Bagaimana Islam Memandang Hiburan?

265

Oleh: H. Winarto AR bin Darmoredjo (Majelis Dakwah Edwin Az-Zahra)

Dalam orientasi tunggal yang harus dipegang kaum muslimin dalam menjalani kehidupan yaitu mewajibkan umatnya untuk mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Namun Islam sesungguhnya adalah agama yang sangat menghormati realitas obyektif dan realitas kongkrit yang terdapat di sekitar dan dalam diri manusia, Islam bukanlah agama yang membelenggu manusia, Islam sangat memberikan keluasan dan kelapangan bagi manusia untuk merasakan kenikmatan hidup.

Seperti kesenangan dalam psikologis dan hiburan merupakan dua hal yang natural dalam diri manusia. Dengan begitu Islam tidak mengajarkan agar seseorang untuk menjauhi kesenangan dan hiburan.

BACA JUGA: Penyesalan Datangnya Selalu Belakangan

***

Islam mewajibkan kepada umatnya agar mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Itulah orientasi tunggal yang harus dipegang oleh kaum muslimin ketika menjalani kehidupan (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Islam lalu memerintahkan umatnya agar melaksanakan perintah Allah SWT dengan segenap potensi yang ia miliki (QS. Asy-Syuara: 108) dan tidak melanggar larangan-larangan Allah (QS. An-Nisa: 14).

Namun demikian, Islam adalah din waqi’iy yakni agama yang sangat menghormati realitas obyektif dan realitas kongkrit yang terdapat di sekitar dan dalam diri manusia.

BACA JUGA: Jangan Sia-siakan Amanah

Ketika manusia menyukai keindahan, kecantikan, ketampanan, kelezatan dan kemerduan, Islam kemudian menghalalkannya (QS. An-Nahl: 6, QS. Al-A’raf: 31), dengan syarat hal tersebut didapatkan dengan cara yang baik dan dilakukan dengan cara yang benar (QS. Al-Baqarah: 42).

Dalam Fatwa Tarjih yang terdapat pada Majalah Suara Muhammadiyah No. 14 tahun 2011 ditegaskan bahwa Islam bukanlah agama yang membelenggu manusia (QS. Al-Baqarah: 286, QS. Al-Maidah: 6, QS. Al-Hajj: 78).

Islam juga bukanlah agama yang utopis, yang memperlakukan manusia seolah-olah malaikat yang tidak memiliki keinginan atau nafsu sama sekali.

Islam memperlakukan manusia sesuai dengan naluri kemanusiaannya (QS. Al-Furqan: 7, QS. Al-Qashash: 77). Islam sangat memberikan keluasan dan kelapangan bagi manusia untuk merasakan kenikmatan hidup (QS. Al-Maidah: 87).

BACA JUGA: Senyummu Sedekahmu

Dalam sebuah hadits disebutkan Rasulullah ﷺ bersabda: “Demi Dzat yang aku berada di tangan-Nya, jika kalian tetap seperti dalam kondisi ketika kalian berada bersama ku, atau seperti ketika kalian berdzikir, maka Malaikat akan menyalami kamu sekalian di tempat-tempat tidurmu dan di jalan-jalanmu. Akan tetapi, wahai Hanzhalah, “semuanya ada waktunya”. Itu beliau ucapkan sebanyak 3 kali,” (HR. Muslim).

Hadits ini menunjukkan bahwa kesenangan psikologis dan hiburan merupakan dua hal yang natural dalam diri manusia. Nabi ﷺ bahkan mengatakan orang yang di dalam dirinya tidak ada hal tersebut, ia akan disalami Malaikat. Disalami Malaikat merupakan ucapan simbolik yang menunjukkan satu hal yang mustahil terjadi.

Maknanya adalah Islam tidak mengajarkan agar seseorang menjauhi kesenangan dan hiburan. Sebaliknya, Islam justru mengajarkan bahwa mencari ketenangan, beristirahat, mencari hiburan bisa dilakukan, namun harus sesuai dengan porsinya.

Islam tidak mengharamkan hiburan sama sekali, dengan syarat: tidak mengandung unsur berbahaya, tidak menampilkan fisik dan aurat, tidak mengandung unsur magis (sihir), tidak menyakiti binatang, tidak mengandung unsur judi, tidak melecehkan dan menghina orang atau kelompok lain, dan tidak dilakukan secara kelewatan atau berlebih-lebihan.

 


#Apakah engkau suka hatimu menjadi lembut dan mendapatkan hajatmu (keperluanmu)? Rahmatilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan kepadanya dari rezekimu, niscaya hatimu menjadi lembut dan niscaya kamu akan mendapatkan hajatmu.” (HR. ‘Abdurrazaq).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here