Profil Hamzah Haz, Si Kamus APBN Berjalan
Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz wafat di usianya 84 tahun.

Muslim Obsession, Jakarta - Salah satu putra terbaik Indonesia berpulang. Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz meninggal dunia pada Rabu (24/07/2024). Mantan wartawan, aktivis serta politisi ini wafat di usianya 84 tahun.
Lahir dan besar di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pria kelahiran 15 Februari 1940, Hamzah Haz muda sudah aktif di organisasi sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Usai lulus dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak pada 1961, Hamzah Haz sempat menjadi wartawan surat kabar Pontianak, Harian Bebas, serta menjadi Pemimpin Umum Harian Berita Awau.
Setelah itu Hamzah merantau ke Yogyakarta melanjutkan pendidikan di Akademi Koperasi. Di sana dia memperlihatkan kepiawaiannya dalam berorganisasi dengan menjadi aktivis di Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar di Yogyakarta.
Dia pernah menjadi ketua organisasi itu pada periode 1962 sampai 1965. Pada 1965, Hamzah kembali ke Pontianak dan meneruskan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura mengambil jurusan ekonomi perusahaan.
Dia kemudian menjadi ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kalbar pada 1965 sampai 1971. Selain itu, Hamzah juga menjadi Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Konsulat Pontianak.
Dia kemudian mewakili Angkatan 66 dan diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Barat mewakili Partai Nahdlatul Ulama. Ketika Partai NU melebur ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1971 akibat kebijakan fusi dan penyederhanaan partai politik, Hamzah tetap melanjutkan kiprahnya di dunia politik.
Dia juga terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Kalbar pada 1971. Karier politiknya di PPP terus menanjak dan kemudian dilantik menjadi Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Kalbar hingga 1982. Dia terus berkecimpung di dunia politik sebagai anggota DPR sampai 1990-an, yakni menjadi Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan selama dua periode, yaitu 1992-1997 dan 1997-1998.
Selama 29 tahun berkiprah di DPR, koleganya memberikan julukan Kamus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Berjalan. Sebab analisisnya selalu ditunggu banyak orang setiap kali ada pembahasan RAPBN di DPR pada masa itu.
Pasca reformasi 1998 dan berakhirnya pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Suharto, Hamzah kemudian diajak masuk ke dalam kabinet. Pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Hamzah diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Hamzah memutuskan mengundurkan diri pada 10 Mei 1999 karena menaati peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang melarang menteri berkampanye. Saat itu Hamzah yang menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP berkampanye untuk PPP menjelang Pemilu 1999.
Pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Hamzah diangkat menjadi Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan pada 29 Oktober 1999. Namun, satu bulan kemudian Hamzah memilih mengundurkan diri dengan alasan ingin berkonsentrasi di PPP.
Haz Hamzah kemudian terpilih menjadi wakil presiden ke-9 pada 26 Juli 2001 setelah unggul dalam tiga putaran pemilihan yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dia mengungguli Akbar Tanjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo dan terpilih mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri.
"Mengapa saya maju wapres? Golkar yang minta saya itu, tanya Slamet Effendy Yusuf, tanya Marzuki Darusman. Mereka undang saya di hotel, 'Golkar minta pak Hamzah calon wapres', 'apa benar?', 'benar', 'baik kalau benar begitu', sampai saya mau mencalonkan akhirnya," kata Hamzah seperti yang ia ceritakan kepada Detik.
Akhirnya Hamzah terpilih menjadi Wapres untuk mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri kala itu. Sebuah capaian ak terduga bagi Hamzah karena sejak awal tak ada ambisi sedikit pun untuk melangkah ke jabatan orang nomor dua Republik Indonesia.
"Mungkin ini hadiah dari saya karena mundur dari jabatan menteri dan memilih mengurus partai Islam," ungkap Hamzah kemudian.
Karier:
- 1960 -1962 – Guru di SM Ketapang
- 1960-1961 – Wartawan surat kabar Bebas, Pontianak, Kalimantan Barat
- 1961 – Pimpinan Umum Harian Berita Pawau, Kalimantan Barat
- 1962 – Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
- 1965-1970 – Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia
- 1968-1971 – Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak
- 1968-1971 – Asisten Dosen di Universitas Tanjungpura, Pontianak
- 1968-1971 – Anggota DPRD Tingkat I Kalimantan Barat
- 1971-2001 – Anggota DPR RI
- 1998-1999 – Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM
- 1999-2001 – Wakil Ketua DPR
- 1999 – Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan RI
- 2001-2004 – Wakil Presiden RI
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group