
Oleh:
Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)
C. Nabi Ibrahim dan Nabi Luth. Dalam Kitab Kejadian, Nabi Ibrahim digambarkan mempunyai banyak ternak dan pengikut yang banyak pula. Oleh karena itu pada dasarnya Nabi Ibrahim cukup kaya. Ketika datang tamu yang tidak dikenalnya dan terlihat seperti melakukan perjalanan jauh, Nabi Ibrahim meminta Sarah segera membuat roti. Dan ia kemudian bergegas memilih anak sapi yang terbaik lalu menyuruh pembantunya untuk untuk menyembelih dan memasaknya untuk dihidangkan pada tamunya tersebut. Selanjutnya kisahnya hampir sama dengan QS. Hud ayat 69-76.
3. Menyaksikan Hancurnya Kota Sodom. Nabi Ibrahim juga bertanya kepada malaikat tentang kesesatan hidup orang-orang Sodom. Dan Nabi Ibrahim juga bertanya apakah orang-orang mukmin di negeri itu juga akan dimusnahkan bersama orang-orang fasik. Namun Nabi Ibrahim tidak mendapatkan jawaban. Al-Quran memberikan penjelasan bahwa perbuatan kaum Luth adalah perbuatan keji yang belum pernah dilakukan manusia sebelumnya (QS. Al-A’raf ayat 80-81), bahkan atas peringatan peringatan Nabi Luth agar mereka bertakwa kepada Allah (QS. Asy-Syu’ara ayat 160-166), mereka akan mengusir Nabi Luth dan keluarga serta pengikutnya (QS. Al –A’raf ayat 82, QS. Asy-Syu’ara ayat 167).
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-12) Setelah memberikan kabar itu, malaikat tersebut berpamitan untuk pergi menuju negeri Luth. Dalam Kitab Kejadian, Nabi Ibrahim mengantar malaikat tersebut. Setelah itu Nabi Ibrahim mendapatkan jawaban dari Allah, bahwa kaum mukmin di kota tersebut akan diselamatkan. Nabi Ibrahim dan beberapa orang pengikutnya kemudian mengambil kuda dan berpacu menuju ke arah Sodom dan Gomora. QS. Al-Hijr ayat 60 menyatakan Allah akan menyelamatkan kaum mukmin dan keluarga Nabi Luth, kecuali istrinya. Dua malaikat yang menyaru sebagai manusia sangat cakap ketika di Sodom bertemu Nabi Luth di pintu gerbang kota yang mencoba mencegahnya masuk kota. Nabi Luth tidak mengenal malaikat tersebut (QS. Al-Hijr ayat 61-62), dan mengeluh bahwa kedatangan orang cakap ini akan menyulitkan dirinya (QS. Hud ayat 77). Malaikat tetap bersikeras masuk ke kota sehingga kemudian Nabi Luth mengajak singgah di rumahnya dan menjamunya, kemudian diminta menginap di rumahnya sedang pada pagi harinya diminta langsung meninggalkan wilayah itu dengan diberi pesan jangan sampai bertemu dengan penduduk Sodom. Namun tiba-tiba datang berduyun-duyun penduduk Sodom yang berkerumun di depan rumahnya. Mereka meminta agar Nabi Luth menyerahkan tamunya. Nabi Luth ke luar rumah dan menyatakan tidak bersedia menyerahkan tamunya dan menawarkan putri-putrinya untuk dinikahi, namun kaum Sodom menolak dengan menyatakan tidak mempunyai syahwat terhadap perempuan (QS. Hud ayat 78-79).
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-11) [caption id="attachment_75144" align="alignnone" width="720"]

Batu Tiang Garam atau Patung Garam di dekat Laut Mati, Yordania. Kawasan ini diyakini sebagai bekas kota Sodom dalam kisah Nabi Luth. (Foto: Shutterstock)[/caption] Nabi Luth kemudian menutup pintu rumahnya kembali sambil mengeluh dan merasa tidak berdaya (QS. Hud ayat 80). Nabi Luth kemudian berdoa agar dirinya dan keluarganya diselamatkan dari akibat perbuatan kaumnya (QS. Asy-Syu’ara ayat 169). Melihat kesulitan Nabi Luth, kemudian malaikat tersebut memperkenalkan siapa dirinya dan meminta Luth, anak-anak dan menantunya serta kaumnya yang lain agar lari pergi secepatnya dari kota itu karena akan turun adzab dengan dipesan jangan menoleh ke belakang dan menjamin keselamatan Luth, keluarga dan pengikutnya, kecuali istrinya (QS. Hud 81, QS. Al-A’raf ayat 83, QS. Al-Hijr ayat 59-60, QS. Asy-Syu’ara ayat 170-171). Malaikat tersebut menyuruh Luth pergi pada akhir malam untuk diselamatkan, sedang kaumnya akan ditumpas habis setelah lewat waktu subuh (QS. Al-Hijr ayat 65-66). Nabi Luth kemudian memberitahukan hal itu kepada pengikutnya, dan pada akhir malam mereka pergi. Kitab Kejadian menginformasikan, malaikat melarang mereka berhenti di lembah Yordan, tapi pergi ke arah pegunungan. Nabi Luth mengatakan jika lari ke pegunungan, dirinya tidak akan selamat karena tidak mampu mengejar waktu tersisa yang pendek. Nabi Luth mohon agar bisa lari ke perkampungan yang lebih kecil (Zoar).
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-10) Malaikat kemudian berjanji menyelamatkan Zoar. Namun belum jauh berjalan, istri Nabi Luth menoleh ke belakang dan kembali kepada kaum Sodom, kemudian menjadi tiang garam (Kitab Kejadian 19:26). Sedang Nabi Luth dan rombongannya terus pergi ke arah Zoar. Istri Nabi Luth ternyata termasuk orang-orang yang berperilaku menyimpang, dan tidak percaya dengan keterangan malaikat tersebut. Setelah lewat subuh, ketika Nabi Luth dan kaum mukmin telah di atas bukit, negeri Luth ditimpa adzab. Bumi yang dipijak terbelah dan dijungkir-balikkan. Batu besar maupun kecil yang dalam keadaan terbakar dan lumpur panas dari tanah terlempar ke atas, kemudian berjatuhan seperti hujan (QS. Hud ayat 82-83, QS. Al-A’raf ayat 84, QS. Asy-Syu’ara ayat 172-173). Kota Sodom dan Gomora bersama penduduknya lenyap ditelan bumi. Wilayah Sodom dan Gomora yang sebelumnya subur dan makmur berubah bentuk menjadi cekungan seperti danau yang sangat luas. Akhirnya danau tersebut terisi air dengan kadar garam yang sangat tinggi dan menjadi tempat yang terendah di bumi. Kitab Kejadian menyebut istri Nabi Luth menjadi tiang garam. Memang terdapat batu yang berbentuk seperti manusia berdiri di tepi laut mati di bekas kota Sodom dan Gomora. Kitab Kejadian menginformasikan, ketika lewat pagi hari, Nabi Ibrahim dan beberapa orang yang mengikutinya telah sampai di Zoar.
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-9) [caption id="attachment_75143" align="alignnone" width="720"]

Laut mati sekarang menjadi tempat yang dikunjungi banyak wisatawan.[/caption] Dari kejauhan, mereka menyaksikan bagaimana mengerikannya kejadian di Sodom dan Gomora. Bumi yang diinjaknya juga ikut bergetar. Batu dan lumpur berpijar menyalakan api terlempar ke atas dan jatuh kembali. Bau gas belerang menyengat keras membuat tenggorokan kering tersekat. Peristiwa tersebut berlangsung cukup lama. Tak lama kemudian Nabi Ibrahim melihat kedatangan Nabi Luth, anak-anaknya dan beberapa pengikutnya. Tentu Nabi Luth sangat lega melihat Nabi Ibrahim yang sepertinya sedang menanti kedatangannya tersebut. Nabi Ibrahim tentu juga sangat gembira melihat keponakannya datang bersama anak-anaknya serta kaum mukmin yang lainnya selamat dari adzab yang sangat mengerikan tersebut. Adzab yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mungkin tidak pernah terjadi lagi. Ketika udara mulai panas, Nabi Ibrahim kemudian mengajak mereka ke rumahnya. Masih sangat dirasakan dampak kejadian di Sodom dan Gomora. Dengan peristiwa tersebut, Nabi Luth telah diberikan hikmah dan ilmu serta diselamatkan dari adzab Allah dalam menghadapi kesesatan kaumnya (QS. Al-Anbiya ayat 74).
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-8) Peristiwa Nabi Luth dan kaumnya akan menjadi pelajaran bagi manusia hingga akhir zaman. Suatu perbuatan menyimpang yang binatang pun tidak mungkin mengawini sesama jenis kelaminnya. Perilaku menyimpang seperti penyakit menular yang sulit dinalar. Namun kisah Sodom dan Gomora tidak mampu menyadarkan orang-orang yang terkena penyakit tersebut. Peristiwa Sodom dan Gomora ini yang diperkirakan sebagai gempa tektonis besar yang dikenal dengan peristiwa yang memunculkan patahan Great Rift Valley yang menciptakan sungai, palung laut, lembah dan danau, membentang memanjang mulai dari sungai Yordan sampai sungai Zambesi di Tanzania Afrika, sepanjang antara 6000 km-7000 km. Setelah berselang beberapa waktu, ketika keadaan sudah mulai normal kembali, Nabi Luth, keluarga dan pengikutnya kembali ke Zoar, sedang Sodom, Gomora dan kawasan yang luas yang memanjang di sekitarnya telah berubah menjadi danau besar yang kemudian disebut Laut Mati (Dead Sea).
BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-7) Dari wilayah Zoar ini, nantinya keturunan Nabi Luth akan membetuk suku-suku sendiri yang berkembang hingga di kawasan seberang sungai Yordan. Sedang Nabi Ibrahim setelah membantu Nabi Luth membangun pemukiman baru, kemudian pulang ke Hebron. Peristiwa yang menimpa Sodom dan Gomora mungkin mengingatkan Nabi Ibrahim pada istri dan anaknya yang beberapa tahun telah ditinggalnya di Bakkah, sehingga kemudian berangkat menengoknya bersama rombongan kecil pergi ke Bakkah. Di Bakkah, Nabi Ibrahim ketika berkumpul dengan istri dan anaknya mendapat wahyu untuk menyembelih Ismael. Namun Nabi Ibrahim dapat lulus menghadapi cobaan berat tersebut.
BERSAMBUNGDapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group