Sifat Menolak Kebenaran dan Merendahkan Manusia

Oleh: H. Winarto AR bin Darmoredjo (Majelis Dakwah Edwin Az-Zahra) Al-Kibru adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Banyak dari kalangan manusia yang sombong dengan titipan Allah yang diberikan kepadanya, hanya karena sedikit nikmat yang Allah berikan, padahal itu semua hanya titipan semata. *** Allah SWT menciptakan jin dan manusia tidak lain hanyalah untuk beribadah kepadanya namun ibadah tersebut haruslah ikhlas dan ittiba’ dengan sunnah Nabi Muhammad ﷺ. BACA JUGA: Khazanah Dakwah Kontemporer Dua syarat tersebut harus terpenuhi agar ibadah kita diterima oleh Allah Ta’ala, tentu syarat kedua lebih mudah daripada syarat yang pertama. Syarat yang pertama yaitu ikhlas lebih berat dari pada mengikuti sunnah Nabi, karena ia adalah amalan hati, salah satu penghalang keikhlasan adalah Al-Kibru atau sombong. Allah telah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit dengan kekuasaan-Nya, baik dari kalangan jin, manusia dan seluruh makhluk di dunia ini. Allah SWT menciptakan hamba-hambanya untuk senantiasa bertaqwa kepadaNya. Adapun ciri orang yang bertaqwa adalah orang yang suci hatinya. Sebagai salah satu penyakit hati yang sering menyakiti hati anak cucu adam adalah Al-Kibru atau sombong, yakni menolak kebenaran dan meremehkan manusia seperti yang disabdakan Nabi ﷺ melalui lisan yang suci beliau bersabda: BACA JUGA: Tabut Nabi Musa ‘Alaihissalamالْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia,” (HR. Muslim no. 91). Yang dimaksud di sini adalah meremehkan dan menganggapnya kerdil. Hal ini bahkan terjadi bukan hanya di kalangan masyarakat awam saja tetapi terdapat juga kasus-kasus demikian di kalangan ahli ibadah misalnya orang miskin yang rajin beribadah meremehkan dan merasa dirinya lebih baik daripada orang kaya yang tidak rajin ibadah atau yang ibadahnya tidak sesering mereka dikarenakan sibuk mengurus harta, tentu ini merupakan hal yang tidak patut dilakukan. Ada pula orang yang berilmu karena merasa dirinya lebih baik dari orang-orang awam sehingga meremehkan mereka dan menolak nasehat-nasehat dari orang-orang yang ilmunya lebih sedikit darinya. BACA JUGA: Siapkah Anda Jadi Bagian dari Umat Terbaik? Meskipun itu benar maka sudah seyogyanya kita menjauhkan diri dari hal tercela tersebut dengan menanamkan sifat tawadhu dalam diri kita dan senantiasa bermuhasabah diri supaya hati kita bersih dari sifat kibru atau sombong tersebut. Sulit memang jadi orang baik dan benar serta tawadhu'. Tetapi paling tidak, mari sama-sama kita berusaha agar jadi orang yang dijauhkan dari sifat sombong tersebut. Nasrun minallah wa fathun qarieb...#Apakah engkau suka hatimu menjadi lembut dan mendapatkan hajatmu (keperluanmu)? Rahmatilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan kepadanya dari rezekimu, niscaya hatimu menjadi lembut dan niscaya kamu akan mendapatkan hajatmu.” (HR. ‘Abdurrazaq).
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group
































