Kisah Nabi Idris saat Buat Bingung Izrail yang Ingin Cabut Nyawanya

Nabi Idris mengajaknya bicara hingga malaikat Izrail menunda mencabut nyawanya.

Kisah Nabi Idris saat Buat Bingung Izrail yang Ingin Cabut Nyawanya

Muslim Obsession, Jakarta – Tidak banyak cerita yang mengungkap tentang cerita Nabi Idris dalam Al-Quran. Seperti dikutip dari bukuKisah Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif Al-Quran dan Sains, yang diterbitkan Badan Litbang DIklat Kemenag, Nabi Idris adalah nabi ketiga setelah Adam dan Syis, atau rasul kedua setelah Adam. Nama Idris disebut di dalam Al-Qur'an sebanyak dua kali, yaitu pada Surah Maryam/19: 56 dan al-Anbiya/21: 85.

Dalam Qașașul-Anbiya disebutkan bahwa para ahli sejarah berbeda pendapat mengenai lokasi Nabi Idris dilahirkan dan dibesarkan. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa beliau lahir dan dibesarkan di Mesir, tepatnya di kota Memphis (Manaf). 

Sebagian ahli yang lain berpendapat bahwa beliau dilahirkan di Babilonia, kawasan Suriah- Irak sekarang ini;setelah dewasa dan diangkat sebagai nabi/rasul barulah beliau hijrah ke Mesir. Pendapat kedua ini dikuatkan oleh sebuah hadis yang berisi dialog panjang antara Rasulullah dengan Abū Žarr al-Gifāri di Masjid Nabawi, 

“Aku (Abū Žar) bertanya, “Wahai Rasulullah, berapakah jumlah nabi?” Beliau menjawab, “120 ribu.” Aku bertanya kembali, “Dari sekian banyak nabi, berapakah yang juga merupakan rasul?” Beliau menjawab, “313, suatu jumlah yang banyak.” Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, “Siapakah yang paling dahulu di antara mereka?” Beliau menjawab, “Adam.” Aku masih terus bertanya, “Apakah Adam adalah nabi yang juga seorang rasul?” Beliau menjawab, “Betul. Allah menciptakannya dengan Tangan-Nya, meniupkan ke dalam diri Adam roh-Nya, dan mengajaknya berbicara dengan langsung.” Beberapa saat kemudian beliau melanjutkan, “Wahai Abū Žar, ada empat nabi yang berbangsa Suryani (Syria- Babilonia). Mereka adalah Adam, Syis, Akhnukh;dia adalah Idris, orang yang pertama kali menulis dengan qalam;dan Nuh. Lalu ada empat nabi yang berbangsa Arab. Mereka adalah Hud, Syu‘aib, Salih, dan Nabimu, Muhammad șallallāhu ‘alaihi wa sallam.” (Riwayat Ibnu Ĥibbān dalam Șaĥīĥ-nya dari Abū Žar dengan sanad daif)  

Orang Ibrani menyebut Idris sebagai Khanukh, sedang dalam bahasa Arab Idris disebut Ukhnukh. 

Kitab Perjanjian Lama menyebutnya  sebagai Enoch atau Henoch. Al-Qur'an menyebutnya dengan nama sebutan Idris, yang dalam Bahasa Arab berakar darikata darasa atau darisa, yang berarti “belajar”, karena ketekunan beliau dalam membaca dan mempelajari Kitab Alla

Adapun kata Enoch dalam Bahasa Ibrani mempunyai arti pemula (the initiate) atau the insightful one. Orang- orang Mesir dan Yunani mengenal Nabi Idris dengan nama Harmas al- Haramisah, atau Hermes al-Awwal. 

Dengan demikian, nama asli  beliau sangat mungkin adalah Akhnukh Nasab Nabi Idris atau Nabi Akhnukh menurut sejarawan Al-Maghluts adalah Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syis bin Adam. Sedang menurut Suratno dalam bukunya, nasab beliau adalah Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qitan bin Atusy bin Syis bin Adam.    

Diangkat ke Surga

Al-Bukhari dan Muslim, dalam sebuah hadis panjang yang menceritakan Isra' dan Mi‘raj Nabi Muhammad meriwayatkan bahwa dalam mi‘rajnya beliau berjumpa dengan Nabi Idris di langit keempat.  

Ketika Jibril dan Rasulullah berpapasan dengan Idris, ia menyambut, “Selamat datang, wahai Nabi dan saudara yang saleh.” Anas melanjutkan ceritanya, “Kemudian berlalulah beliau (Idris). Aku (Rasulullah) bertanya kepada Jibril, “Siapakah dia?” Jibril menjawab, “Dia adalah Idris.” (Riwayat al-Bukhāri dan Muslim dari Anas bin Mālik) 

Al- Qur'an menceritakan bahwa Idris diangkat ke tempat yang tinggi, “wa rafa‘nāhu makānan ‘aliyyā.” Dari beberapa penafsiran terhadap ayat ini, satu di antaranya menyatakan bahwa Allah mengangkat Nabi Idris ke langit atau surga, dan dengan demikian beliau dalam kondisi hidup, tidak wafat. 

Sejumlah riwayat menyebutkan bahwa Nabi Idris AS dicabut nyawanya oleh Malaikat Izrail di langit keempat. 

Nabi Idris mengajaknya bicara hingga malaikat tersebut menunda mencabut nyawanya. Malaikat itu lalu membawa Idris ke langit dengan kedua sayapnya. Sesampainya mereka di langit ke- empat, malaikat itu bertanya, 

“Aku sebenarnya diutus untuk mencabut nyawamu di langit keempat. Mendapat perintah demikian, aku pun bertanya, ‘Bagaimana caranya, sedang dia (Idris) ada di bumi (ketika aku mendapat perintah demikian).’” Ketika Idris menoleh, Malaikat Maut menatapnya kemudian mencabut nyawanya di tempat itu. 

Betah di Surga

Ada pula tafsiran lain yang menyatakan bahwa dalam sebuah riwayat dikisahkan bagaimana Nabi  Idris didatangi Malaikat Maut.  

Malaikat Izrail sangat mengagumi Nabi Idris AS karena ketaatannya kepada Allah SWT dan kepandaiannya. Malaikat Izrail berkeinginan untuk menemui Nabi Idris AS agar lebih mengenal dirinya. 

Malaikat Izrail lantas meminta izin kepada Allah SWT untuk turun ke bumi. Secara diam-diam Malaikat Izrail menyamar menjadi laki-laki yang tampan dan bertamu ke rumah Nabi Idris AS. 

Nabi Idris AS pun mempersilahkan tamunya yang mengetuk pintu rumahnya untuk masuk ke dalam rumah. Sesampainya di dalam rumah, Malaikat Izrail mengungkapkan kepada Nabi Idris bahwa dirinya ingin mengenal lebih dekat. 

Nabi Idris AS lantas mengajak Malaikat Izrail untuk menginap dirumahnya. Kegiatan di dalam rumah tidak banyak dihabiskan untuk berbincang, melainkan dihabiskan untuk terus beribadah kepada Allah SWT. 

Malaikat Izrail pun diajak untuk makan oleh Nabi Idris AS yang kemudian dia tolak dengan alasan dirinya ingin melanjutkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal yang sama terjadi ketika Nabi Idris AS mengajaknya untuk tidur karena sudah malam, namun tamunya tersebut tetap menolak dan ingin melanjutkan ibadahnya. 

Keesokan harinya, kejadian yang sama berulang yang membuat Nabi Idris AS terheran-heran. Lantas Nabi Idris AS pun bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya tamunya itu. Dengan hati-hati, beliau pun menanyakan hal itu. 

"Saya adalah malaikat maut," kata sang tamu. 

Nabi Idris AS pun sangat kaget mendengar pernyataan Malaikat Izrail. Ia mengira malaikat itu datang untuk mencabut nyawanya namun dibantah oleh Malaikat Izrail karena tujuannya datang adalah untuk mengenal Nabi Idris AS lebih jauh. 

Setelah itu Malaikat Izrail dibuat kaget dengan permintaan Nabi Idris AS yang menyatakan bahwa dirinya ingin merasakan dicabut nyawanya. Lalu atas izin Allah SWT, nyawa Nabi Idris AS pun dicabut oleh Malaikat Izrail dengan selembut- lembutnya. 

Nabi Idris AS juga meminta untuk ditunjukkan surga dan neraka dan diizinkan oleh Allah SWT. Beliau sangat terkejut ketika melihat neraka yang sangat menyeramkan itu. 

Sebaliknya, ketika di surga ia menunjukkan rasa kekaguman yang sangat besar. Sebab, ia bisa melihat sungai-sungai yang mengalirkan air jernih, pohon-pohon rindang, buah-buah yang lezat, serta pemandangan indah lainnya. 

Berkali-kali dirinya mengucapkan, "Subhanallah, subhanallah, subhanallah," dan juga menunjukkan rasa syukurnya terhadap apa yang dirasakannya dan dilihatnya sambil terus berucap, "Alhamdulillah, alhamdulillah," 

Saat sudah waktunya keluar surga, beliau teringat bahwa sandalnya masih tertinggal di dalam surga. Beberapa sumber menyebutkan sandal Nabi Idris AS berada di bawah pohon yang rindang. Lalu dirinya masuk lagi untuk mengambilnya. 

Selang beberapa saat, Malaikat Izrail kebingungan karena Nabi Idris AS tidak segera keluar dari sana. Ternyata, Nabi Idris AS tidak ingin meninggalkan surga Allah SWT tersebut dan ingin tetap berada di sana. 

Atas izin Allah SWT, akhirnya Nabi Idris AS diperbolehkan oleh Allah SWT untuk tetap tinggal di surga keempat tanpa menunggu datangnya hari kiamat. 



Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group