Empat Manfaat Khitan dari Sisi Medis

274
Ilustrasi: Anak-anak yang hendak dikhitan ditemani orangtuanya.

Jakarta, Muslim Osession – Khitan bagi umat Islam hukumnya adalah wajib, khitan sendiri merupakan ibadah yang dilakukan kepada anak laki-laki beragama Islam yang pernah disyariatkan oleh Nabi Ibrahim as. Selain sebagai sarana sahnya shalat, khitan juga bertujuan untuk menghilangkan najis dan mengislamkan seorang hamba secara kaffah.

Selain itu, khitan juga ternyata mengandung manfaat jika dilihat dari sisi medis.

“Khitan atau sunat adalah peristiwa memotong ujung kulit yang menyelubungi penis. Secara agama khitan merupakan kewajiban syariat bagi tiap Muslim laki-laki,” kata dr Ita Fajria dalam tayangan video Pentingnya Khitan (Sunat) dalam Kondisi Steril dan Sesuai Prosedur Medis yang diunggah Youtube NU Online belum lama ini.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali ini menjelaskan manfaat khitan secara medis, di antaranya ada empat yaitu:

1. Mencegah fimosis

Fimosis merupakan kelainan struktur kepala penis, yang sebenarnya normal terjadi pada anak-anak, namun berbahaya jika berlanjut hingga dewasa. “Dengan khitan maka fimosis dapat dicegah,” ujarnya.

2. Alat kelamin pria atau penis mudah dibersihkan

Dengan mudah dibersihkannya penis akan mencegah seorang pria terhadap infeksi berat seperti gangrene atau kondisi medis berupa matinya jaringan tubuh karena tidak mendapatkan suplai darah yang cukup. Gangrene pada tingkat yang parah dapat menyebabkan penis membusuk hingga diamputasi.

3. Khitan bisa menurunkan resiko infeksi saluran kencing atau kemih

4. Khitan bisa mencegah dan menurunkan resiko penyakit menular seksual.

Usia ideal khitan

Menurut dokter Ita Fajria, sebaiknya anak dikhitan pada usia 6-10 tahun. “Kalau lebih dari itu prosesnya jauh lebih rumit dan proses penyembuhannya lebih lama, serta mengandung banyak komplikasi,” tuturnya.

Pada bayi, khitan bisa dilakukan sepuluh hari setelah dilahirkan. “Semakin kecil usia bayi yang disunat, maka prosedurnya semakin singkat, bahkan bisa dilakukan selama sepuluh menit,” tambah dokter sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur ini.

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here