Benarkah Dunia Dilaknat Allah? Mengapa?

Oleh: Abdan Syakura (Aktivis Dakwah Al-Mahsyar) Islam memberikan warning kepada pemeluknya agar selalu berada di jalan yang telah disyariatkan Allah Ta’ala dan mengikuti teladan Rasul-Nya. Di antaranya adalah agar menjadikan akhirat sebagai tempat kembali yang akan dituju, bukan dunia sebagai akhir tujuan. Bahkan dalam konteks ini, Rasulullah ﷺ memberikan penekanan keras kepada umatnya. Dalam salah satu haditsnya, beliau memberikan label dunia sebagai “sesuatu yang terlaknat”, dimana setiap orang yang menjadi “budak dunia” termasuk ke dalam bagian yang terlaknat tersebut. Rasulullah ﷺ bersabda:
إنَّ الدُّنْيا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إلاّ ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا والاهُ وعالِماً أَو مُتَعَلِّماً
"Sesungguhnya dunia adalah dilaknat, dilaknatlah apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah, apa yang dicintai Allah (amal shalih), orang berilmu, dan orang yang belajar." (Riwayat ini diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah RA, dan At Thabarani dalam Al Mu'jam Al Awsath dari Ibnu Mas'ud RA, derajatnya hasan). BACA JUGA: Amalan Ringan Penghapus Dosa Apa sebenarya maksud dunia terlaknat tersebut? Imam Al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan maksud kata “dunia” dalam hadits tersebut. Menurutnya, yang dimaksud dengan dunia di sini adalah kenikmatan-kenikmatannya, mengumpulkan harta benda, cinta kepada para wanita dan anak (yang menjadikan lalai kepada Allah), emas, perak, dan keinginan untuk bisa hidup kekal di dunia. Secara detail, Imam Al-Munawi menjelaskan beberapa maksud dari "dilaknat": Pertama, terusir dan terjauhkan dari (rahmat) Allah, karena Allah tidak melihatnya (dengan pandangan rahmat) sejak menciptakannya. Kedua, ditinggalkan dan dijauhkan, dan maksudnya adalah Dia menjauhkan dunia dari orang yang Dia cintai, seperti para Nabi, Rasul, dan orang-orang pilihannya. Dan ketiga, dicela dan dibenci oleh Allah Ta’ala. BACA JUGA: Keutamaan dan Janji Allah Bagi yang Sabar Hadapi Kesulitan Nah lalu apa alasan dunia dilaknat? Imam Al-Munawi menjelaskan:لأنها غرت النفوس بزهرتها ولذاتها وإمالتها عن العبودية إلى الهوى حتى سلكت غير طريق الهدى
“Karena dunia itu menipu nafsu manusia dengan gemerlap dan kenikmatannya, dan menjadikan mereka berpaling dari ‘ubudiyyah (menyembah Allah) menuju hawa nafsu, sehingga tidak mengikuti jalan petunjuk,” (Faidhul Qadir Syarh Al Jami’us Shaghir vol. 3 hal. 549). Memahami hadits di atas bukan berarti kita tidak mempedulikan dunia sehingga menganggap seluruh bagian dari dunia itu buruk. Padahal, bukankah manusia juga hidup di dunia? Dunia yang dimaksud adalah, seperti kata Ibn Hajar al-Hanbali dalam kitab Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, yaitu yang memalingkan kita dari Allah Swt. dan mengenal-Nya. BACA JUGA: Ada Istri di Balik Sukses atau Gagalnya Suami Beliau menjelaskan: “Maka dunia itu dan seisinya terlaknat, artinya menjauhkan dari Allah, karena ia membuatmu sibuk dengannya. Kecuali ilmu yang bermanfaat yang menunjukkan engkau kepada Allah dan mengenal-Nya, berusaha mendekati-Nya dan mencari ridha-Nya, mengingat-Nya dan apa yang mendekatkan kepada hal tersebut. Inilah yang dimaksud dunia di situ. Allah Swt. sejatinya hanya memerintahkan hamba-Nya untuk takut kepda-Nya dan menaati-Nya. Dan menjadi niscaya untuk melakukan itu adalah terus-menerus mengingat-Nya. Kata Abdullah bin Mas’ud: Takwa kepada Allah yang paling sejati adalah mengingat-Nya lalu tidak lupa. Dan, sesungguhnya Allah mensyariatkan menunaikan shalat tujuannya untuk mengingat-Nya. Begitu juga haji dan thawaf. BACA JUGA: Apa Perbedaan Shalih dan Mushlih? Dan ahli ibadah yang paling utama adalah yang paling banyak mengingat Allah di dunia. Maka kegiatan itu semua bukan masuk dalam kategori dunia yang tercela, justru itu adalah tujuan adanya dunia dan seisinya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt.: “Dan tidaklah Allah menciptakan jin dan manusia kecuali hanya menyembah(untuk mengingat)- Ku” (Adz-Dzariyat: 56). Semoga kita senantiasa mendapat bimbingan agar menjadikan Allah Ta’ala sebagai tujuan hidup dan kehidupan di alam dunia ini. Ilaahanaa Anta maqshudana wa ridhaaka mathlubana. Wallahu a’lam bish shawab.Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group