Oleh: H. Winarto AR bin Darmoredjo (Majelis Dakwah Edwin Az-Zahra)
Dakwah kontemporer adalah dakwah yang dilakukan dengan cara menggunakan teknologi yang sedang berkembang. Dakwah kontemporer sangat cocok dilakukan di lingkungan kota atau masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan menengah atas.
Dalam Al-Quran dijelaskan. Dakwah kontemporer ini lain dengan dakwah kultural.
BACA JUGA: Tabut Nabi Musa ‘Alaihissalam
***
“Tiada kami utus engkau (Muhammad SAW) melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil ‘alamin),” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 107).
Mengingat kembali saat awal-awal Rasulullah SAW berdakwah. Coba kira-kira apa yang ada di benak kita membandingkan saat awal Rasulullah SAW berdakwah dengan sarana terbatas namun penuh tantangan dengan saat ini yang modern dan sarana komplit?
Kegiatan dakwah kian hari kian mendapat tantangan yang makin kompleks. Paling tidak tantangan yang menghadang laju perkembangan dakwah Islam di Indonesia, menurut karakteristiknya ada dua bagian besar, yaitu klasik dan kontemporer.
Klasik berupa praktek-praktek ritual yang bercampur animisme, dinamisme dan singkretisme. Sedangkan yang kontemporer berbentuk paham-paham keagamaan yang bercorak sekulerisme, pluralisme dan liberalisme.
BACA JUGA: Siapkah Anda Jadi Bagian dari Umat Terbaik?
Selain itu, problematika dakwah hari ini juga berkenaan dengan faktor intern yang terjadi di dalam tubuh umat Islam sendiri yang dilaterbelakangi oleh unsur kebodohan, kemalasan dan ketidakmampuan.
Berpangkal dari kebodohan, umat tidak kreatif dan tidak punya cara untuk melakukan inovasi dan perubahan. Karena tidak kreatif dan tidak punya cara, umat menjadi malas untuk berkegiatan dan mengembangkan diri.
Karena kebodohan dan kemalasan teersebut, maka umat tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri, bersaing dengan pihak lain, apalagi memenangkan persaingan dalam kemajuan.
BACA JUGA: Belajar dari Ruang Kelas
Selain itu pula, ada faktor eksternal yang membuat dakwah semakin berat tantangannya, di antaranya faktor gencarnya serangan pemikiran (ghazw al-fikri) yang meliputi sekularisme, pluralismee, liberalisme, ditambah lagi serangan ideologi komunisme dan syi’ah.
Semoga dakwah tetap berjalan melampaui setiap problematikanya terlebih dengan sarana yang lengkap dan canggih, serta dalam suasana aman.
Wallahu ‘alam.
#Apakah engkau suka hatimu menjadi lembut dan mendapatkan hajatmu (keperluanmu)? Rahmatilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan kepadanya dari rezekimu, niscaya hatimu menjadi lembut dan niscaya kamu akan mendapatkan hajatmu.” (HR. ‘Abdurrazaq).