Muslim Obsession – Setiap orang pasti memerlukan ketenangan dalam hidupnya. Siapapun berharap sepanjang hidupnya dipenuhi ketenangan dan kebahagiaan. Hanya saja, banyak orang tak memahami bagaimana sebenarnya ketenangan yang hakiki dan bagaimana cara mendapatkannya.
Dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, dai kondang Ustadz Abdul Somad Lc, MA memberikan cara bagaimana mendapatkan ketenangan. Ustadz yang akrab disapa UAS tersebut ‘membocorkan’ tips dengan gayanya yang khas, santai dan penuh canda tawa.
“Yang kuliah takut tak lulus, yang sudah lulus takut tak kerja, yang sudah bekerja takut tak nikah, yang sudah menikah takut tak bisa menikah lagi,” ujar UAS yang langsung disambut tawa jamaah.
Pertama, dapatkan ketenangan dengan berwudlu. Menurut UAS, ketenangan merupakan karunia dari Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga untuk meraih ketenangan tersebut seyogiayanya seseorang dalam keadaan suci.
Secara lahiriah, berwudlu dapat menyehatkan organ tubuh. Misalnya, saat menghirup air ke hidung, otak akan bereaksi positif karena mendapatkan oksigen sehingga akan memberikan efek yang baik. Begitu pula ketika membasuh kaki dengan mengalirkan air sambil memijat di antara jari dan tumit hingga mata kaki.
“Waktu air masuk ke mulut, hakikatnya, makrifatnya, keluar dosa-mulut. Waktu air membasuh muka, hakikatnya, makrifatnya, keluar dosa-dosa mata, mulut, sampai ke hidung. Ketika air disiram ke tangan, keluar dosa-dosa melalui jari-jari tangan. Ketika air diusap ke kepala sampai ke telinga, keluar dosa-dosa isi otak kepala dari lobang telinga. Ketika air disiram ke kaki, keluarlah dosa-dosa dari jari-jari kaki. Selama berwudlu tak boleh cerita (mengobrol),” jelas UAS.
Jika tak menemukan air atau ada udzur tak boleh terkena air, wudlu dapat digantikan dengan tayamum. Caranya, menggunakan tanah berdebu yang kering untuk menggantikan air.
Keutamaan berwudlu, terang UAS, tergambar dalam kisah seorang ulama dari Turki bernama Syeikh Said Nursy yang memiliki kecerdasan luar biasa. Syeikh Said Nursy di antaranya dapat hafal kamus Al-Muhith yang tebalnya dua kali lipat Al-Quran.
Ketika ditanya seseorang mengenai kecerdasannya, Said Nursy menjawab, “Ketika aku bayi, setiap ibu hendak menyusuiku beliau berwudlu terlebih dahulu”.
