Oleh: Dea Guru H. Ahmad Nahid, M.Pd (Wakil Pengasuh dan Direktur Pendidikan dan Pengajaran Pesantren Modern Internasional Dea Malela Sumbawa Indonesia)
Nabi Musa AS
Nama Musa (bahasa Arab: موسى, translit. Mūsā) disebutkan 136 kali dalam Al-Quran, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak dalam Al-Quran.
Dia mendapat julukan kalīmullāh (bahasa Arab: كليم الله) yang bermakna “orang yang berbicara dengan Allah.” Musa merupakan keturunan Lewi bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Al-Quran menyebutnya sebagai seseorang yang membawa bukti-bukti kebenaran, diberi petunjuk oleh Allah, dilebihkan atas manusia yang lain, dan memiliki kedudukan terhormat di sisi Allah. Dalam menjalankan tugas kerasulan, Musa didampingi kakaknya, Harun.
BACA JUGA: Rasul Ulul ‘Azmi (Bagian 1)
Musa diperintahkan agar mendakwahi Fir’aun dan memintanya membebaskan Bani Israil dari penindasan dan membawa mereka keluar dari Mesir. Fir’aun menolak permintaan Musa dan terjadi permusuhan di antara kedua belah pihak.
Saat Musa membawa Bani Israil pergi, Fir’aun dan bala tentaranya mengejar, tapi mereka hancur tenggelam.
Ketika Musa bermunajat di atas gunung, Bani Israil justru menyembah patung sapi betina yang dibuat Samiri, bahkan mengancam akan membunuh Harun yang telah mengingatkan mereka.
Saat Musa memerintahkan Bani Israil berperang agar bisa memasuki Palestina, mereka menolak dan justru meminta Allah dan Musa berperang sendiri melawan penduduk tersebut, sementara mereka akan menanti.
BACA JUGA: Rasul dan Nabi
Maka Allah mengharamkan negeri itu pada Bani Israil selama empat puluh tahun dan selama itu, mereka akan berputar-putar kebingungan di muka bumi. Kitab Taurat yang diwahyukan pada Musa menjadi pedoman hukum bagi Bani Israil pada masa-masa setelahnya.
Musa juga dihormati dalam Yahudi dan Kristen. Tradisi Yahudi memandang Musa sebagai nabi teragung yang pernah hidup
Nabi Isa AS
Nama Isa (bahasa Arab: عيسى, translit. `Īsā) disebutkan 25 kali dalam Al-Quran. Dia juga disebut ٱبْنُ مَرْيَمَ ibnu Maryam sebanyak 23 kali dan المسيح Al-Masih sebanyak 11 kali. Dia merupakan keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Tiga agama samawi memiliki pandangan yang saling bertolak belakang terkait Isa. Umat Yahudi memandangnya sebagai murtad sundal, dieksekusi oleh mahkamah agung Yahudi karena menyebarkan penyembahan berhala dan mempraktikkan sihir.
Terdapat perbedaan pandangan mengenai status Isa dalam Kristen, tapi pada umumnya Isa diagungkan sampai derajat ketuhanan.
BACA JUGA: Hadats dan Najis
Penyebutannya dalam Al-Quran utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh, suci,dan diberkahi.
Disebutkan pula bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Injil kepada Isa. Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.
Di sisi lain, Isa juga disebutkan sebagai seorang hamba Allah dan tidak enggan untuk menjadi hamba Allah.
Bersama Maryam, Isa disebutkan biasa menyantap makanan, ungkapan akan sisi kemanusiaannya. Penciptaan Isa juga disejajarkan dengan penciptaan Adam, menjelaskan bahwa penciptaan keduanya adalah karena kekuasaan Allah.
BACA JUGA: Surga Maqamul Amin
Al-Quran juga memberikan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Tuhan, putra Allah, atau memandang bahwa Allah adalah Isa itu sendiri.
Selain penyembahan pada Allah, seruan Isa yang paling sering disebutkan dalam Al-Quran adalah bahwa dia datang untuk membenarkan kitab Taurat.
Terdapat beberapa teori dan penafsiran terkait peristiwa penyalibannya di kalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmani dalam keadaan hidup.
Beberapa riwayat hadits menyatakan bahwa Isa akan turun kembali ke dunia menjelang hari kiamat.
Wallahu a’lam bihs shawab.
Mari istiqamah dalam beribadah.