Oleh: H. Winarto AR bin Darmoredjo (Majelis Dakwah Edwin Az-Zahra)
Tak bisa dipungkiri, hati manusia yang semula terlahir suci bisa berubah menjadi kotor. Hati manusia hanya Tuhan dan dirinyalah yang tahu. Penampilan tak bisa menentukan isi hati.
Banyak orang berpenampilan baik tapi hatinya buruk. Begitupun sebaliknya, ada orang berpenampilan ala kadarnya tetapi memiliki hati yang baik.
BACA JUGA: Qanaah, Berpikir Positif
***
Hati menjadi penentu manusia dalam bertindak. Meskipun dipengaruhi dengan pikiran dan pengetahuan, hati disebut sebagai pusat watak manusia.
Rasulullah ﷺ menjelaskan dalam sebuah hadis bahwa segumpal daging (hati) menentukan baik buruknya seluruh jasad. Apabila hatinya baik, maka baiklah seluruh jasadnya. Namun jika hati buruk, maka buruklah seluruh jasad.
Maka dari itu, sebagai Muslim hendaknya kita senantiasa muhasabah diri untuk membersihkan hati. Rasa iri, dengki, congkak, dan penyakit hati lainnya bisa dibersihkan dengan memohon petunjuk dan berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selain selalu mendekatkan diri melalui ibadah, kita juga bisa mulai rutin memanjatkan doa memohon hati yang bening dan bersih. Doa ini bisa kita panjatkan supaya hati tetap terjaga kesuciannya.
BACA JUGA: Memaknai Sulitnya Hidup
Meskipun tak bisa sebersih dan semurni Rasulullah ﷺ, namun kita bisa berusaha untuk meneladani sifat-sifatnya yang mulia.
“Ya Allahu, ya Allahu, ya ‘aliyyu, ya ‘aliyyu, ahsin ‘aqibatana fil umuri kulliha, wa ajirna min khizyid dunya wa ‘adzabil akhirah.”
Artinya: “Ya Allah, ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Tinggi, wahai Dzat Yang Maha Tinggi, baguskanlah akhir seluruh urusan kami, dan selamatkanlah kami dari kebinasaan di dunia dan dari siksa akhirat.”
Salam akhir pekan ….
#Apakah engkau suka hatimu menjadi lembut dan mendapatkan hajatmu (keperluanmu)? Rahmatilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan kepadanya dari rezekimu, niscaya hatimu menjadi lembut dan niscaya kamu akan mendapatkan hajatmu.” (HR. ‘Abdurrazaq).
