
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group