Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-46)

Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-46)
Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah) Ketika Nabi Musa menyampaikan firman tersebut kepada kaumnya, maka kaumnya menjadi menyesal dan menangis karena Tuhan telah meninggalkan mereka. Bani Israel minta agar hari itu juga berangkat ke Baitul Maqdis, namun Nabi Musa mengatkan bahwa itu justru melanggar perintah Tuhan dan tidak akan berhasil, karena Tuhan tidak akan membantu mereka. Namun banyak di antara mereka kemudian berkeras hati berangkat sedang Nabi Musa dan Nabi Harun serta Kemah Suci dan Tabut Perjanjian tetap di tempatnya tidak mengikuti mereka. Ketika sampai di suatu tempat, mereka diserbu oleh orang-orang Amalek dan suku Kana’an. Bani Israel dikalahkan dan tercerai berai. Ada yang lari sampai ke wilayah Horna. Namun pada akhirnya mereka kembali ke perkemahan. Tidak lama kemudian 10 (sepuluh) orang yang membuat laporan buruk tentang situasi di wilayah Kana’an mati di padang gurun sedang Kaleb dan Yoshua tetap hidup. Mungkin kematiannya karena tidak kuat menanggung rasa bersalah dan berdosa sehingga seluruh Bani Israel harus mendapatkan hukuman akibat perbuatannya. BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-45)16. Orang-orang yang putus asa dan mukjizat Nabi Harun. Al-Quran tidak menceritakan secara spesifik bagaimana Bani Israel setelah turunnya firman yang menghukum mereka berputar-putar selama 40 tahun tidak bisa memasuki wilayah Baitul Maqdis. Kitab Bilangan menceritakan terdapat sedikit dari Bani Israel yang putus asa yang terdiri dari para pemimpin di antara puak-puak meraka yang berkumpul dan kemudian bersepakat untuk menggugat kepemimpinan dan kenabian Nabi Musa yang mereka anggap telah membuat sengsara kehidupan kaumnya. Mereka mendatangi Nabi Musa dan Harun dan menyatakan keberatannya atas kepemimpinannya sedang mereka sudah dihukum dan akan mati di padang gurun. Mereka mengangkat imam di antara mereka sendiri, yaitu Korah dari keturunan Lewi, Datan, dan Abiram yang keduanya keturunan Ruben. Mereka akan melaksanakan peribadatan dan persembahan kurban sendiri. Allah kemudian memerintah Nabi Musa dan Harun memisahkan diri dari mereka. Nabi Musa kemudian menyuruh kaumnya untuk memisahkan diri dari kumpulan orang-orang putus asa tersebut. Setelah Bani Israel memisahkan diri dari orang-orang tersebut, Allah langsung menghukum. [caption id="attachment_76813" align="alignnone" width="720"] Lukisan tongkat Nabi Harun yang mengeluarkan kuntum, berbunga dan berbuah Badam. Peti yang nampak pada lukisan adalah Tabut Perjanjian. (Quiziz)[/caption] BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-44) Tiba-tiba bumi di mana orang-orang tersebut berkumpul terbelah dan menelan orang-orang tersebut, sedang pengikutnya yang tidak ikut tertelan langsung menemui kematiannya. Setelah dihitung ternyata para pengikut mereka ini cukup besar yaitu 14.700 orang. Setelah peristiwa tersebut, Nabi Musa kemudian mendapat perintah dari Allah agar mengumpulkan 12 kepala suku dan meminta tongkat mereka untuk dikumpulkan dan ditaruh di Kemah Suci. Allah akan memberi petunjuk siapa sebenarnya pemimpin saat itu yang Bani Israel harus patuh kepadanya. Setiap tongkat harus diberi nama sesuai nama kepala suku pemilik tongkat. Dari suku Lewi adalah tongkat Nabi Harun. Setelah dikumpulkan tongkat-tongkat tersebut, kemudian tongkat tersebut dibawa masuk ke Kemah Suci, diletakkan didepan Tabut Hukum (perjanjian). Pagi harinya, Bani Israel disuruh berkumpul di Kemah Suci, lalu Nabi Musa masuk ke Kemah Suci, diambilnya semua tongkat tersebut, kemudian ditunjukkan kepada Bani Israel. Nampak tongkat Nabi Harun keturunan Lewi, telah bertunas, mengeluarkan kuntum dan berbunga serta berbuahkan buah Badam. Dengan peristiwa tersebut maka Bani Israel harus menerima bahwa Nabi Harun masih menjadi pemimpin yang dikehendaki Allah. BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-43) [caption id="attachment_76814" align="aligncenter" width="403"] Lukisan Nabi Musa memukul batu, kemudian keluar air yang kemudian disebut Mata Air Meriba. (Foto: Ifgfsolo.blogspot.com)[/caption] 17. Mata Air Meriba, kemarahan Nabi Musa dan Nabi Harun yang menyebabkan tidak bisa masuk ke Baitul Maqdis. Kitab Bilangan 20 : 2-13 menginformasikan peristiwa yang menjadi penyebab Nabi Musa dan Nabi Harun tidak dapat ikut serta masuk ke Baitul Maqdis. Saat itu Bani Israel telah berpindah perkemahan lagi yang tidak jauh dari Kadesh Barnea. Kadesh Barnea menjadi wilayah yang memilukan bagi Bani Israel dengan peristiwa pemberontakan dan kematian saudara-saudaranya dalam jumlah besar sekaligus. Sangat mungkin sudah berada di sekitar Yotbata yang masih dalam kawasan gurun Paran, dan membuka perkemahan yang letaknya tidak jauh lagi dari wilayah suku Moab. Peristiwa ini terjadi setelah kematian Miryam, saudara perempuan Nabi Harun dan Nabi Musa. Yotbata sekarang masuk dalam wilayah Yordania. Ketika Bani Israel kesulitan mendapatkan air yang mencukupi, kemudian mereka berkumpul mengerumuni Nabi Musa dan Harun. Mereka kembali mengungkit emosi Nabi Musa dan Nabi Harun dengan mengatakan dalam nada bertanya, mengapa Musa dan Harun membawa Jemaah Tuhan, Bani Israel ini keluar dari Mesir ke tempat yang tidak ada air minum, tidak ada buah-buahan anggur, delima, tanpa pohon ara, apa untuk dibawa mati binasa di hadapan Tuhan? BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-42) [caption id="attachment_76815" align="alignleft" width="323"] Lokasi yang diduga jalur air dari Mata Air Mireba yang juga dikenal dengan nama UYUN MUSA di Yordania. Air jernih dari Uyun Musa masih mengalir hingga sekarang. (Foto: koleksi Agus Mualif)[/caption] Sebagian dari Bani Israel telah hampir putus asa dengan beratnya perjalanan yang harus mereka tempuh. Mendengar celaan itu, Nabi Musa dan Nabi Harun segera bergegas masuk ke Kemah Suci bersujud kepada Allah mohon ampunan bagi kaumnya, dan Allah kemudian berfirman agar: Musa mengambil tongkatnya (dari Kemah Suci yang diletakkan di depan Tabut), dan mengumpulkan Bani Israel untuk dibawa ke bukit batu. Nabi Musa diperintah untuk mengatakan kepada sebuah batu itu supaya (Bani Israel) diberi airnya. Demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya. Ketika Nabi Musa dan Nabi Harun telah mengumpulkan Bani Israel di depan batu itu, kemudian berkata (dengan nada marah): “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami (Musa dan Harun) harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” Lalu Nabi Musa mengangkat tongkatnya dan memukul dua kali batu tersebut, maka keluarlah banyak air mengalir dari batu tersebut. Mata air yang muncul dari batu itu kemudian diberi nama Mata Air Meriba. BERSAMBUNG

Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group