Kepala Negara pun Menangis

Kepala Negara pun Menangis
Oleh: A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, dan Ummul Qura University) Jabatan bukanlah untuk mencari kekayaan semata, apa lagi sampai mencuri alias korupsi. Jabatan Kepala Negara, Kepala Pemerintahan yang hanya beberapa tahun itu, adalah kesempatan mengabdikan diri untuk mencari kunci Surga, meskipun sudah dibiayai dan dibayar oleh uang Rakyat. BACA JUGA: Dulu Gagah, Sekarang Sakit-SakitanTRUE STORY: 1- Keinginan seorang Kepala Pemerintahan, Pemimpin Tertinggi Ummat Islam seluruh Dunia atau Amiirul Mukminiin yang saat itu dijabat oleh Umar Bin Al-Khattaab untuk membantu fakir miskin, maka diapun meminta daftar nama nama orang fakir dan miskin yang ada di wilayah Hommus untuk segera dikirimkan bantuan dari Baitul Maal. Kota Hommus, saat itu berada di Syam. Kini Hommus adalah pripinsi terluas wilayahnya di Suria, dan di urutan ke 3 terpadat penduduknya. berjarak sekitar 180 km dari Damaskus Ibukota Suria. Saat Amiirul Mukminiin membaca daftar nama nama orang Fakir miskin, terdapatlah sebuah nama "Sa'iid Bin 'Aamir". Siapakah Sa'iid Bin 'Aamir itu? Dia adalah Gubernur wilayah Hommus di Syam. BACA JUGA: Maksimalkan, Jangan Sekadarnya Umar Al-Khattaab tersentak, sontak heran, kok Gubernurku termasuk dalam daftar orang miskin!?? Beliau pun mencari tahu kebenarannya dengan mewancarai warga Hommus. Semua yang ditanya, menjawab bahwa;semua gajinya diinfakkan untuk para Fakir dan Miskin. “Dan kami selalu mendengar ucapan Sa'iid Bin 'Aamir: "Apa lagi yang harus saya lakukan selain memberikan semua gajiku kepada orang orang Fakir dan Miskin, sedang saya adalah orang yang diberi tanggung jawab yang kelak akan ditanyai Allaah SWT". Selanjutnya, Amirul Mukminiin Umar Al-Khattaab bertanya ke Masyarakat banyak: "Apa kekurangan dan segi negatifnya Sa'eed Bin 'Aamir? Mereka menjawab, "Negatifnya ada 3 yang menonjol, yaitu dia selalu ada di tengah-tengah kami waktu pagi agak siang sedikit, kami tidak melihat dia ada di malam hari, dan dan dia salalu juga menghilang satu hari dalam sepekan". BACA JUGA: Pada Saatnya, Semua Akan Berpindah Tangan Khalifah Umar Al-Khattaab pun minta penjelasan langsung kepada Gubernurnya Sa'iid. Sa'iid pun menjelaskan, "Jawaban mereka itu semua betul sekali yaa Ammiral Mukminiin. Saya muncul di tengah-tengah mereka di pagi hari agak siang karena saya menyelesaikan dahulu semua pekerjaan rumah, saya tidak punya pembantu rumah tangga dan isteriku sakit menahun. Betul, setiap malam saya menghilang dari mereka, karena siang hari saya habiskan waktuku untuk mengurus semua keperluan masyarakat, dan malam hari saya fokus bersujud beribadah pada Allaah SWT. Betul, sehari dalam setiap pekan, saya menghilang dari mereka, karena saya mencuci satu satunya bajuku dan saya tunggu sampai kering, karena saya tidak punya baju yang lain”. BACA JUGA: Mengapa Harus Simpati ke Palestina? Mendengar ini semua, Amiirul Mukminin Umar Al-Khattaab MENANGIS sedih mengetahui kondisi gubernurnya. Lalu Umar RA menemui Sa'iid Bin 'Aamir, Sang Gubernur dan memberinya sejumlah uang. Lagi lagi Sa'iid membagi bagi uang yang diterimanya kepada para kaum Dhu'afaa, warganya yang fakir dan miskin sampai uangnya itu habis. POINTERS: 1- Jabatan adalah sarana mencari pahala, bukan sarana untuk korupsi dan bukan pula sarana untuk angkuh. 2- Jabatan adalah amanah yang akan dipertanggung jawabkan kelak di Akhirat. 3- Manfaatkanlah tenaga, waktu, pikiran dan harta untuk membantu sesama. Mari berdoa, semoga Allaah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya pada Allaah SWT.

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك



Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group