Gus Yahya: Semua Keputusan NU Berdasar Pertimbangan Agama dan Syariat

414
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: Media Indonesia)

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menyebut, organisasi Islam NU dibentuk untuk niat dan harapan-harapan berupa kebaikan dunia akhirat sehingga wajib dijalankan dengan tuntunan-tuntunan agama.

“Itulah sebabnya sejak didirikan hingga sekarang tidak ada satu pun, tidak ada satu pun keputusan Nahdlatul Ulama kecuali didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan agama, pertimbangan-pertimbangan syariat, pertimbangan apa yang benar, apa yang salah, apa yang baik menurut syariat,” ujar Gus Yahya dalam sambutannya pada istigasah dalam rangka Harlah ke-101 NU di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, dalam keterangan yang diterima, Ahad (28/1)

Gus Yahya menjelaskan, NU mempunyai struktur kepengurusan yang disebut syuriyah dan terdiri dari para kiai ahli syariah yang secara khusus bertugas untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan syariat.

“Kalau Ketua Umum Tanfdiziyah seperti saya, apalagi cuma ketua PWNU kayak Kang Zuhdi (Ketua PWNU DIY, Zuhdi Mudhlor) itu, kita ini cuma pesuruh yang melaksanakan keputusan-keputusan syuriyah,” kata Gus Yahya sambil bercanda.

Gus Yahya melanjutkan wewenang dari kepemimpinan NU pada dasarnya adalah wewenang hukumah yang berarti Nahdlatul Ulama sebagai jam’iyah menjalankan fungsi imamah dengan wewenang sebagaimana wewenang imam.

“Yang dikatakan bahwa hukmul imam yarfa’ul khilaf, apapun pendapat kita masing-masing, apabila sudah ada ketentuan keputusan dari organisasi, maka semua perbedaan harus ditundukkan kepada keputusan organisasi itu,” lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.

Pada kesempatan itu, Gus Yahya juga menerangkan bahwa istigasah kali ini merupakan penanda tonggak perjuangan NU dalam mewujudkan kemaslahatan untuk semesta.

Istigasah ini sendiri dipimpin oleh Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori dan ditutup dengan doa oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

“Kita jadikan ini sebagai penanda saja untuk hari lahir NU ke-101 ini. Sesudah ini kita akan terus beristigasah dengan cara apapun yang mungkin demi maslahat NU, demi maslahat Islam, demi maslahat negara bangsa Republik Indonesia, demi maslahat kemanusiaan seluruhnya,” katanya.

Gus Yahya pun berpandangan, perjuangan NU selama 101 tahun ini sebetulnya belum apa-apa sekalipun terasa cukup lama. Sebab, lanjut dia, perjuangan ini diniatkan untuk selama-lamanya

“Karena maksud dan ghirah dari para muassis Nahdlatul Ulama, para pemimpin Nahdlatul Ulama adalah perjuangan dengan Nahdlatul Ulama ini selama-lamanya ila yaumil qiyamah,” ujarnya.

Istigasah diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh KH Miftachul Akhyar. Potongan tumpeng diserahkan kepada Gus Yahya, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, dan Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran KH Mu’tashim Billah secara berurutan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here